Sukses

Wijaya Karya Garap Proyek Pengolahan Air Limbah di Jakarta Rp 3,3 Triliun

Lingkup pekerjaan Wijaya Karya (WIKA) dalam proyek ini berupa pengerjaan konstruksi stasiun pompa.

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) berhasil mendapatkan kontrak baru pada penghujung 2022. Wijaya Karya yang tergabung dalam Konsorsium Obayashi - Jaya Konstruksi - JFE Engineering ditunjuk oleh PUPR untuk mengerjakan Jakarta Sewerage Development Project (JSDP) dengan nilai kontrak Rp 3,33 triliun.

Kesepakatan tersebut tertuang dalam kontrak kerja sama yang ditandatangani oleh PPK Air Minum dan Sanitasi Satker Pelaksanaan Prasarana Pemukiman Wilayah Jakarta Metropolitan, Sean Alva Yasin dengan Masao Hino sebagai perwakilan Konsorsium di Jakarta, pada Kamis pekan lalu. 

Proyek ini merupakan salah satu prioritas pembangunan infrastruktur air limbah di DKI Jakarta yang diharapkan dapat melayani 80 persen populasi di kawasan Pluit dan ditargetkan dapat beroperasi dalam 54 bulan.

Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito menuturkan, melalui kerjasama dalam KSO Obayashi -WIKA - Jakon - JFE, WIKA dengan porsi sebesar 20 persen sendiri sendiri akan mengerjakan JSDP zona 1 yang akan berlokasi di Pluit, Jakarta Utara dan ditargetkan akan melayani tiga kota administrasi, yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Barat dan Jakarta Utara.

Lingkup pekerjaan WIKA dalam proyek ini berupa pengerjaan konstruksi stasiun pompa menggunakan pneumatic caisson, dan untuk sistem pengolah limbah, desainnya menggunakan teknologi A2O+ Membrane Bio Reactor dengan high rate filter.

"Proyek ini wujud dukungan WIKA untuk peningkatan kesehatan masyarakat Jakarta yang bebas limbah melalui pembangunan sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat,” ujar Agung dalam keterangan tertulis, ditulis Selasa (27/12/2022).

Proyek ini menambah rekam jejak Wijaya Karyadalam mengerjakan infrastruktur pengelolaan air di DKI Jakarta. Saat ini, WIKA mengerjakan proyek Sudetan Ciliwung Kanal Banjir Timur, setelah sukses menyelesaikan pembangunan Rumah Pompa Air Sention - Ancol. 

Agung berharap, dengan dukungan dari Kementerian PUPR, Pemerintah Daerah DKI Jakarta, KSO Obayashi - WIKA - Jakon - JFE dapat melaksanakan pekerjaan sesuai target waktu dan tepat mutu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Genjot Ekosistem Kendaraan Listrik, IBC Ambil Alih Sebagian Saham Entitas Wijaya Karya

Sebelumnya, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) merampungkan transaksi afiliasi senilai Rp 257 miliar. Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin 19 Desember 2022, transaksi tersebut melibatkan entitas anak yakni PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi  (WIKO) dan PT Wijaya Karya Industri Manufaktur (WIMA).

Dalam rangka menunjang percepatan pertumbuhan WIMA, WIKON berencana untuk menjual sebagian sahamnya pada WIMA kepada investor strategis, yaitu PT Industri Baterai Indonesia (IBC) sebesar 34.409 lembar saham atau senilai Rp 192 miliar.

Dengan penjualan tersebut, IBC akan menjadi pemegang saham pengendali WIMA dengan kepemilikan sebesar 53,93 persen dan WIKON terdilusi menjadi pemegang saham WIMA dengan  kepemilikan 46,04 persen.

Setelah rencana tersebut terealisasi, WIMA akan melakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor melalui pengeluaran saham baru dalam simpanan (portepel) sebanyak-banyaknya sebesar Rp 129 miliar dengan nilai nominal Rp 1 juta yang diambil masing-masing oleh pemegang saham.

Antara lain IBC mengambil 64 ribu lembar saham senilai RP 64 miliar dalam bentuk setoran tunai. Kemudian WIKON mengambil sisa saham yang tidak diambil bagian yaitu sebanyak 65 ribu lembar saham dengan nilai nominal seluruhnya Rp 65 miliar dari porsi kepemilikan saham WIKON di WIMA dalam bentuk konversi pinjaman jangka pendek (debt to equity swap).

Perseroan melalui WIKON dapat memperoleh kas atas penjualan sebagian saham pada WIMA yang dapat digunakan untuk pengembangan usaha WIKON. transaksi ini juga mempercepat pertumbuhan WIMA melalui masuknya investor strategis sehingga akan meningkatkan kinerja keuangan perseroan secara konsolidasi.

Dengan terlaksananya transaksi, kebutuhan investasi WIMA dapat dibagi secara proporsional dengan IBC sehingga mengurangi risiko WIKON. Selain itu, sebagai upaya percepatan pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia melalui sinergi yang baik antar BUMN untuk membangun mata rantai ekosistem dari electric vehicle (EV) di Indonesia).

 

3 dari 4 halaman

Wijaya Karya Tambah Setoran Modal di Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Sebelumnya, PT Wijaya Karya Tbk menambah setoran modal dengan skema konversi uang muka setoran modal menjadi setoran modal dan tunai kepada PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (20/11/2022), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) menambah setoran modal pada PSBI dengan skema konversi uang muka setoran modal menjadi setoran modal Rp 6,1 triliun.

Perseroan juga memiliki komitmen setoran tunai untuk kebutuhan biaya usaha PSBI sebesar Rp 33,9 miliar. Perseroan telah melakukan setoran tunai pada PSBI untuk keperluan tersebut sebesar Rp 22,42 miliar.

Dengan demikian, sisa setoran tunai yang harus disetorkan perseroan pada PSBI sebesar Rp 11,51 miliar. Oleh karena itu, Perseroan juga akan melakukan setoran tunai Rp 11,51 miliar untuk komitmen perseroan dalam memenuhi kebutuhan biaya operasi PSBI pada 2022 yang akan direalisasikan setelah PSBI menyampaikan permohonan tambahan setoran modal kepada pemegang saham PSBI.

Selain itu, penambahan setoran modal perseroan pada PSBI seluruhnya sebesar-besarnya Rp 6,1 triliun dengan nilai transaksi saham PSBI adalah Rp 1.000.000 per saham.

 

4 dari 4 halaman

Komposisi Pemegang Saham

“Atas rencana penambahan setoran modal dengan skema konversi uang muka setoran modal menjadi setoran modal dan setoran tunai pada PSBI oleh perseroan untuk biaya operasi PSBI 2022 senilai Rp 6,1 triliun,” tulis perseroan dalam keterbukaan informasi BEI.

Perseroan menyatakan, pemegang saham PSBI turut melakukan konversi uang muka setoran modal menjadi setoran modal dan tunai.

Dengan demikian, transaksi komposisi pemegang saham PSBI akan berubah dengan transaksi tersebut antara lain PT Wijaya Karya Tbk menjadi 39,11 persen dari sebelumnya 38 persen, PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebesar 51,38 persen dari sebelumnya 25 persen, PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) sebesar 1,21 persen dari sebelumnya 25 persen, PT Jasa Marga Tbk (JSMR) sebesar 8,3 persen dari sebelumnya 12 persen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.