Sukses

Mengenal 2 Emiten Besutan Boenjamin Setiawan di BEI

Selain mendirikan Kalbe Farma, Boenjamin Setiawan juga mengendalikan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA).

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri perusahaan farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) Boenjamin Setiawan meninggal dunia, Selasa 4 April 2023. Boenjamin wafat dalam usia 90 tahun.

Boenjamin Setiawan bersama saudara-saudaranya mendirikan PT Kalbe Farma Tbk di sebuah garasi di Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada 10 September 1966. Awalnya Kalbe menggarap obat-obat etikal (obat dengan resep dokter), dan berlanjut memproduksi obat-obat bebas (over the counter/OTC).

Perusahaan itu belakangan berkembang menjadi Kalbe Group dan bertransformasi menjadi penyedia solusi kesehatan terintegrasi melalui empat kelompok divisi usahanya. Antara lain Divisi Obat Resep, Divisi Produk Kesehatan, Divisi Nutrisi, serta Divisi Distribusi and Logistik.

Keempat divisi usaha tersebut mengelola portofolio produk obat resep dan obat OTC yang komprehensif, minuman energi, produk-produk nutrisi dan alat-alat kesehatan, dengan dukungan jaringan distribusi yang menjangkau lebih dari satu juta outlet di seluruh kepulauan Indonesia.

Kalbe Farma menjadi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) pada 30 Juli 1991. Saat itu, perseroan menerbitkan 10 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 10 per lembar. Harga pelaksanaan dipatok sebesar Rp 7.800 per lembar. Sehingga perseroan mengantongi Rp 78 miliar dari IPO.

Pemegang saham perseroan saat ini antara lain PT Ladang Ira Panen 10,46 pesen, PT Gira Sole Prima dengan porsi 10,29 persen, dan PT Sentra Sehat Sanadi 10,07 persen.

Lalu PT Diptanala Bahana 9,5 persen, PT Lucasta Murni Cemerlang 9,47 persen, PT Bina Arta Charisma 8,2 persen. Sisanya 40,69 persen merupakan kepemilikan publik dan 1,32 persen merupakan saham treasury.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Mitra Keluarga Karyasehat

Selain Kalbe Farma, Dr. Boen, begitu dia dipanggil, juga mengendalikan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA), salah satu perusahaan yang bergerak pada sektor pelayanan kesehatan. Sejarah Mitra Keluarga diawali lebih dari 30 tahun yang lalu. Pada 1989, Mitra Keluarga Karyasehat mengoperasikan rumah sakit pertamanya, RS Mitra Keluarga Jatinegara.

Tempat ini merupakan rumah sakit bersalin sederhana berkapasitas 35 tempat tidur. Setelah berhasil memperluas jaringan rumah sakit di sejumlah daerah, pada Maret 2015 perseroan menjadi perusahaan publik dengan mencatatkan sahamnya di BEI.

Perseroan saat itu menerbitkan 261,91 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 10 per saham dalam rangka penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Harga penawaran dipatok sebesar Rp 17.000, sehingga perseroan mengantongi Rp 4,45 triliun dari IPO.

Pemegang saham perseroan saat ini, mayoritas atau sebesar 62,14 persen dimiliki oleh PT Griyainsani Cakrasadaya. Sisanya 35,18 persen merupakan kepemilikan publik dan sekitar 2,38 persen merupakan saham treasury.

 

 

3 dari 3 halaman

Profil Boenjamin Setiawan

Boenjamin Setiawan menjadi Presiden Komisaris PT Kalbe Farma Tbk sejak 1991-2008. Mengutip laporan tahunan perseroan, Boenjamin Setiawan dikirim ke University of California San Francisco Medical Center sebagai dosen muda bagian Farmakologi FKUI.

Sejak 1955-1986, ia menjabat sebagai dosen pengajar bagian Farmakologi FKU I. Boenjamin Setiawan lulus sebagai dokter dari Universitas Indonesia pada 1958. Ia memperoleh gelar Ph.D dari University of Californa San Francisco pada 1961. Demikian mengutip dari laporan tahunan perseroan.

Boenjamin mendirikan Kalbe Farma pada 1966 yang berawal dari garasi. Kalbe Farma pun menjadi perusahaan telah jauh berkembang dari usaha sederhana di sebuah garasi menjadi perusahaan farmasi terdepan di Indonesia.

Melalui proses pertumbuhan organik dan penggabungan usaha serta akuisisi, Kalbe telah tumbuh dan bertransformasi menjadi penyedia solusi kesehatan terintegrasi melalui empat kelompok divisi usahanya.

Adapun keempat kelompok divisi usaha tersebut, antara lain Divisi Obat Resep (kontribusi 23 persen), Divisi Produk Kesehatan (kontribusi 17 persen), Divisi Nutrisi (kontribusi 30 persen), serta Divisi Distribusi and Logistik (kontribusi 30 persen).

Keempat divisi usaha ini mengelola portofolio obat resep dan obat bebas yang komprehensif, produk-produk minuman energi dan nutrisi, serta usaha distribusi yang menjangkau lebih dari satu juta outlet di seluruh kepulauan Indonesia.

Sementara itu, di pasar internasional, Kalbe Farma telah hadir di negara-negara ASEAN, Nigeria, dan Afrika Selatan, dan menjadi perusahaan produk kesehatan nasional yang dapat bersaing di pasar ekspor.

Sejak pendiriannya, Kalbe Farma menyadari pentingnya inovasi untuk mendukung pertumbuhan usaha. Alhasil, Kalbe telah membangun kekuatan riset dan pengembangan dalam bidang formulasi obat generik dan mendukung peluncuran produk konsumen dan nutrisi yang inovatif. 

Melalui aliansi strategis dengan mitra-mitra internasional, Kalbe telah merintis beberapa inisiatif riset dan pengembangan yang banyak terlibat dalam kegiatan riset mutakhir di bidang sistem penghantaran obat, obat kanker, sel punca dan bioteknologi.

Tak hanya itu, didukung lebih dari 17.000 karyawan, kini Kalbe telah tumbuh menjadi penyedia layanan kesehatan terbesar di Indonesia, dengan keunggulan keahlian di bidang pemasaran, branding, distribusi, keuangan serta riset dan pengembangan. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini