Sukses

Iran Akan Cegah Kapal Militer AS yang Mendekat, Pertanda Konflik?

Pemerintah Iran menyatakan takkan mengizinkan kapal induk Angkatan Laut Amerika Serikat untuk mendekat ke perairannya.

Liputan6.com, Teheran - Pemerintah Iran menyatakan bahwa mereka takkan mengizinkan kapal induk Angkatan Laut Amerika Serikat yang mendekat ke perairannya. Hal itu disampaikan oleh komandan AL Iran pada 24 Desember 2018.

"Kami takkan pernah membiarkan armada itu datang mendekati perairan wilayah Iran," kata Komandan Angkatan Laut Iran Habibollah Sayyari sebagaimana dikutip kantor berita Mehr, (26/12/2018).

"Kehadiran kapal perang AS tidak penting buat kami sebab, itu tak bisa berbuat apa-apa terhadap kami."

Kapal induk USS John C. Stennis dikabarkan mendekat ke perairan Iran pada Jumat 21 Desember, di tengah ketegangan menyusul penerapan sanksi baru AS terhadap Iran.

Sanksi baru itu menyusul langkah AS yang keluar dari kesepakatan pengendalian nuklir Iran 2015 (JCPOA), yang ditandatangani antara Iran, anggota tetap Dewan Keamanan PBB plus Eropa dan Jerman. Kesepakatan 2015 menetapkan pemberlakuan ketat atas program nuklir Iran sebagai imbalan bagi peringanan sanksi berjumlah miliaran dolar AS.

Namun, usai keluar dari JCPOA, AS kembali memberlakukan sanksi secara sepihak terhadap Iran. Beberapa set sanksi telah diterapkan oleh AS pada Agustus dan November.

Sanksi Agustus 2018 menargetkan industri otomotif dan penerbangan Iran. Sementara, sanksi November 2018 memukul sektor minyak dan gas Iran, sektor pelayaran dan bank-banknya.

Ekspor energi Iran menyumbang hingga 80 persen dari pendapatan negara itu, menurut Badan Informasi Energi AS, sehingga, sanksi akan menghujam keras keuangan dan orang-orang di Negeri Para Mullah.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kapal Induk AS Akan Memblokade Distribusi Minyak Iran?

Kehadiran kapal induk John C. Stennis di dekat perairan Iran tampak ditujukan sebagai upaya AS untuk memblokade distribusi minyak Negeri Para Mullah yang dilakukan via kapal.

Sebelumnya, pemerintah AS bertekad mengetatkan sanksi mereka pada Iran, dengan menargetkan "Operator pelabuhan Iran dan ekspedisi pelayaran, yang juga terkait dengan transportasi minyak dan gas."

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo juga telah mengatakan, set sanksi baru yang diterapkan terhadap Iran ditujukan untuk "membuat ekspor minyak Iran menjadi nol".

Merespons sanksi 5 November, Presiden Iran Hassan Rouhani bersumpah akan melanggarnya. Ia mengatakan, "Amerika ingin mengurangi penjualan minyak Iran ... tetapi kami akan terus menjual minyak kami ... untuk menghentikan sanksi," kata Rouhani kepada para ekonom dalam sebuah pertemuan yang disiarkan langsung di televisi pemerintah, Senin 5 November.

Kepercayaan diri Rouhani turut didukung oleh Uni Eropa, yang mengusulkan agar perusahaan global tetap berdagang dengan Iran meskipun ada sanksi baru dari AS.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.