Sukses

Profil Transcoal Pacific, Emiten Penyedia Jasa Transportasi dan Logistik Cetak Kapitalisasi Pasar Rp 42,13 Triliun

PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI), perusahaan penyedia jasa penyewaan kapal dan jasa pengangkutan barang cetak kapitalisasi pasar Rp 42,13 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI) merupakan perusahaan penyedia jasa penyewaan kapal dan jasa pengangkutan barang. Perusahaan mulai beroperasi secara komersil pada 2008.

Transcoal Pacific  didirikan pada 15 Januari 2007. Perseroan lalu mendapatkan kontrak dari Arutmin Indonesia untuk pekerjaan transhipment yang dikerjakan bersama dengan PT Dharma Gemilang. Tahun berikutnya, pada 2008 perseroan mendapatkan kontrak transhipment batu bara dari Arutmin Indonesia dengan periode kontrak 10 tahun.

Pada 2010, perseroan mendapatkan kontrak pengangkutan solar industry (HSD) dari Petromine Energy Trading untuk periode kontrak 5 tahun. Pada 2011, perseroan mendapatkan kontrak pengangkutan batu bara dari Berau Coal untuk periode 5 tahun kontrak. pada tahun yang sama, perseroan melakukan pengadaan 4 set tug & barge 300 feet dan 1 set oil barge.

Pada 2012, perseroan melakukan peningkatan modal dasar yang semula sebesar Rp 10 miliar menjadi Rp 300 miliar. Perseroan juga melakukan peningkatan modal disetor yang semula sebesar Rp 3 miliar menjadi Rp 109,05 miliar. Usai aksi tersebut, perseroan melakukan pengadaan 3 set tug & barge 300 feet serta 1 unit tug.

Tahun berikutnya, pada 2013 perseroan mendapatkan proyek pengangkutan batu bara dari Jhonlin Marine Trans. Pada tahun yang sama, perseroan kembali melakukan pengadaan 1 set tug & barge 300 feet dan 2 set oil barge.

Pada 2014, perseroan mendapatkan kontrak pekerjaan transhipment batu bara dari Kaltim Prima Coal untuk periode kontrak selama 5 tahun. Pada 2016, perseroan dipercaya memberikan jasa pengangkutan batu bara menggunakan MV Ocean Going.

Kembali Gandakan Modal Dasar dan Modal Disetor

Pada 2017, perseroan melakukan peningkatan modal dasar dari Rp 300 miliar menjadi Rp 1 triliun. Bersamaan dengan itu, dilakukan pula peningkatan modal disetor yang sebelumnya Rp 109,05 miliar menjadi Rp 400 miliar.

Usai penambahan modal, perseroan melakukan pengadaan 1 set tug & barge ukuran 300 feet, 1 unit kapal Floating Terminal Station (FTS) dan 1 unit tug boat.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

IPO Transcoal Pacific

Pada 28 Juni 2018, status perseroan dari semula perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Perseroan menerbitkan 1 miliar lembar saham baru dalam rangka IPO dengan nilai nominal Rp 100 per lembar. Harga penawaran dipatok sebesar Rp 138 per lembar, sehingga perseroan mengantongi Rp 138 miliar dari IPO. Kapitalisasi pasarnya per Selasa, 21 Maret 2023 tercatat sebesar Rp 42,13 triliun.

Mengutip data RTI, pemegang saham perseroan per 28 Februari 2023 mayoritas dimiliki oleh PT Sari Nusantara Gemilang dengan porsi 55 persen. Kemudian PT Karya Permata Insani memegang 25 persen saham perseroan. Sisanya 20 persen merupakan kepemilikan publik.

Usai IPO, perseroan mengakuisisi saham PT Kanz Gemilang Utama. Sehingga Perseroan menjadi pemegang saham mayoritas dengan porsi 99,92 persen, sekaligus menjadikan perseroan sebagai pemegang saham mayoritas secara tidak langsung pada PT Sentra Makmur Lines dengan kepemilikan 99 persen dan PT Energy Transporter Indonesia secara langsung dan tidak langsung dengan porsi kepemilikan 85,5 persen.

 

 

3 dari 4 halaman

Kontrak yang Didapatkan Perseroan

Pada 2019, perseroan memperoleh kontrak pengangkutan dan pemindah muatan batu bara dari Kaltim Prima Coal untuk periode 2,5 tahun. Pada tahun yang sama, perseroan juga memperoleh kontrak pengangkutan CPO dan solar industri (HSD), masing-masing untuk periode kontrak 2 tahun dan 1 tahun.

Masih pada tahun yang sama, perseroan kembali melakukan pengadaan 1 set tug & barge ukuran 300 feet, 1 unit barge, dan 1 unit Mother Vessel melalui anak perusahaan.

Pada 2020, perseroan memperoleh kontrak perpanjangan pemindah muatan batu bara dari Kaltim Prima Coal untuk periode 13 bulan. Tahun berikutnya, pada 2021 perseroan meningkatkan jumlah kepemilikan armadanya dengan melakukan pengadaan 2 set pusher tug & barge.

Perseroan juga memperoleh kontrak untuk pemberian jasa mooring man and oil spill response team untuk periode kontrak selama 2 tahun. Selain itu, perseroan memperoleh kontrak pengangkutan dan pemindah muatan batubara dari Arutmin untuk periode kontrak selama 10 tahun, serta memperoleh kontrak pengangkutan CPO untuk periode kontrak selama 1 tahun.

4 dari 4 halaman

Kinerja Perseroan

Hingga September 2022, perseroan membukukan pendapatan Rp 1,3 triliun, naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,17 triliun. Dari raihan itu, perseroan berhasil membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 78,95 miliar, naik 33,86 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021 sebesar Rp 58,98 miliar.

Aset perseroan sampai dengan September 2022 turun tipis menjadi Rp 2,79 triliun dari Rp 2,85 triliun pada akhir 2021. Liabilitas hingga September 2022 turun menjadi RP 1,18 triliun dari Rp 1,31 triliun pada akhir 2021. Sedangkan ekuitas naik menjadi Rp 1,61 triliun pada akhir 2022 dari Rp 1,54 triliun pada akhir Desember 2021.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.