Sukses

ISIS Serang Masjid di Afghanistan Ketika Ada Sholat Berjamaah, 10 Orang Tewas

ISIS sudah mengaku bertanggung jawab atas serangan di masjid Si-Dukan, Afghanistan.

Liputan6.com, Kabul - Anggota ISIS (Daesh) melakukan serangan bom di Masjid Si-Dukan yang berlokasi di provinsi Balkh, Afghanistan. Sekiar 10 orang dilaporkan tewas.

Dilaporkan TOLO News, Jumat (22/4/2022), ada sekitar 400 orang yang sedang beribadah di masjid tersebut ketika ISIS menyerang. ISIS telah bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Kepala departemen keamanan provinsi, Mohammad Asif Waziri, berkata peristiwa itu terjadi karena peledak yang ada di dalam masjid. "Saya hanya bisa berkata ledakan karena peledak," ujarnya.

"Sayangnya, 25 orang martir dan terluka. Sekitar 10 orang menjadi martir dan 15 lainnya terluka."

Salah satu saksi mata bernama Idris berkata korban sekitar 20 hingga 25 orang. Korban paling parah berasa di shaf pertama dan kedua masjid. Jemaah di barisan ketiga dan keempat selamat.

Ada juga sumber yang memperkirakan jumlah korban luka dan tewas lebih tinggi.

Saksi lain berkata ada sekitar 400 orang yang datang ke masjid untuk beribadah. Seorang saksi bernama Mohamad Yasin berkata kejadian itu sangat mengerikan dan jumlah korban tinggi.

Masjid itu juga dipakai sebagai tempat beribadah warga Syiah. "Warga Syiah kami berkumpul untuk beribadah di sini. Saya sempat ke rumah sakit untuk donasi darah tetapi tak diizinkan. Korbannya tinggi," ujar saksi bernaama Sayed Ali.

Peristiwa ledakan masih kerap terjadi di beberapa wilayah Afghanistan. Pada awal bulan ini, enam orang terluka akibat ledakan di ibu kota Kabul.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ledakan di Sekolah Afghanistan

Tiga ledakan mengguncang sebuah sekolah menengah di Kabul barat pada Selasa (19/4), menewaskan beberapa orang. Demikian menurut pejabat keamanan dan kesehatan Afghanistan.

Mengutip NDTV, banyak penduduk di lingkungan itu berasal dari komunitas Syiah Hazara, minoritas etnis dan agama yang sering menjadi sasaran kelompok teroris Sunni, termasuk ISIS.

"Tiga ledakan telah terjadi ... di sebuah sekolah menengah, ada beberapa korban dari orang-orang Syiah kami," kata Khalid Zadran, juru bicara komandan Kabul.

Kepala departemen perawatan rumah sakit, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan setidaknya empat orang tewas dan 14 terluka dalam ledakan itu.

Laporan Gulf News mengatakan, sejauh ini belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menyusul jeda kekerasan selama bulan-bulan musim dingin dan setelah pasukan asing mundur tahun lalu.

Taliban mengatakan mereka telah mengamankan negara itu sejak mengambil alih kekuasaan pada Agustus 2021, tetapi para pejabat dan analis internasional mengatakan bahwa risiko kebangkitan militan tetap ada dan kelompok militan ISIS telah mengklaim beberapa serangan besar.

3 dari 4 halaman

Serangan Granat di Masjid

Sebelumnya, sedikitnya enam orang terluka dalam ledakan granat di sebuah masjid di daerah padat penduduk di ibu kota Afghanistan, Kabul, kata polisi, beberapa menit setelah jemaah shalat zuhur.

Serangan terhadap sasaran publik sebagian besar telah berkurang sejak Taliban merebut kekuasaan pada Agustus tahun lalu, tetapi afiliasi ISIL (ISIS) terus beroperasi di beberapa bagian negara itu. Demikian seperti dikutip dari laman Al Jazeera, Kamis (7/4)

"Kami telah selesai sholat dan sedang menuju keluar dari masjid ketika ledakan terjadi," kata jemaah Mohammed Yasin kepada kantor berita AFP.

Juru bicara polisi Kabul Khalid Zadran mengatakan kepada AFP sebuah granat dilemparkan ke masjid Pul-e-Khisti dan seorang tersangka ditangkap di tempat kejadian. Masjid ini terletak di daerah padat penduduk Kabul dan dikelilingi oleh toko-toko dan pasar yang sibuk.

Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab, tetapi kelompok ISIS Provinsi Khorasan (ISKP, ISIS-K) telah melakukan serangan baru-baru ini di Kabul dan kota-kota lain.

4 dari 4 halaman

ISIS Bakal Manfaatkan Perang Rusia Ukraina untuk Balas Kematian Pemimpinnya

Pemimpin kelompok ISIS dilaporkan tewas pada awal Februari 2022 saat ia meledakkan bom untuk menghindari penangkapan, ketika AS melakukan penyerbuan di wilayah Suriah barat laut, kata Gedung Putih dan para pejabat pertahanan AS.

Pada 10 Maret, kelompok itu mengonfirmasi kematiannya dan bekas juru bicara kelompok itu. ISIS kemudian mengangkat Abu Hasan Al-Hashemi Al-Qurashi sebagai pemimpin yang baru.

Mengutip VOA Indonesia, Senin (18/4), ISIS kemudian pada Minggu 17 April berjanji akan melakukan "pembalasan" atas pembunuhan bekas pemimpinnya. Kelompok militan itu menyerukan para pendukungnya untuk memanfaatkan perang Rusia Ukraina guna merencanakan serangan di Eropa.

"Kami mengumumkan, kampanye pembalasan yang diberkati atas kematian Abu Ibrahim al-Qurashi dan bekas juru bicara kelompok itu," demikian menurut sebuah pesan audio dari kelompok tersebut yang disebarkan lewat aplikasi pesan Telegram.

Juru bicara baru kelompok ISIS, Abu-Omar Al-Muhajir, juga menyerukan para pendukungnya untuk memulai lagi serangan di Eropa, dengan memanfaatkan "peluang yang tersedia" di mana "orang-orang bertikai satu sama lain" -- merujuk pada invasi Rusia ke Ukraina.

Sejauh ini tak banyak yang diketahui mengenai pemimpin baru itu, yang merupakan pemimpin ketiga ISIS sejak kelompok itu dibentuk.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.