Sukses

Rusia Caplok Kota Lysychansk dari Ukraina

Pemerintah Ukraina telah mengkonfirmasi bahwa kota Lysychansk telah jatuh ke tangan Rusia.

Liputan6.com, Lysychansk - Pemerintah Rusia masih terus merebut wilayah-wilayah Ukraina. Setelah Mariupol, kini kota Lysychansk dikonfirmasi jatuh ke tangan Rusia

"Setelah pertempuran berat untuk Lysychansk, pasukan pertahanan pertahanan Ukraina terpaksa mundur dari posisi dan garis yang mereka duduki," ujar pihak militer Ukraina, dikutip BBC, Senin (4/7/2022).

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu telah lebih dahulu berkata telah merebut Lysychansk dan merebut seluruh daerah Luhansk. 

Pihak militer Ukraina berkata keputusan mundur adalah demi keselamatan warga. Rusia disebut lebih unggul dalam hal persenjataan.

"Untuk menjaga nyawa para pembela Ukraina, keputusan dibuat untuk mundur," jelas pihak militer. 

Pemimpin Republik Chechen, Ramzan Kadyrov, telah merilis video yang menunjukan petarun Chechen di pusat kota Lysychansk.

Di tempat lain, kota Slovyansk juga diserang oleh Rusia, dan mengakibatkan kematian setidaknya enam orang. Pulau Zmiinya juga dibom pada akhir pekan lalu. Beberapa hari sebelumnya, Severodonetsk juga luluh antak akibat serangan Rusia.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berjanji pasukan Ukraina akan kembali ke Lysychansk karena penambahan senjata-senjata modern yang mereka dapatkan.

Aktivis Muda Harap Jokowi Dapat Nobel Perdamaian

Di dalam negeri, kunjungan Presiden Jokowi ke Rusia-Ukraina dianggap sukses. Presiden Jokowi dianggap pantas mendapat Nobel Perdamaian. 

"Tentu harus kita dukung dan kita apresiasi, tentu saja berharap supaya tidak hanya wacana. Pak Jokowi dapat diberikan Nobel Perdamaian atas apa yang telah beliau lakukan," ujar Aktivis Kepemudaan Nasional, Chrisman Damanik, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (3/7).

Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) periode 2015-2017 ini mengakui kerja nyata Jokowi begitu terlihat dan dapat dirasakan oleh masyarakat dunia.

Menurut dia, Jokowi benar-benar membawa pesan perdamaian dari dalam hati. Sikap Jokowi mengunjungi Rusia dan Ukraina tidak didasari oleh kepentingan apapun, melainkan tulus untuk mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan dan kebaikan sesama.

"Presiden Jokowi juga telah membawa Indonesia ke mata dunia global yang menunjukkan Indonesia sangat menginginkan perdamaian di atas dunia," tutur Chrisman.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Misi Jokowi Dinilai Gagal karena Rusia Tetap Serang Ukrania, Ini Jawaban Menohok Putri Gus Dur

unjungan Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi ke Rusia dan Ukraina dalam upaya perdamaian dinilai sejumlah kalangan gagal. Pangkal soalnya, Rusia tetap melakukan invasi ke Ukraina.

Namun hal ini ditampik oleh putri Gus Dur, Yenny Wahid.

Melalui akun Facebook terverifikasi miliknya, Yenny Wahid, putri Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid ini menyatakan bahwa kunjungan Jokowi dalam misi perdamaian tidak dapat sepenuhnya dikatakan gagal. Sebab banyak hal lain yang perlu diselesaikan terkait konflik Rusia-Ukraina yakni upaya penyelamatan pasokan makanan dan energi. 

“Misi Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Ukraina-Rusia tidak bisa ditafsirkan gagal hanya karena Putin tetap melakukan serangan ke Ukraina. Dalam pengamatan saya, banyak sasaran lain yang ingin dicapai oleh Presiden selain menghentikan konflik bersenjata, yang tidak kalah pentingnya, misalnya, mengamankan rantai pasokan makanan dan enerji,” tulis Yenny Wahid, dikutip Sabtu (2/7/22).

