Sukses

Wall Street Tertekan Saham Apple dan Goldman Sachs

Wall Street melemah karena saham Apple dan Goldman Sachs menyeret turun sektor teknologi dan keuangan.

Liputan6.com, New York - Indeks utama Wall Street berguguran pada Senin (Selasa pagi WIB) karena saham Apple Inc (AAPL.O) dan Goldman Sachs Group Inc (GS.N) menyeret turun sektor teknologi dan keuangan.

Dilansir dari Reuters, Selasa (13/11/2018), indeks Dow Jones Industrial Average turun 602,12 poin atau 2,32 persen menjadi 25.387,18, indeks S&P 500 kehilangan 54,79 poin atau 1,97 persen menjadi 2.726,22 dan Nasdaq Composite turun 206,03 poin atau 2,78 persen menjadi 7.200,87.

Saham Apple turun 4,7 persen setelah beberapa pemasok ke perusahaan, termasuk Lumentum Holdings Inc, yang komponennya menggerakkan teknologi Face ID iPhone, memangkas proyeksi kinerja mereka. Penurunan Apple menghambat Nasdaq hingga turun lebih dari 2 persen.

Saham Lumentum anjlok 32,7 persen. Saham beberapa produsen chip yang dijual ke Apple, seperti Cirrus Logic Inc, Qorvo Inc dan Skyworks Solutions Inc juga turun. Indeks SE Semiconductor di Philadelphia turun 4,2 persen.

"Pemasok Apple memiliki beberapa masalah. Bisa jadi permintaan dunia (untuk iPhone) mendingin,” kata J.J. Kinahan, kepala strategi pasar di TD Ameritrade di Chicago.

Saham Goldman Sachs turun 7,2 persen setelah Bloomberg melaporkan bahwa Menteri Keuangan Malaysia Lim Guan Eng mengatakan negara itu mencari pengembalian penuh dari semua biaya yang dibayarkan ke Wall Street Bank terkait skandal lembaga investasi 1Malaysia Development Berhad (1MDB)yang melibatkan mantan Perdana Menteri Najib Razak. Goldman Sachs adalah hambatan terbesar di Dow, yang turun hampir 2 persen.

Di antara 11 sektor utama S & P 500, teknologi dan saham keuangan sangat membebani indeks. Indeks sektor teknologi S&P 500 turun 3,3 persen, dan indeks sektor keuangan turun 1,8 persen.

"Ini adalah penjualan yang buruk di seluruh papan, dipimpin Apple dan Goldman," kata Kinahan.

Saham General Electric Co turun 7,2 persen setelah Chief Executive Officer Larry Culp mengatakan perusahaan itu dibebani dengan terlalu banyak utang dan akan segera menjual aset untuk mengurangi tingkat leverage. Saham turun di bawah USD 8 untuk pertama kalinya sejak Maret 2009.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini