Liputan6.com, Jakarta - Rusia mendorong Indonesia untuk menggunakan mata uang lokal dalam perdagangan bilateral sebagai alternatif dari dominasi dolar AS dan euro. Langkah ini dinilai penting untuk memperkuat stabilitas ekonomi dan membuka peluang pertumbuhan kerja sama antarnegara di masa depan.
"Saat ini, kami berdagang dengan mata uang alternatif, alternatif untuk USD dan alternatif untuk EUR. Kami melihat banyak prospek untuk mata uang lokal karena ini menjamin stabilitas," ujar Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Federasi Rusia Alexey Gruzdev dalam acara "Indonesia-Rusia Business Forum" 2025 yang diselenggarakan di Jakarta, Senin (14/4/2025).Â
Baca Juga
Menurutnya, penggunaan mata uang lokal sudah berhasil diterapkan Rusia di sejumlah negara, bahkan mencapai 90 persen volume perdagangan. Dengan pengalaman itu, Rusia menyatakan siap berbagi strategi dan solusi dengan Indonesia.
Advertisement
"Bank-bank harus lebih aktif. Kami mengadvokasi agar ada rekening koresponden langsung yang akan melayani perdagangan bilateral, yang sedang berkembang," ujarnya.
Penggunaan mata uang lokal dinilai tidak hanya akan mempermudah transaksi antarnegara, tetapi juga melindungi perdagangan dari risiko gejolak nilai tukar dolar AS yang kerap berfluktuasi tajam. Langkah ini juga disebut sejalan dengan upaya BRICS dalam mendorong sistem keuangan yang lebih multipolar dan inklusif.
Dorong Finalisasi Free Trade Agreement (FTA)
Dalam waktu dekat, Rusia berharap Indonesia dapat mengikuti jejak negara-negara mitra BRICS lainnya yang telah berhasil melakukan transaksi lintas negara dengan mata uang domestik.
Langkah menuju penguatan perdagangan bilateral ini juga dibarengi dengan proses finalisasi Free Trade Agreement (FTA) atau perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (UEE) yang ditargetkan rampung pada tahun ini.
"Saya yakin bahwa finalisasi FTA akan memperluas perdagangan dan mendiversifikasi perdagangan dengan angka yang lebih masuk akal," ungkap Gruzdev, seraya menyatakan optimistis bahwa FTA tersebut akan membuka lebih banyak ruang untuk implementasi perdagangan berbasis mata uang lokal.
Advertisement