Sukses

Petaka Merebus Telur di Dalam Microwave, Remaja Alami Luka Bakar

Resep merebus telur di dalam microwave ini didapati remaja itu secara online.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang ibu bernama Kirsty Brown sedang menidurkan putrinya Hallie ketika ia mendengar teriakan histeris dari dapur rumahnya pada Oktober tahun lalu. Awalnya, ia tidak terlalu memikirkan karena sudah terbiasa dengan teriakan anak remajanya

Tapi, ketika tunangannya, Michael Sale, berteriak memintanya melihat mata Kadie yang berusia 12 tahun, Kirsty tahu ada sesuatu yang salah. Mengutip The Sun, Sabtu, 19 Juni 2021, saat ibunya sedang menidurkan adik perempuannya yang berusia satu tahun, Kadie Law mengira ia akan membuat telur rebus di atas roti bakar menggunakan trik yang dilihat secara online.

Remaja itu menjelaskan, "Saya merebus air, memasukkannya ke dalam stoples kaca, memecahkan telur ke dalamnya, dan memasukkannya ke dalam microwave. Saya belajar bagaimana melakukannya dari resep online dan saya telah melihat ibu membuatnya sebelumnya."

Namun, Kadie tidak menyadari bahwa microwave telah dibiarkan pada pengaturan tertinggi ketika ia memasukkan telur selama 90 detik. Setelah mengeluarkannya dari microwave, Kadie meletakkan stoples kaca ke samping dan merogoh lemari di atasnya.

Tapi, saat sedang mencari mangkuk, wadah itu menyemprotkan semburan air panas ke wajahnya. Insiden itu membuatnya menderita luka bakar parah di seluruh kelopak mata, pipi, dan hidung.

"Saya mendapatkan (mangkuk) dan saya melihat ke bawah, itu kemudian meledak di wajah saya," jelas Kadie. "Airnya lebih panas dari titik didih karena sudah di microwave setelah direbus."

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Beruntung Tidak Mengalami Kebutaan

Kadie bercerita ia merasa beruntung tidak buta karena peristiwa nahas tersebut, namun itu tetap "pengalaman paling menyakitkan yang pernah dialaminya." Beruntung bagi Kadie, ayah tirinya menyuruh menyiramkan air dingin ke wajahnya segera setelah itu.

Ibu Kadie melanjutkan, "Saya telah melihatnya dan saya pikir itu tidak terlihat terlalu buruk karena masih sangat pagi dan ia hanya terlihat basah kuyup (dari kamar mandi). Ketika saya mengarahkannya langsung menghadap saya, saya menyadari dahinya tidak berada di bawah air dan saya tahu kami harus pergi ke rumah sakit."

"Saya meninggalkannya di bawah sana selama 40 menit, sementara saya mengemasi tas dan membasahi banyak handuk, serta selimut untuk dibawa ke dalam mobil tempat ia berbaring dengan mereka di wajahnya," imbuhnya.

3 dari 4 halaman

Tidak Boleh Keluar Rumah di Jam Tertentu

Selama setengah jam perjalanan ke rumah sakit, Kirsty mengatakan putrinya secara mengejutkan tenang sementara ia tetap "panik" karena khawatir. Kadie awalnya dirawat di A&E Rumah Sakit Royal Oldham sebelum dipindahkan ke unit luka bakar anak-anak di Rumah Sakit Anak Royal Manchester.

"Ketika Anda melepas handuk, Anda tidak bisa benar-benar mengetahui sejauh mana. Anda hanya bisa melihat kepalanya sangat melepuh dan sisa wajahnya sedikit merah," ucapnya. "Mereka menguji matanya dan sangat senang dengan itu. Ia sangat beruntung berhasil menutup matanya tepat waktu."

Setelah dipindahkan, lapisan atas kulit dari luka bakar Kadie dikerok sebelum mengoleskan minyak zaitun ke kulitnya yang hangus dan membalut bagian yang paling buruk di dahinya. Meski rajin mengoleskan minyak zaitun tiga kali sehari seperti yang diinstruksikan, kulit Kadie masih terinfeksi dan ia membutuhkan antibiotik selama tujuh hari untuk membersihkannya.

Delapan bulan setelah kecelakaan itu, Kadie disarankan untuk tidak meninggalkan rumah antara pukul 11.00 sampai 16.00 selama dua tahun berikutnya untuk menghindari sinar matahari yang merusak kulitnya lebih jauh.

Ia juga tidak diperbolehkan memakai makeup, sesuatu yang menurut Kirsty sangat ia sukai. Sang ibu mengatakan, "Selama dua tahun ke depan, Kadie perlu memakai tabir surya SPF 50, memakai topi, dan mengoleskan krim emolien dua kali sehari."

4 dari 4 halaman

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.