Sukses

Puluhan Bus Jadi Wisata Labirin Usai Setop Beroperasi karena Covid-19

Tak seketika menyerah, perusahaan di Jepang memanfaatkan bus-bus yang tak beroperasi karena pandemi jadi wisata unik.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 berimbas hebat pada berbagai industri, termasuk pariwisata. Hal ini merujuk pada adanya pembatasan perjalanan, baik domestik maupun internasional, yang berdampak pada perputaran ekonomi.

Salah satu bisnis yang harus merasakan pahit akibat pandemi adalah perusahaan asal Jepang, Hato Bus. Pihaknya dikenal berkecimpung dalam sektor operator tur. Namun, operasional bisnis ini terpaksa terhenti karena kondisi krisis kesehatan global.

Dilansir dari laman Soranews24, Kamis (24/9/2020), tur sebenarnya sudah dimulai kembali dalam skala jauh lebih kecil pada Juni lalu. Perusahaan mencatat penjualan 20 juta yen atau setara Rp2,8 miliar selama liburan musim panas yang biasanya sibuk di Agustus.

Hal ini berarti jika dibandingkan waktu yang sama tahun lalu, angkanya bakal setara saat mencapai 150 juta yen atau sekitar Rp21 miliar. Sementara, agar dapat bertahan di masa sulit, Hato Bus punya gagasan lain.

Mereka menemukan ide brilian di tengah impitan krisis. Terobosan tersebut tidak lain dengan memanfaatkan bus-bus di depot mereka untuk menciptakan labirin raksasa.

Adapun labirin ini terdiri dari 60 bus. Semua bus diparkir secara rapat dalam beragam formasi untuk membuat jalan raya sempit di halaman depot Stasiun Tokyo.

Perusahaan ini menawarkan pengalaman mengeksplorasi labirin yang unik pada pelanggan sebagai bagian dari tur bus khusus dari Stasiun Tokyo ke taman hiburan Small Worlds Tokyo di Ariake. Tiket wisata ini seharga 4,980 yen atau setara Rp706 ribu untuk dewasa dan 3,980 yen atau sekitar Rp564 ribu untuk anak-anak, termasuk admission.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Misi Tur

Wisata labirin bus ini seketika menarik atensi khalayak luas. Kantor pusat pun dibanjiri telepon dan tiket yang ludes terjual sebelum jadwal.

Kepala departemen PR perusahaan, Yusei Ishikawa, mengatakan pada outlet berita, bahwa mereka ingin menghilangkan kesalahpahaman umum bahwa bus tidak berventilasi baik.

Pihaknya mencari cara mengedukasi publik soal sistem ventilasi yang digunakan di bus mereka. Lalu, pihaknya memilih membuat tur khusus, termasuk labirin dan pengalaman di dalamnya, yang memperagakan bagaimana adanya pertukaran udara dalam dan luar setiap lima menit.

Tur ini dibatasi untuk enam kelompok yang terdiri dari 30 orang. Tur berlangsung selama akhir pekan pada 19--22 September 2020 lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.