Sukses

Iran Kecam Serangan Militer Terbaru Israel dan Turki di Suriah

Liputan6.com, Teheran - Menteri luar negeri Iran hari Sabtu mengutuk serangan udara Israel di Suriah pada awal hari itu dan mengatakan Teheran menentang setiap operasi militer oleh Turki di utara Suriah.

Hossein Amirabdollahian membuat komentarnya pada awal kunjungan ke ibu kota Suriah Damaskus, di mana ia diharapkan untuk membahas hubungan timbal balik dan urusan regional dengan pejabat tinggi Suriah.

Iran telah menjadi salah satu pendukung terkuat Presiden Suriah Bashar Assad, mengirim ribuan pejuang dari seluruh wilayah untuk membantu pasukannya dalam konflik 11 tahun Suriah. Perang telah menewaskan ratusan ribu orang dan menggusur setengah populasi sebelum perang di negara itu yang berjumlah 23 juta.

Kunjungan Amirabdollahian terjadi beberapa jam setelah Israel melakukan serangan udara di sebuah desa pesisir Suriah dekat perbatasan dengan Lebanon melukai dua orang, media pemerintah Suriah melaporkan, dikutip dari the Independent, Sabtu (2/7/2022).

Itu juga terjadi setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berulang kali mengatakan dia merencanakan operasi militer besar untuk menciptakan zona penyangga sedalam 30 kilometer (19 mil) di dalam Suriah di sepanjang perbatasan Turki.

Dia mengatakan dia akan melakukan itu dengan cara serangan lintas batas terhadap pejuang Kurdi Suriah yang bersekutu dengan AS - sebuah upaya yang gagal pada tahun 2019.

"Kami memahami kekhawatiran tetangga kami Turki tetapi kami menentang tindakan militer apa pun di Suriah," kata Amirabdollahian, seraya menambahkan bahwa Iran berusaha menyelesaikan "kesalahpahaman antara Turki dan Suriah melalui dialog."

Analis mengatakan Erdogan memanfaatkan perang di Ukraina untuk mendorong tujuannya sendiri di Suriah.

Turki setuju minggu ini untuk mencabut penentangannya terhadap Swedia dan Finlandia yang bergabung dengan NATO, dengan mengatakan negara-negara Nordik telah setuju untuk menindak kelompok-kelompok yang dianggap Ankara sebagai ancaman keamanan nasional, termasuk Partai Pekerja Kurdistan, atau PKK, dan perpanjangannya di Suriah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tuntutan Turki

Turki telah menuntut agar Finlandia dan Swedia mengekstradisi individu yang menginginkan dan mencabut pembatasan senjata yang diberlakukan setelah serangan militer Turki pada 2019 ke timur laut Suriah.

Amirabdollahian mengecam Israel dengan mengatakan bahwa melalui serangan udaranya, ia berusaha mengacaukan Suriah dan menunjukkan bahwa negara itu tidak memiliki keamanan.

Serangan Israel itu adalah yang pertama sejak serangan udara 10 Juni di bandara internasional di ibu kota Suriah, Damaskus, menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur dan landasan pacu dan membuat landasan pacu utama tidak dapat digunakan. Bandara ditutup selama dua minggu dan penerbangan dilanjutkan pada 23 Juni.

Kantor berita negara SANA mengatakan pesawat tempur Israel yang terbang di atas Lebanon utara menembakkan rudal ke beberapa peternakan ayam di desa Hamidiyeh di selatan kota pesisir Tartus. Serangan itu terjadi beberapa kilometer (mil) di utara perbatasan dengan Lebanon.

SANA mengatakan dua orang, termasuk seorang wanita, terluka dan ada kerusakan material.

Israel telah melakukan ratusan serangan terhadap target di Suriah selama bertahun-tahun tetapi jarang mengakui atau membahas operasi semacam itu. Israel mengatakan pihaknya menargetkan pangkalan milisi sekutu Iran, seperti Hizbullah, yang memiliki pejuang yang dikerahkan di Suriah yang bertempur di pihak pasukan pemerintah Assad dan kapal-kapal yang diyakini terikat pada milisi.

Serangan Bandara Internasional Damaskus menandai eskalasi besar dalam kampanye Israel, yang semakin meningkatkan ketegangan antara Israel di satu sisi dan Iran dan sekutu Lebanonnya, kelompok militan Hizbullah, di sisi lain.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.