Sukses

Bursa Asia Dibuka Menguat, Investor Cermati Sentimen Geopolitik

Secara keseluruhan, indeks saham MSCI Asia di luar Jepang diperdagangkan 0,22 persen lebih tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham di kawasan Asia Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Selasa pagi ini. Jepang merilis angka revisi produk doemstik bruto ke level yang lebih rendah.

Mengutip CNBC, Selasa (8/9/2020), indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,37 persen. Sedangkan indeks Topix Jepang juga menguat 0,22 persen.

Angka PDB Jepang untuk kuartal II 2020 direvisi. Ekonomi Jepang menyusut 28,1 persen secara tahunan. Angka tersebut lebih buruk dari perkiraan awal yang dirilis pada pertengahan Agustus, yang telah menunjukkan ekonomi negara itu menyusut 27,8 persen.

Di tempat lain, indeks saham Kospi Korea Selatan naik 0,59 persen. Di Australia juga mengalami kenaikan, dengan S&P/ASX 200 diperdagangkan 0,99 persen lebih tinggi.

Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia di luar Jepang diperdagangkan 0,22 persen lebih tinggi.

Investor bursa saham di Asia kemungkinan akan terus memantau perkembangan geopolitik.

Hubungan AS dan China kembali memanas dengan adanya tambahan produk China yang mendapat perlakuan berbeda dari AS.

Sementara itu, ketegangan juga meningkat antara Inggris dan Uni Eropa, menempatkan peluang berisiko dari kesepakatan perdagangan pasca-Brexit dalam beberapa bulan mendatang.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bursa Berjangka AS Melonjak 250 Poin Usai Kejatuhan Sektor Teknologi

Bursa saham Berjangka AS naik dalam perdagangan pada hari Senin malam setelah saham-saham teknologi mengalami aksi jual terpuruk dalam lima bulan terakhir.

Mengutip CNBC, Selasa (8/9/2020), indeks Dow Jones Industrial Average futures naik sekitar 250 poin. Sedangkan &P 500 futures naik 0,5 persen. Untuk nasdaq 100 futures naik 0,2 persen.

 

Bursa saham AS baru saja mengalami tekanan yang cukup dalam dan meghentikan kenaikan beruntun dalam lima pekan karena tekanan yang cukup dalam di sektor teknologi. Saham-saham

Saham Amazon, Apple, Microsoft dan Facebook terkapar dan mendorong indeks Nasdaq turun 3,3 persen dan merupakan pelemahan terbesar sejak Maret.

Dow Jones dan S&P 500 turun 1,8 peren dan 2,3 persen pada minggu lalu. Masing-masing membukukan kerugian mingguan terbesar sejak Juni.

Banyak orang percaya bahwa pelemahan saham-saham teknologi tersebut karena telah terjadi bubble akibat pembelian agresif saham-saham tersebut.

Pada perdagangan senin, bursa saham AS atau Wall Street tutup untuk memperingati Hari Pekerja. Oleh sebab itu yang dibuka hanya bursa saham berjangka saja.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.