Sukses

4 Mitos tentang Kebahagiaan

Meraih kebahagian terkadang menjadi sesuatu hal yang sulit dicapai. Berikut 4 mitos kebahagiaan yang wajib Anda simak.

Liputan6.com, Jakarta Semua orang ingin merasa bahagia, beberapa orang menginginkan kekayaan materi untuk dapat merasakan kebahagiaan. Namun beberapa orang lainnya yang telah memiliki kekayaan sama sekali tidak merasakan kebahagiaan. Bagaimana seseorang dapat tetap kuat dan bahagia di saat kondisi yang buruk, sedangkan sebagian orang lainnya tidak mengerti apa yang harus dilakukan untuk meraih kebahagiaan dengan apa yang ia miliki.

Jika uang dan berbagai keinginan lainnya tidak bisa mewujudkan kebahagiaan, lalu apa yang harus dilakukan? Jika kesedihan yang Anda rasakan tidak ditimbulkan dari intensitas kejadian yang Anda alami, lalu apa yang menyebabkannya? Seperti dilansir dari dummies.com, Rabu 13 Januari 2016, berikut 4 mitos tentang kebahagiaan yang patut disimak.

 

Mitos nomor 1 : Optimis tidak realistis

Ini tidak benar. Orang yang pesimis akan berpikir bahwa rasa optimis adalah sebuah delusi atau tidak nyata. Mereka membodohi diri mereka sendiri dengan ketidakmampuan mereka untuk melihat kehidupan dengan apa adanya. Kebalikannya, mereka merasa bahwa diri mereka mengerti kebenaran yang sesungguhnya di dunia, dan tidak perlu merasa khawatir untuk menghadapinya. Mereka menjadi kritis dan sinis, bahkan menempatkannya dalam humor mereka. Mereka melihat hal-hal di sekitar mereka dan rasa pesimis mereka meningkat, menganggap bahwa situasi yang ambigu sebagai suatu hal yang buruk.

Pengamatan buruk mereka tampaknya adalah hal yang benar, namun itu benar-benar siklus yang buruk bagi diri mereka sendiri. Jika berkelanjutan, mereka akan terus bersikap kritis dan pesimis, sehingga mudah bagi mereka untuk berlaku buruk, mudah tidak percaya, dengan cara kritis. Kemudian orang lain akan menjaga jarak dengan mereka atau menanggapi mereka juga dengan cara yang buruk, yang akan menambah keyakinan mereka bahwa dunia ini adalah sebuah tempat yang buruk, dan siklus ini akan terus berulang.

Intinya, seorang yang pesimis menempatkan diri mereka sendiri ke dalam sebuah keadaan yang suram dan penuh dengan malapetaka.
Kenyataannya, untuk menghindari siklus ini adalah hal yang mudah. Jangan melihat sebuah gelas yang tidak penuh terisi air sebagai gelas setengah kosong, namun gelas yang setengah terisi. Bagaimana Anda menyikapi sebuah situasi akan menentukan bagaimana perasaan Anda, dan bagaimana perasaan Anda yang membuat Anda mengambil langkah dengan optimis, membuat jalan Anda menjadi lebih mudah. Intinya adalah bagaimana Anda bereaksi terhadap suatu hal akan mempengaruhi respon orang lain terhadap Anda.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Orang lain lebih bahagia daripada saya

Mitos nomor 2 : Orang lain lebih bahagia daripada saya

Jika Anda termasuk salah satu yang percaya dengan mitos ini, berarti Anda sangat memperhatikan orang lain, dan Anda menginginkan hubungan yang dimiliki oleh orang lain. Anda percaya bahwa orang lain memiliki kehidupan yang lebih baik dan hubungan yang sempurna. Anda melihat pasangan yang bermesraan di jalan dan menganggap bahwa mereka tidak mempunyai masalah sama sekali. Lalu Anda mulai melihat ke dalam hidup dan hubungan Anda, dan merasa Anda tidak merasakan kebahagiaan seperti yang Anda lihat pada orang lain. Intinya, tidak ada yang akan membuat Anda merasa lebih berantakan dari membandingkan kebahagiaan yang dimiliki oleh orang lain dengan yang Anda miliki.

