Sukses

Menteri BUMN Sedih Kaleng Minuman Ringan Masih Impor

Perusahaan tambang BUMN harus bersinergi untuk meningkatkan nilai tambah produk pertambangan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengaku sedih karena bahan untuk membuat kaleng minuman ringan masih didatangkan dari luar negeri. Padahal, bahan baku kaleng tersebut berasal dari Tanah Air.

Rini menyayangkan Indonesia belum bisa menciptakan produk akhir, salah satunya stainless steel, sehingga harus mengimpor. Bahkan, untuk membuat kaleng minuman ringan stainless steel, bahannya harus didatangkan dari dalam negeri.

"Saya harapkan dari Antam bisa produksi feronikel dan stainless steel. Menyedihkan, kita punya feronikel, tapi masih impor stainless steel. Untuk kaleng Coca Cola saja kita harus impor. Padahal kita punya bahan bakunya," kata Rini di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (8/1/2016).

Ia pun menginginkan perusahaan tambang BUMN bersinergi dalam melakukan peningkatan nilai tambah produk pertambangan. Pasalnya, Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, salah satunya adalah hasil produk pertambangan. Namun saat ini hasil pertambangan, khususnya mineral, belum dikelola dengan optimal hingga di proses hilirisasinya.

"Kita lihat sekarang masih lemah di manufacturing process, tapi kita punya satu kekuatan, yaitu kekayaan pertambangan. Banyak negara lain iri ke kita‎," ujar Rini.

Perusahaan BUMN tambang harus bersinergi untuk meningkatkan nilai tambah produk mineral. Pasalnya, saat ini kebutuhan produk hilirisasi mineral semakin meningkat. Ia juga menginginkan pada tiga tahun ke depan perusahaan BUMN tambang sudah mampu menciptakan produk akhir mineral.

"Produk nilai tambah tingi memanfaatkan aluminium, dulunya pakai besi. Kalau dulu aluminium dipakai komponen kapal terbang, sekarang komponen mobil. Karena keringanan aluminium ini, penggunaan energi semakin sedikit," tuturnya.

Ia mengakui saat ini salah satu kendala dalam menciptakan produk akhir hasil tambang adalah teknologi. Namun hal tersebut bisa diatasi dengan ‎membeli atau bekerja sama. (Pew/Gdn)**


**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini