Sukses

Bubuk Whey Impor di China Bawa COVID-19, Aparat Cari 22 Ton Produk Olahannya

Pada Januari 2021, China dikejutkan setelah setumpuk produk olahan susu berupa bubuk whey yang diimpor dari Ukraina mengandung jejak virus corona COVID-19, media China Global Times melaporkan.

Liputan6.com, Beijing - China mungkin telah berhasil mengendalikan pandemi COVID-19. Namun, negara yang melaporkan kasus pertama infeksi virus corona pada 2019 silam tersebut tengah menghadapi masalah lain.

Makanan yang sedang diimpor oleh China kini kerap kali terkontaminasi COVID-19.

Pada Januari 2021, China dikejutkan setelah produk olahan susu berupa bubuk whey yang diimpor dari Ukraina mengandung jejak virus corona COVID-19, media China Global Times melaporkan, seperti dikutip dari Mashable Asia, Sabtu (6/2/2021).

Sekitar 10 metrik ton bubuk whey telah dikirim pada 18 Januari 2021 ke sebuah perusahaan di provinsi utara Shandong untuk menghasilkan susu kurma --minuman ringan yang cukup populer di China karena terbuat dari susu, kurma, dan almond.

Penemuan virus itu kini membuat pihak berwenang Tiongkok tengah menelusuri 22,22 metrik ton susu kurma. Ribuan pesanan yang ditempatkan di platform e-commerce seperti Alibaba dan Pinduoduo diperiksa.

Parahnya, beberapa ratusan orang yang diyakini telah menangani pengiriman bubuk whey ketika tiba turut dites positif oleh COVID-19.

Di Tianjin, batch bubuk whey yang sama dari Ukraina digunakan untuk membuat es krim. Tanpa disadari, susu bubuk bersumber dari Selandia Baru juga berkontribusi pada kontaminasi COVID-19.

Ketika jejak virus ditemukan dalam tiga sampel, sekitar 2.000 kotak es krim --semuanya tidak terjual-- segera dibuang oleh pihak berwenang.

Pihak berwenang China percaya bahwa susu kurma dan es krim yang dinyatakan positif COVID-19 dipicu oleh jejak kecil asam nukleat virus.

Namun, asam nukleat itu, juga kadang-kadang disebut sebagai virus mati, tidak dapat menyebabkan infeksi, Global Times melaporkan.

Akan tetapi, ketika dilakukan pengetesan, mereka menunjukkan pembacaan hasil positif. Hal itu, bersamaan dengan lonjakan kasus Januari 2021, sempat membuat sejumlah orang di China panik.

Meskipun belum ada laporan tentang orang-orang yang terjangkit virus setelah meminum susu kurma, banyak kota di China utara telah melaporkan hasil tes positif COVID-19 dari camilan yang terkontaminasi.

Ini hanya menyebabkan lebih banyak spekulasi dan ketakutan seputar susu kurma tersebut, meskipun pihak berwenang menyatakan bahwa tidak ada alasan untuk khawatir.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Temuan Sebelumnya

Sebelumnya pada November 2020, Kementerian Kepabeanan China (GAC) menyampaikan penangguhan impor makanan beku kepada 109 negara pemasok, menyusul rangkaian temuan produk yang terkontaminasi COVID-19.

Kepada negara-negara tersebut, GAC mengatakan akan meningkatkan pengawasan terhadap produk impor, penyiar pemerintah China CCTV mewartakan pada Sabtu (14/11), sebagaimana dikutip dari Antara, Minggu (15/11/2020).

Penangguhan tersebut dilakukan setelah ditemukan kandungan COVID-19 pada produk makanan beku impor di lima tempat berbeda pada Jumat (13/11) dan Sabtu.

Kelima tempat itu adalah Wuhan (Provinsi Hubei), Jinan dan Liangshan (Provinsi Shandong), Quanzhou (Provinsi Fujian), dan Lanzhou (Provinsi Gansu).

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.