Ingatlah, tidak ada seorang pun yang memiliki kehidupan atau hubungan yang sempurna. Orang yang memiliki rasa syukur yang hebat sering menemukan diri mereka berdamai dengan tragedi yang terjadi di dalam kehidupan mereka dengan baik. Contohnya, jika Anda mempunyai uang, Anda harus menjaganya, sehingga orang lain tidak bisa mencurinya. Jika Anda tidak memiliki uang, Anda tidak harus merasa khawatir tentang apakah orang lain mencintai Anda karena uang Anda, Anda hanya harus memikirkan bagaimana caranya mendapatkan uang. Uang tidak pernah membuat seseorang bahagia, dan tidak memiliki uang tidak berarti membuat Anda menjadi tidak bahagia. Sederhananya, tidak ada kekayaan materi apapun yang setara dengan sebuah kebahagiaan.

3 dari 4 halaman

Orang-orang dan hal-hal lain membuat saya bahagia

Mitos nomor 3 : Orang-orang dan hal-hal lain membuat saya bahagia

Orang-orang yang mempercayai mitos ini terbiasa menggunakan ekspresi seperti "Anda membuat saya gila!" atau "Anda membuat saya sangat bahagia!" Walaupun ini merupakan ekspresi yang beragam, namun mereka menunjukkan bahwa kebahagiaan Anda bergantung pada hal-hal di luar diri Anda. Jika seseorang membuat Anda merasa senang, sedih, gila, atau apapun itu, berarti orang itu juga mampu membuat Anda merasakan hal yang sebaliknya.

Jika keadaan mental Anda dikontrol dari apa yang orang lain lakukan, Anda tidak akan pernah stabil. Lalu Anda tidak akan pernah bisa mengontrol apa yang dilakukan oleh orang lain, jadi bagaimana Anda bisa benar-benar merasa bahagia dalam jangka waktu yang lama? Kabar baiknya adalah tidak ada satu hal yang bisa membuat Anda merasa bahagia kecuali diri Anda sendiri. Kenyataannya, apa yang Anda pikirkan tentang orang atau hal tersebut lah yang menyebabkan Anda merasa senang atau sedih. Pikiran Anda berpengaruh terhadap perasaan Anda, bukan hal di luar diri Anda.

Sama halnya dengan uang yang tidak bisa membuat Anda bahagia, orang lain juga tidak memiliki kemampuan untuk itu. Satu-satunya orang yang dapat melakukannya adalah orang yang memiliki pikiran, perasaan, dan perilaku itu sendiri. Jika Anda mengakui kebenaran ini, sekarang dan seterusnya Anda akan dapat benar-benar merasa bahagia. Jika Anda berhenti mengharapkan keadaan untuk mengubah hidup Anda, Anda dapat membuat diri Anda sendiri bahagia, setiap saat, tidak peduli apapun yang terjadi.

4 dari 4 halaman

Saya tidak bisa menjadi single dan hidup sendirian

Mitos nomor 4 : Saya tidak bisa menjadi lajang dan hidup sendirian

Banyak orang percaya bahwa mereka hanya dapat merasa bahagia apabila mereka memiliki pasangan. Jika Anda termasuk salah satu orang yang mempercayai mitos ini, berarti Anda juga percaya bahwa pasangan Anda dapat membuat Anda bahagia. Anda tidak hanya meletakkan tanggung jawab terhadap kebahagiaan Anda di luar diri Anda, namun sedikit membebankannya pada pasangan Anda. Apakah Anda menyadari bahwa ini adalah keadaan yang buruk? Jika memang Anda telah bersama dengan pasangan Anda dalam jangka waktu yang lama, pada akhirnya mereka akan pergi atau mati, sehingga percaya pada mitos ini hanya akan membuat Anda tidak merasa bahagia dalam jangka panjang.

Ketika Anda percaya bahwa pasangan Anda dapat membuat Anda bahagia, Anda akan mulai menyalahkan mereka ketika Anda tidak merasa bahagia, yang akan menjamin bahwa hubungan Anda akan berakhir dengan buruk. Tentu saja, jika Anda mempercayai mitos ini, kehilangan pasangan hanya akan membuat Anda merasa lebih tidak bahagia lagi. Ingatlah, bahwa kebahagiaan adalah buah dari pikiran Anda, bukan reaksi terhadap suatu kondisi tertentu, seperti orang lain, hal, atau kejadian.

Anda dapat merasa bahagia dengan apapun yang terjadi dan Anda miliki. Anda dapat merasa bahagia dalam sebuah pernikahan, perceraian, berpasangan, lajang, atau apapun status Anda. Anda bisa merasa bahagia di umur berapapun. Selama Anda hidup, Anda dapat membuat diri Anda merasa bahagia, apapun yang terjadi. Terima kenyataan dan bertindaklah sesuai dengan yang dapat membuat Anda menjadi orang yang lebih kuat dan bahagia.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini