Sukses

Ulin Arya dan Wisata Berkuda di Samarinda

Di Kota Samarinda kini hadir sebuah wisata berkonsep alam dan pengunjung bisa berkuda di tengah teduhnya pohon rindang.

Liputan6.com, Jakarta Jelang libur panjang di akhir Bulan Desember 2020, tempat-tempat wisata di Kota Samarinda berlomba membuat paket liburan bergengsi.

Seperti yang satu ini, Rumah Ulin Arya di Kawasan Bayur, Samarinda, Kalimantan Timur menawarkan wisata berkuda di alam terbuka. Meski Samarinda memiliki siklus udara panas karena tambang batu bara, namun Rumah Ulin Arya dikonsep berudara dingin seperti di Pulau Jawa.

Direktur Utama Rumah Ulin Arya, Sheila Achmad mengatakan wisata ini ditawarkan untuk mengajak warga Kota Samarinda gemar berkuda sembari berwisata.

"Berkuda adalah olahraga sunah yang kerap dilakukan Rasulullah untuk menguatkan otot-otot. Karena itu wisata ini dikonsep mengikuti sunah itu. Selain itu di Samarinda belum ada wisata berkuda, tentunya dapat menjadi edukasi untuk anak-anak," katanya.

Sebenarnya, kata dia, wisata berkuda dinilai sangat menarik lantaran dikenal sebagai olahraga mahal yang digilai kelas menengah ke atas. Bahkan di zaman dulu, kuda merupakan salah satu alat transportasi mewah yang digunakan manusia di zaman Romawi.

Namun, lanjut dia, bukan berarti wisata ini tidak bisa dijangkau oleh masyarakat luas. Untuk itu pihaknya menghadirkan wisata berkuda dengan harga yang sangat murah. Tujuannya untuk memberi edukasi tentang kuda poni dan olahraga pacuan kuda.

"Memang wisata ini dikenal sebagai olahraga mahal, tapi di sini tidak mahal. Alasannya, karena kebutuhan masyarakat Samarinda membutuhkan wisata yang lengkap. Kami memberi edukasi tentang pendidikan dan olahraga jadi tujuannya tidak selalu mahal," ujarnya.

Dia menyebut wisata berkuda sangat digandrungi wisatawan lokal. Apalagi saat pandemi Covid-19, berkuda menjadi tujuan wisata aman karena jumlah pengunjung yang dibatasi.

"Pengunjung di sini bisa menikmati sejumlah aktivitas berkuda, seperti berkeliling dengan kuda atau berfoto dengan kuda. Harga hanya 20 ribu rupiah. Untuk pacuan bisa dari pemula hingga profesional," ujarnya.

Dijelaskan dia, konsep wisata ini tidak hanya sekedar wisatawan menunggangi kuda. Namun lebih dari itu, wisatawan disuguhkan sensasi petualangan di arena lapangan kuda. Ada rumput dan buah-buahan yang menjadi pakan kuda. Ada pula istal kuda yang dikonsep seperti rumah bergaya Eropa, lengkap dengan pengudaraan dingin sesuai kebutuhan kuda. Bahkan jalur berkeliling yang cukup membuat kalori dalam tubuh berkurang.

"Untuk mendatangkan kuda, kita tidak hanya beli kuda lantas dibisnis untuk berwisata. Lebih dari itu, kita juga harus merawat kudanya. Kuda bukan binatang yang gampang, jika tidak sesuai dengan SOP-nya, maka kudanya juga tidak akan bertahan,” jelasnya.

Bagi wisatawan yang siap berkuda, ada helmet dan tali pengaman yang disiapkan. Adrenalin wisatawan dimulai ketika kuda mulai berjalan kambat hingga mulai berlari pelan. Kondisi tubuh wisatawan yang mungkin tidak terbiasa dengan kuda, harus kuat menjaga keseimbangan. Apalagi bagian kaki yang difungsikan sebagai penopang utama, harus ekstra kuat.

"Wisatawan yang datang akan langsung merasa kagum karena kuda yang disiapkan adalah kuda yang tangguh. Tapi hati-hati, meski dia jinak, tapi dia bisa merasa tidak nyaman jika penunggangnya juga tidak merasa nyaman. Karena itu selalu ada penjaga yang siap mengatasi segala masalah di lapangan, dijamin aman," sebutnya.

Untuk harga, lanjut dia, satu kali putaran menunggangi kuda dibebankan harga 20 ribu rupiah. Kalau foto dengan kuda menggunakan HP pribadi tidak bayar alias gratis. Namun jika ingin foto langsung jadi, cukup bayar 20 ribu lagi dan dipotong oleh fotografer profesional.

Simak juga video pilihan berikut

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bruno dan Cocow

Ada 2 jenis kuda yang ada di Rumah Ulin Arya. Satu bernama Bruno, kuda pacuan berusia 3 tahun dengan bulu lembut dan berat badan ideal. Warnanya sangat cantik, dan berbulu lembut.

"Bruno adalah kesayangan wisatawan. Dia sangat kuat dan menarik. Perawatannya lumayan mahal, tapi dia tetap siap melayani dengan harga terjangkau. Bruno dihadirkan untuk edukasi masyarakat tentang asyiknya olahraga berkuda," jelasnya.

Selain Bruno, ada pula Cocow, kuda poni berambut pirang. Kuda ini sangat lucu dan menjadi kegemaran anak-anak. Cocow juga bisa ditunggangi, dengan beban maksimal 35 kg.

"Kalau Bruno maksimal penunggangnya memiliki berat 75 kg, untuk Cocow, maksimal 35 kg. Cocow ini sangat lucu dan digemari anak-anak. Terkadang Cocow sering tertidur sendiri jika melayani anak-anak, dia sangat menggemaskan," imbuhnya.

Di lokasi berkuda, dilengkapi area berfoto yang instagramable. Ada pula arena wisata lain seperti botanis garmen, mini farm yang berisi banyak satwa cantik, ada area trekking, camping ground, paket field trip, dan fun archery. Semua bisa dinikmati dengan adanya pendampingan dari pemandu. Jadi, tak perlu takut untuk mencoba.

Nantinya, Sheila bahkan berencana membuat sekolah pacuan kuda di Samarinda. Namun dia masih berusaha mengumpulkan minimal 2 kuda lagi untuk menemani Bruno dan Cocow.

"Iya saya berencana membuat sekolah pacuan kuda di Samarinda, namun jumlah kuda yang ada juga harus ditambah menjadi 3. Nanti saya berencana mendatangkan pelatih profesional untuk siswa pacuan kuda. Tapi tidak sekarang, karena rencana itu harus matang," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.