Sukses

Geger Tawon Raksasa Asia Muncul di AS, Apakah Mematikan?

AS dihebohkan kemunculan tawon raksasa Asia. Padahal, habitat serangga itu bukanlah di Amerika.

Liputan6.com, Blaine - Media Amerika Serikat (AS) sedang heboh akibat kemunculan tawon raksasa Asia (asian giant hornet) di kota Blaine, negara bagian Washington. Tawon ini terkenal mematikan di Jepang dan bisa tumbuh hingga 5 cm.

Diskusi terkait tawon raksasa ini viral lewat artikel The New York Times yang juga menyebut ini adalah pertama kalinya tawon raksasa Asia muncul di AS. Pada artikel itu, seorang peternak lebah merasa curiga ketika lebah miliknya terbunuh di sarang dalam kondisi kepala putus.

Pelakunya dicurigai adalah tawon raksasa Asia yang ganas. Pasalnya, kematian para lebah persis seperti cara tawon itu memangsa, yakni menyerang kepala. Akhir tahun lalu juga ditemukan ada spesies tersebut di wilayah Washington. 

Antara Alergi dan Sensasi

Di Jepang, tawon ini bisa membunuh hingga 50 orang per tahunnya. Namun, ahli entomologi Rick Vetter berkata kemungkinan kematian akibat tawon itu di AS relatif kecil. Kematian lebih mungkin terjadi jika korban punya alergi. 

"Saya mengira kejadian fatal dengan serangga hampir seluruhnya terbatas pada respons anafilaksis (syok akibat alergi) dari sengatan lebah madu atau lebah jaket kuning," ujar Vetter seperti dilansir USA Today, Selasa (5/5/2020).

Pakar serangga dari Kementerian Pertanian AS justru khawatir masyarakat malah panik, apalagi tawon ini punya julukan "tawon pembunuh." Namun, ia berharap perhatian media bisa meningkatkan kesadaran lingkungan. 

"Ini sepertinya menarik perhatian orang-orang. Saya hirup liputan sensasional 'tawon pembunuh' membantu kita memahami ekosistem kita dengan sedikit lebih baik," ujar Chris Looney seperti dikutip National Geographic.

Pakar Jepang: Jangan Meremehkan

Pakar dari Kyoto, Jepang, Jun-ichi Takahashi menjelaskan agar tawon raksasa ini jangan diremehkan. Ia juga berkata julukan "tawon pembunuh" adalah tepat. 

"Orang Amerika tidak sepenuhnya paham keagresifan dan betapa toxic-nya tawon ini," jelasnya.

Sejauh ini, baru ada dua laporan tawon raksasa Asia di AS. Belum jelas mengapa tawon ini bisa ditemukan di AS.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Memburu Ratu

Chris Looney dan peneliti lain sedang berusaha agar mencegah tawon ini menyebar. Ratu lebahnya pun sedang diburu.

Pada musim panas mendatang, para ilmuwan akan menyiapkan ratusan jebakan demi mencari ratu dan pekerja dari koloni tawon tersebut.

Mereka juga akan memasang pelacak radio di tawon-tawon itu agar bisa menemukan sarang tawon dan menghancurkannya.

Tawon-tawon itu tidak membuat sarang di pohon, melainkan di bawah tanah. Sarang itu menghasilkan panas sehingga Looney akan berekspersimen dengan teknologi imaging yang sensitif terhadap panas agar bisa mendeteksi lokasi sorang.

"Ini akan berat," ujar Looney. "Tetapi kita tetap mencobanya," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.