Sukses

Harga Minyak Melambung Dipengaruhi Kesepakatan Nuklir Iran

Harga minyak naik tipis pada hari Selasa

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik tipis pada hari Selasa setelah diplomat tinggi AS mengatakan bahwa bahkan jika Amerika Serikat mencapai kesepakatan nuklir dengan Iran, ratusan sanksi AS terhadap Teheran akan tetap berlaku.

Itu bisa berarti pasokan minyak Iran tambahan tidak akan segera diperkenalkan kembali ke pasar.

“Saya akan mengantisipasi bahwa bahkan jika terjadi kembalinya kepatuhan terhadap JCPOA (Rencana Aksi Komprehensif Bersama), ratusan sanksi akan tetap berlaku, termasuk sanksi yang dijatuhkan oleh pemerintahan Trump,” Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

Dikutip dari CNBC, Rabu (9/6/2021), harga minyak mentah Brent 1 persen lebih tinggi pada USD 2,22 per barel. Minyak West Texas Intermediate AS naik 1,18 persen, atau 82 sen, menjadi USD 70,05 per barel.

"Blinken melihat realitas situasi dan mengatakan bahkan jika kita mendapatkan kesepakatan, masih ada jalan panjang," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago. “Semua orang yang mengharapkan banjir minyak akan kecewa.”

Hambatan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran tetap menjelang pembicaraan yang akan dilanjutkan minggu ini antara Teheran dan kekuatan dunia, empat diplomat, dua pejabat Iran dan dua analis mengatakan.

Di China, data yang menunjukkan impor minyak mentah China turun 14,6 persen pada bulan Mei secara tahunan membebani kontrak berjangka.

Harga minyak mentah telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, dengan Brent naik hampir 40 persen tahun ini dan WTI naik lebih banyak lagi, di tengah ekspektasi permintaan kembali karena beberapa negara berhasil memvaksinasi populasi terhadap COVID-19.

Pengekangan pasokan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya juga membantu menopang harga minyak.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Persediaan Minyak AS

Sementara itu, persediaan minyak mentah AS telah berkurang dan diperkirakan turun untuk minggu ketiga berturut-turut, kata para analis dalam jajak pendapat menjelang data industri dari American Petroleum Institute pada pukul 16:30. EDT (2030 GMT), diikuti oleh laporan pemerintah pada hari Rabu. [EIA/S]

“Lingkungan fundamental di pasar minyak tetap menguntungkan: permintaan bahan bakar pulih dengan kuat tidak hanya di Amerika Serikat, tetapi juga di Eropa setelah pencabutan pembatasan (sebagian),” kata Commerzbank.

Masih ada pertanyaan tentang lintasan pemulihan permintaan.

Di Inggris, salah satu negara yang paling banyak divaksinasi di dunia, sekarang ada keraguan bahwa negara itu akan mencabut semua pembatasan terkait virus corona seperti yang direncanakan sebelumnya pada 21 Juni.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.