Sukses

IHSG Berpeluang Naik, Simak Saham Pilihan Ini

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, pola gerak IHSG terlihat masih betah berada dalam rentang konsolidasi wajar.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang konsolidasi pada perdagangan saham Rabu, (28/4/2021).

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, pola gerak IHSG terlihat masih betah berada dalam rentang konsolidasi wajar.  Ia menambahkan, gelombang tekanan masih terlihat akan berlanjut jika IHSG tidak dapat mempertahankan level support terdekat IHSG.

Fluktuasi nilai tukar rupiah dan harga komoditas juga turut memberikan sentimen terhadap pergerakan IHSG. IHSG berpotensi bergerak dalam rentang konsolidasi wajar.

"IHSG akan bergerak di kisaran 5.827-6.088," ujar William dalam catatannya, Rabu (28/4/2021).

Sementara itu, Head of Research PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menuturkan, IHSG berpotensi mencoba menguat secara teknikal. IHSG akan bergerak di kisaran 5.924-6.031.

"Secara teknikal IHSG kembali gagal break out moving average lima hari di level 5.985 pada saat mulai bergerak pada level support lower bollinger bands. Indikator stochastic golden cross pada area oversold dengan kondisi undervalue indikator MACD,” ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sektor Tambang Pimpin Penguatan pada 27 April 2021

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa, 27 November 2021, IHSG melemah tipis 0,09 persen ke posisi 5.59,62 meski pun saham di sektor tambang naik 3,32 persen setelah saham PT Bayan Resources Tbk alami penguatan signifikan dengan laporan yang naik lebih dari 300 persen.

Saham-saham di sektor industri dasar melemah 1,73 persen menjadi pemberat pergerakan IHSG hingga akhir sesi perdagangan.

Lanjar mengatakan, saham-saham peternakan alami penurunan signifikan akibat  rencana pemerintah impor ayam dari Brazil. “Hal tersebut menjadi faktor utama alasan investor melakukan aksi  profit taking,” ujar dia.

Di sisi lain, Analis PT Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas menuturkan, penguatan sektor tambang bukan dari saham PT Adaro Energy Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Indotambang Raya Tbk, dan PT Harum Energy Tbk. Oleh karena itu, ia menilai, penguatan sektor tambang tidak menggambarkan kembali menarik.

Sukarno menambahkan, kenaikan berasal dari dari saham PT Golden Energy Mines Tbk, PT Bayan Resources Tbk, yang likuiditasnya kecil.

"PT Golden Energy Mines sudah dua hari auto rejection atas. Lebih spekulasi atau ada rumor yang bisa orang berspekulasi beli saham itu,” kata Sukarno saat dihubungi Liputan6.com.

3 dari 3 halaman

Saham Pilihan

Untuk pilihan saham, Lanjar memilih saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Harum Energy Tbk (HRUM).

Selain itu, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Malindo Feedmil Tbk (MAIN), PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA), PT PP Tbk (PTPP), PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

Sedangkan William memilih saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), AALI, PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), dan PT Nippon Indosari Tbk (ROTI).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.