Sukses

IHSG Menghijau, Transaksi Saham EDGE Sentuh Rp 2,3 Triliun di Pasar Negosiasi

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,21 persen ke posisi 7.190,98 pada perdagangan Jumat, 15 Desember 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Jumat (15/12/2023). Penguatan IHSG terjadi di tengah transaksi saham yang signifikan.

Dikutip dari data RTI, IHSG menguat 0,21 persen ke posisi 7.190,98. Indeks LQ45 menanjak  0,24 persen ke posisi 957,97. Indeks LQ45 bertambah 0,24 persen ke posisi 957,97. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.215,93 dan terendah 7.169,43. Sebanyak 240 saham menguat sehingga angkat IHSG. Namun, 278 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. 241 saham diam di tempat.

Investor asing mencatat aksi beli saham Rp 3,87 triliun. Sepanjang 2023, investor asing jual saham Rp 10,5 triliun pada 2023. Total frekuensi perdagangan 1.013.639 kali dengan volume perdagangan 25,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 21,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.490.

Transaksi harian saham yang signifikan seiring di pasar negosiasi, transaksi saham PT Indointernet Tbk (EDGE) yang mencapai Rp 2,3 triliun. Di pasar negosiasi, saham EDGE merosot 10,36 persen ke posisi Rp 3.496. Total frekuensi perdagangan lima kali dengan volume perdagangan  6.666.825 saham.

Di pasar regular, saham EDGE turun 0,83 persen ke posisi Rp 6.000 per saham. Saham EDGE dibuka naik 450 poin ke posisi Rp 6.500 per saham. Saham EDGE berada di level tertinggi Rp 7.000 dan terendah Rp 5.875 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.625 kali dengan nilai transaksi Rp 2,3 triliun.

Mayoritas sektor saham (IDX-IC) melemah dan menguat. Sektor saham energi menguat 1,59 persen, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham basic menanjak 0,67 persen, sektor saham industri naik 0,15 persen. Selain itu, sektor saham siklikal mendaki 0,33 persen, sektor saham kesehatan naik tipis 0,01 persen dan sektor saham infrastrruktur melesat 1,47 persen.

Sementara itu, sektor saham nonsiklikal susut 0,75 persen, sektor saham keuangan turun 0,18 persen, sektor saham properti terpangkas 0,37 persen. Kemudian sektor saham teknologi melemah 2,66 persen, dan catat koreksi terbesar, sektor saham transportasi tergelincir 1,09 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Top Gainers-Losers

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

  • Saham CBUT melambung 17,65 persen
  • Saham PADI melambung 12,50 persen
  • Saham MPXL melambung 12,15 persen
  • Saham BUKK melambung 10,34 persen
  • Saham GLOB melambung 9,91 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

  • Saham MRAT merosot 24,86 persen
  • Saham NTBK merosot 20,27 persen
  • Saham LAPD merosot 16,67 persen
  • Saham MIDI merosot 14,16 persen
  • Saham HERO merosot 13,24 persen

 

Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:

  • Saham BBCA senilai Rp 2,5 triliun
  • Saham AMMN senilai Rp 2,2 triliun
  • Saham BBRI senilai Rp 1,4 triliun
  • Saham BMRI senilai Rp 843,2 miliar
  • Saham MDKA senilai Rp 564,9 miliar

 

Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:

  • Saham BRPT tercatat 37.732 kali
  • Saham BBCA tercatat 33.984 kali
  • Saham WIKA tercatat 33.491 kali
  • Saham GOTO tercatat 24.191 kali
  • Saham BBYB tercatat 22.722 kali
  •  
3 dari 4 halaman

Bursa Saham Asia Pasifik

Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan saham Jumat, 15 Desember 2023 yang dipimpin indeks Hang Seng.

Dikutip dari CNBC, bursa saham Asia Pasifik melesat tersengat penguatan wall street. Hal ini terjadi setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) mempertahankan suku bunga acuan dan menetapkan peta jalan untuk penurunan suku bunga pada 2024 dan seterusnya.

China merilis data pertumbuhan produksi industri, penjualan ritel, harga rumah dan investor perkotaan pada November. Yang paling menonjol, China membukukan ekspansi output industri terbesar sejak Februari 2022 pada November, meski pertumbuhan penjualan ritel tak sesuai harapan.

Indeks Hang Seng memimpin penguatan di Asia. Indeks Hang Seng melambung 2,38 persen. Indeks CSI 300 merosot 0,31 persen, dan berakhir di level terendah dalam 4 tahun ke posisi 3.341,55.

Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,88 persen ke posisi 7.442,7. Indeks Nikkei 225 di Jepang menguat 0,87 persen ke posisi 32.970,55. Indeks Topix bertambah 0,47 persen ke posisi 2.332,28. Indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,76 persen ke posisi 2.563,56. Indeks Kosdaq melemah 0,27 persen ke posisi 838,31.

4 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street pada Kamis 14 Desember 2023

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Kamis, 14 Desember 2023. Indeks Dow Jones melonjak seiring imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun anjlok di bawah 4 persen.

Selain itu, kenaikan mengejutkan dalam penjualan ritel memberikan keyakinan lebih lanjut kepada investor pada 2024 akan membawa ekonomi yang lemah.

Dikutip dari CNBC, Jumat (15/12/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menyentuh rekor tertinggi dengan kenaikan 158 poin atau 0,43 persen ke posisi 37.248,35. Pada perdagangan Rabu kemarin, indeks Dow Jones sentuh level di atas 37.000 untuk pertama kali.

Indeks S&P 500 menguat 0,26 persen ke posisi 4.719,55. Indeks Nasdaq menanjak 0,19 persen ke posisi 14.761,56.

Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun turun di bawah 4 persen untuk pertama kalinya sejak Agustus seiring pelaku pasar memasang taruhan pada penurunan suku bunga pada 2034.

Potensi penurunan suku bunga ini direspons positif seiring indeks Dow Jones melonjak lebih dari 1 persen pada perdagangan Rabu pekan ini yang mencapai rekor tertinggi di atas 37.000. Hal ini setelah the Federal Open Market Committee (FOMC) mengindikasikan akan menurunkan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2024.

“The Fed menyampaikan poros dovish yang kami perkirakan menjelang pertemuan pada Desember. Meskipun kami tidak memperkirakan the Fed akan langsung menerapkan bias pelonggaran, kami memperkirakan the Fed akan beralih ke fungsi reaksi lebih seimbang, dan jika terjadi kami pikir the Fed akan melakukan hal itu,” ujar Ekonom Bank of America, Michael Gapen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini