Sukses

Top 3: Akhir Kisah Sedih Koala Australia Hingga Penjelasan Jika Bumi Datar Tersorot

Kebakaran di Australia tak hanya jadi kisah sedih bagi manusia tapi juga hewan yang jadi ciri khas negara tersebut. Simak artikel paling populer di kanal Global Liputan6.com berikut.

Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran hutan dan lahan yang saat ini sedang melanda Australia ternyata tak hanya menjadi kisah menyedihkan bagi manusia namun juga populasi hewan yang menjadi ciri khas negara tersebut.

Belumlama ini viral video aksi heroik seorang wanita menerobos kebakaran, demi menyelamatkan seorang koala yang terjebak di dalamnya. Namun, cerita menyentuh tersebut harus berakhir menyedihkan.

Informasi populer lainnya mengenai larangan ekspor nikel yang diberikan oleh pemerintah Indonesia bagi Uni Eropa. Dubes Uni Eropa menyebutkan bahwa aturan baru tersebut sangatlah merugikan pihaknya. Bahkan, pihak Uni Eropa pun sampai melaporkan kekecewaannya tersebut kepada pihak ketiga. 

Selanjutnya beralih ke sains. Misteri sekaligus konspirasi mengenai bentuk Bumi sesungguhnya ternyata masih menarik perhatian banyak orang. Banyak yang memperdebatkan tentang bentuk Bumi yang bulat atau datar. Namun, tak ada yang tahu tentang apa yang akan terjadi jika bumi berbentuk datar.

Simak ketiga artikel paling populer kanal Global Liputan6.com edisi Kamis, 28 November 2019.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Viral Video Penyelamatan Koala Terbakar di Hutan Australia, Akhirnya Menyedihkan

Sebuah koala yang menarik perhatian luas setelah diselamatkan dari kebakaran hutan di Australia akhirnya mati, setelah gagal pulih dari luka bakarnya yang begitu parah.

Dilansir dari BBC, Selasa (26/11/2019), koala bernama Lewis itu sejatinya telah dibawa ke rumah sakit hewan minggu lalu, setelah seorang wanita menyelamatkannya dari pohon di semak belukar yang terbakar di New South Wales.

Video penyelamatan, yang menunjukkan Toni Doherty menggunakan bajunya untuk membungkus koala, ditonton oleh banyak orang secara global.

Dokter hewan mengatakan marsupial itu disuntik mati karena luka bakarnya tidak membaik.

"Sasaran nomor satu (kami) adalah kesejahteraan hewan. Jadi, dengan alasan itulah keputusan ini dibuat," kata Rumah Sakit Port Macquarie Koala.

Baca Selengkapnya...

3 dari 4 halaman

2. Dubes Uni Eropa: Larangan Ekspor Nikel Indonesia Merugikan Kami

Uni Eropa resmi mengadukan Republik Indonesia ke World Trade Organization (WTO) atas pelarangan ekspor nikel yang dimulai awal 2020. Aturan itu dianggap Uni Eropa merugikan perusahaan-perusahaan mereka.

"Uni Eropa telah meluncurkan aduan ke WTO untuk menghapus langkah-langkah yang tidak konsisten dengan WTO dan merugikan perusahaan-perusahaan di Uni Eropa," ujar Dubes Uni Eropa untuk Indonesia Vincent Piket kepada Liputan6.com, Rabu (27/11/2019).

Larangan ekspor bijih nikel yang dilakukan Indonesia bertujuan untuk hilirisasi industri. Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut Indonesia rugi karena ekspor nikel, sehingga ekspor dihentikan agar bisa diolah lebih dahulu agar keuntungan bertambah.

Baca Selengkapnya...

4 dari 4 halaman

3. Inikah yang Akan Terjadi Jika Bumi Berbentuk Datar?

Bumi berbentuk bulat seperti bola. Ini adalah fakta sederhana yang diketahui manusia sejak lama, terlebih ketika Uni Soviet membuktikannya untuk pertama kali pada 1957 melalui peluncuran satelit Sputnik 1.

Namun demikian, sekelompok kecil orang di dunia ini ada yang bersikeras mengaggap bahwa Bumi berbentuk datar, yang kemudian mereka menyebut diri mereka sendiri sebagai kelompok Bumi datar atau flat Earth.

Banyak flat-Earthers melakukan upaya-upaya untuk menjabarkan penjelasan alternatif guna menentang kenyataan Bumi yang bulat.

Namun, apabila Bumi datar, planet ketiga paling dekat dengan matahari ini tidak akan berperilaku seperti sekarang. Bahkan, umat manusia dan makhluk hidup lainnya akan mati.

Baca Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.