Menurut Yenny, berkaitan dengan makanan, Indonesia merupakan salah satu negara pengimpor tepung gandum. Oleh karena itu, misi Jokowi ialah menyelamatkan pasokan gandum, khususnya ke Indonesia agar tidak terjadi kenaikan harga seperti minyak goreng.

3 dari 4 halaman

Bom Rusia Hantam Kota Mykolaiv Ukraina, Usai Roket Tewaskan 21 Orang di Odesa

Ledakan dahsyat mengguncang kota Mykolaiv di Ukraina pada Sabtu dini hari, kata wali kota itu, sehari setelah pihak berwenang mengatakan setidaknya 21 orang tewas ketika rudal Rusia menghantam sebuah gedung apartemen di dekat pelabuhan Odesa di Laut Hitam.

Sirene serangan udara berbunyi di seluruh wilayah Mykolaiv, yang berbatasan dengan pelabuhan ekspor vital Odesa, sebelum ledakan. 

"Ada ledakan kuat di kota! Tetap di tempat penampungan!" Walikota Mykolaiv Oleksandr Senkevich menulis di aplikasi perpesanan Telegram, seperti dikutip dari MSN News, Sabtu (2/7).

Tidak segera diketahui apa yang menyebabkan ledakan itu. Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut secara independen.

Ledakan meratakan bagian dari sebuah gedung apartemen sementara penduduk tidur pada hari Jumat, yang terbaru dalam serangkaian apa yang dikatakan Ukraina adalah serangan rudal Rusia yang ditujukan pada warga sipil.

Dalam pidato video malamnya pada hari Jumat, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengecam serangan itu sebagai "teror Rusia yang sadar, sengaja ditargetkan dan bukan semacam kesalahan atau serangan rudal kebetulan."

Kyiv mengatakan Moskow telah mengintensifkan serangan rudal jarak jauhnya, mengenai target sipil yang jauh dari garis depan. Rusia mengatakan telah membidik situs militer. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengutip pernyataan Presiden Vladimir Putin "bahwa Angkatan Bersenjata Rusia tidak bekerja dengan target sipil".

4 dari 4 halaman

NATO: Rusia Ancaman bagi Keamanan Eropa dan Atlantik

 Para pemimpin NATO melabeli Rusia sebagai ancaman bagi keamanan mereka ketika mereka merombak pertahanan aliansi itu sebagai tanggapan atas perang terhadap Ukraina, kata Kepala NATO Jens Stoltenberg.

"Kami akan menyatakan dengan jelas bahwa Rusia menimbulkan ancaman langsung bagi keamanan kami," kata Stoltenberg, menjelang peluncuran cetak biru strategis NATO, seperti dikutip dari MSN News, Sabtu (2/7).

Perang Ukraina menjadi fokus KTT NATO di Madrid pekan ini.

Sekutu NATO akan terus memasok Ukraina dengan senjata dalam perangnya melawan Rusia selama diperlukan, kata Kanselir Jerman Olaf Scholz di Madrid pada hari Rabu.

"Adalah baik bahwa negara-negara yang berkumpul di sini tetapi banyak negara lain juga, memberikan kontribusi mereka sehingga Ukraina dapat mempertahankan diri - dengan menyediakan sarana keuangan, bantuan kemanusiaan, tetapi juga dengan menyediakan senjata yang sangat dibutuhkan Ukraina," kata Scholz kepada wartawan saat ia tiba untuk hari kedua KTT NATO.

Presiden UKraine Volodymyr Zelensky mengatakan kepada para pemimpin NATO dalam pidato khusus bahwa Ukraina membutuhkan senjata modern dan lebih banyak bantuan keuangan dalam perangnya melawan invasi Rusia.

"Kita perlu mematahkan keunggulan artileri Rusia ... Kami membutuhkan sistem yang jauh lebih modern, artileri modern," kata Zelensky kepada KTT NATO di Madrid melalui tautan video.

Dia menambahkan bahwa dukungan keuangan "tidak kalah pentingnya dengan bantuan dengan senjata"..."Rusia masih menerima miliaran setiap hari dan menghabiskannya untuk perang. Kami memiliki defisit miliaran dolar, kami tidak memiliki minyak dan gas untuk menutupinya," kata Zelensky, seraya menambahkan bahwa Ukraina membutuhkan sekitar US$ 5 miliar per bulan untuk pertahanannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.