Sukses

Sambil Ngabuburit, Kenali 4 Kebiasaan Sepele yang Bikin Motor Cepat Rusak

Liputan6.com, Jakarta - Sepeda motor merupakan pilihan yang tepat bagi Anda yang tak ingin terjebak kemacetan menjelang jam berbuka puasa selama Ramadhan 2023. 

Dilansir Wahana Honda, motor memang menjadi pilihan terbaik untuk menembus kemacetan di ibu kota. Sayangnya, banyak pemilik sering melakukan kesalahan sepele yang berpotensi merusak sepeda motor.

Berikut ini rincian kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan oleh pengendara motor.

1. Mencuci Motor di bawah sinar mentari

Kebanyakan orang mencuci motornya di bawah terik matahari dengan tujuan motor cepat kering. Namun hal ini ternyata salah besar.

Cuci motor di bawah terik matahari bisa membuat warna bodi motor belang. Apalagi, kamu menggunakan sabun yang bukan untuk khusus motor.

2. Keempat, menggunakan sparepart palsu

Si penjual pun sering mengklaim sparepart KW tidak jauh beda kualitasnya dengan sparepart asli. Tak disadari, motor bisa lebih mudah rusak. Kamu bisa lebih banyak mengeluarkan uang untuk perbaikan.

3. Menunda isi angin ban

Ban terasa aneh, motor pun sering kurang stabil saat melaju kencang. Biasanya, hal ini diakibatkan kurangnya tekanan angin pada ban. Ban kurang angin bisa membuat permukaannya terkoyak dan pelek bengkok.

4. Memakai bensin oplosan

Biasanya ini dilakukan oleh orang-orang yang ingin berhemat. Hal ini disebabkan oleh bensin oplosan bukanlah bensin murni dan sudah dioplos dengan bahan lain.

Kalau terus memakai bensin ini, mesin motor akan rusak dan menimbulkan korosi. Lebih baik kamu mengeluarkan uang berlebih untuk membeli bensin di SPBU agar motor tetap awet.

Sumber: Dream.co.id

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keluar Asap Putih dari Knalpot, Bisa Jadi Komponen-Komponen Ini yang Bermasalah

Jika motor 4-Tak mengeluarkan asap putih dari knalpot, ini menandakan ada masalah pada salah satu komponen mesin. 

Asap putih yang keluar dari knalpot mesin 4-tak umumnya dikarenakan oleh pelumas atau oli yang ikut terbakar pada ruang bakar.

"Hal ini disebabkan karena adanya kebocoran pada komponen-komponen diantaranya ring piston yang sudah aus, piston yang sudah aus, linner atau blok silinder yang sudah aus, gasket atau paking kepala silinder, dan valve guide serta sealnya yang mengalami kerusakan atau keausan," buka Ade Rohman, Technical Service Sub Dept. Head PT Daya Adicipta Motora.

Lalu Ade Rohman membeberkan kerusakan pada komponen-komponen tersebut, yang menjadi sebab asap putih keluar dari knalpot. Berikut penjabarannya:

1. Ring piston aus

Ring piston berfungsi untuk menjaga kompresi dan menyapu oli di dinding silinder agar tidak masuk ke ruang bakar.

Jika ring piston aus, bisa dipastikan oli akan merembes masuk ke ruang bakar sehingga akan terbakar bersama bahan bakar pada saat proses pembakaran. Imbasnya, muncullah asap putih yang keluar melalui knalpot.

2. Piston aus

Lantaran piston sebagai tempat dudukan ring piston, maka ketika piston mengalami keausan melebihi batas servis, bisa dipastikan oli merembes ke ruang bakar karena ring piston tidak bisa duduk dengan sempurna.

Dengan demikian, keluarlah asap putih pada knalpot.

3. Liner atau blok slinder aus

Bagian liner juga akan mempengaruhi kinerja ring piston, sehingga oli sangat mudah merembes ke ruang bakar.

4. Gasket atau packing kepala silinder

Jika paking kepala silinder mengalami keausan, oli di saluran pelumasan dari pompa oli menuju ke bagian atas mesin akan merembes ke ruang bakar.

5. Valve guide atau bos klep dan seal

Kerusakan pada komponen tersebut menyebabkan oli mesin merembes masuk ke ruang bakar.

Faktor Penyebab

Menurut Ade Rohman, kerusakan ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya, masa pakai mesin sudah lama, perawatan saringan udara tidak sesuai dengan jadwal servis berkala, penggantian dan penggunaan oli tidak mengikuti aturan yang berlaku.

"Sebagai contoh SAE oli yang dipakai tidak sesuai spesifikasi yang dianjurkan oleh pabrikan, kemudian terlambat melakukan penggantian oli sehingga kapasitas oli berkurang dan volume pelumasan menjadi kurang," jelasnya.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk meminimalisir pencegahan di atas, mulai dari perawatan sesuai dengan petunjuk atau buku pedoman pemilik dan buku servis yang dikeluarkan oleh pabrikan.

"Kemudian sebagai patokan untuk melakukan servis dan ganti oli bisa mengikuti aturan jarak atau kilometer serta aturan waktu atau bulan tergantung mana yang lebih dulu dicapai," pungkas Ade.

Sumber: Otosia.com

  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.