Sukses

Laporan Liputan6.com dari Tokyo: Jurus Toyota Perangi Emisi Karbon

Salah satu pilar penting dalam strategi Toyota untuk negara seperti Indonesia adalah biofuel. Toyota secara aktif mendukung inisiatif pemerintah untuk memajukan penggunaan bioetanol E5 dan biodiesel B40.

Diterbitkan 30 Oktober 2025, 08:16 WIB
Share
Copy Link
Batalkan

Liputan6.com, Tokyo - Di tengah banyaknya mobil listrik yang dipamerkan di Japan Mobility Show 2025, Toyota mengambil panggung untuk menegaskan strategi keberlanjutannya yang unik dan pragmatis. Alih-alih bertaruh pada satu teknologi, raksasa otomotif ini memamerkan jurus lengkapnya dalam perang melawan emisi karbon: mulai dari elektrifikasi massal, pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel), hingga pembangunan ekosistem hidrogen.

"Karbon adalah musuh kita," telah menjadi sikap Toyota dengan kuncinya mengurangi CO2 secara masif dan cepat. Prinsip ini diterjemahkan ke dalam strategi Multi-Pathway Approach (MPA), di mana semua teknologi ramah lingkungan didorong untuk berjalan beriringan, memastikan tidak ada seorang pun yang tertinggal (no one left behind) dalam transisi energi.

Biofuel Jadi Solusi Cepat Kurangi Emisi di Indonesia

Salah satu pilar penting dalam strategi Toyota untuk negara seperti Indonesia adalah biofuel. Toyota secara aktif mendukung inisiatif pemerintah untuk memajukan penggunaan bioetanol E5 dan biodiesel B40.​

Sekarang, bagaimana dengan Indonesia? Khususnya dalam hal biofuel atau energi alternatif lainnya, Indonesia sudah memperkenalkan biodiesel dengan hasil yang cukup nyata. Jadi, faktor keterjangkauan tetap menjadi kunci. Saya berharap pasar, pemerintah, dan sektor pertanian Indonesia bisa terus menghadirkan bahan bakar yang lebih baik—dan mungkin bahkan bisa diekspor ke Jepang," ujar CEO Toyota Motor Corporation untuk Wilayah Asia, Masahiko Maeda dalam acara Toyota Motor Asia's Media Day di Tokyo, Jepang, Rabu (29/10/2025).

Di Indonesia, uji coba penggunaan bioetanol E10 telah dilakukan pada kendaraan Toyota yang berkolaborasi dengan Pertamina Patra Niaga dan Serasi Autoraya (SERA). Uji coba ini tidak hanya untuk mempelajari efektivitas pengurangan emisi, tetapi juga dampaknya terhadap performa mesin dan efisiensi biaya operasional.

Karena itu, secara pribadi saya berharap Indonesia, selain terus mengembangkan biodiesel, juga dapat memproduksi dan memasok bioetanol yang lebih baik. Jika semangat dan kemajuan pemerintah Indonesia saat ini terus berlanjut, negara ini dapat menciptakan lingkungan energi yang sangat kompetitif," kata Maeda.

"Pada tahap itu, mungkin akan muncul peluang untuk mengekspor energi tersebut ke negara lain. Secara keseluruhan, saya melihat situasi energi di Indonesia saat ini sangat menjanjikan."

Bagi Toyota, biofuel adalah solusi yang paling realistis untuk saat ini karena sesuai dengan perspektif 3E: Emissions (emisinya rendah), Economy (menggerakkan roda ekonomi perkebunan sawit dan tebu), dan Energy Security (meningkatkan ketahanan energi nasional).

2 dari 3 halaman

Hidrogen Jadi Ekosistem Energi Masa Depan

Jika biofuel adalah solusi jangka pendek-menengah, maka hidrogen adalah pertaruhan Toyota untuk masa depan. Perusahaan ini telah mengambil langkah konkret dengan membuka Stasiun Pengisian Bahan Bakar Hidrogen (SPBH) pertama Toyota di Asia Tenggara, yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat.

Stasiun ini merupakan yang kedua di Indonesia setelah milik PLN dan akan segera diikuti oleh empat stasiun tambahan, sehingga total menjadi enam stasiun di seluruh Indonesia. Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah yang kuat untuk mengembangkan hidrogen sebagai sumber energi bersih.

Toyota juga tengah menjalankan uji coba bersama PLN dan Pertamina untuk membuktikan bahwa kendaraan hidrogen dapat digunakan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk transportasi, industri, maupun rumah tangga. Hal ini sekaligus membuka peluang bisnis baru di bidang produksi, penyimpanan, dan distribusi hidrogen.

3 dari 3 halaman

Elektrifikasi yang Merakyat

Di jalur elektrifikasi, Toyota tetap agresif. Kesuksesan Kijang Innova Zenix HEV yang mendominasi sekitar 47% penjualan Hybrid EV nasional pada 2024 membuktikan teknologi hibrida adalah jembatan yang paling diterima masyarakat Indonesia saat ini.

Ke depan, Toyota berencana memperluas akses kendaraan listrik dengan memulai produksi lokal BEV Toyota bZ4X di Indonesia pada akhir 2025. Langkah ini diharapkan dapat membuat harga zero emission vehicle ini menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat luas.

"Dengan ragam pilihan kendaraan elektrifikasi dan dukungan infrastruktur yang terus dikembangkan, Toyota mempermudah masyarakat dalam berkontribusi mengurangi emisi," ungkap Maeda. Melalui strategi multi-jalur ini, Toyota menunjukkan bahwa jalan menuju netralitas karbon tidak tunggal, melainkan sebuah spektrum solusi yang disesuaikan dengan realitas dan potensi setiap negara.

 

 

EnamPlus