Sukses

Harga Minyak Melonjak 4 Persen karena Kemungkinan Sanksi Baru ke Rusia

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyarankan sanksi tambahan terhadap produk minyak dan batu bara dari Rusia.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak melonjak pada perdagangan Senin karena kematian warga sipil di Ukraina meningkat. Hal ini mendorong ketanan tekanan dari negara di Eropa untuk menjatuhkan sanksi energi lebih besar ke Rusia dan diperkirakan akan mendorong harga minyak.

Mengutip CNBC, Selasa (5/4/2022), harga minyak mentah Brent ditutup di USD 107,53 per barel, naik 3,01 persen. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 4,01 atau 4,04 persen ke level USD 103,28 per barel.

Kedua harga minyak tersebut sempat turun lebih dari USD 1 di awal sesi. Namun kemudian naik mengalami tekanan di tengah perdagangan.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin dan para pendukungnya akan merasakan konsekuensi dari peristiwa di Bucha, di luar ibu kota Kyiv. Di mana ditemukan kuburan massal dan mayat terikat yang ditembak dari jarak dekat.

Olaf Scholz mengatakan Sekutu Barat akan menyetujui sanksi lebih lanjut terhadap Moskow dalam beberapa hari mendatang.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyarankan sanksi terhadap minyak dan batu bara. Ia mengatakan bahwa ada petunjuk yang sangat jelas terjadinya kejahatan perang oleh pasukan Rusia.

Invasi Rusia pada Februari telah meningkatkan kekhawatiran pasokan minyak yang telah mendorong kenaikan harga. Sanksi yang dikenakan pada Rusia dan penghindaran pembeli terhadap minyak Rusia telah menyebabkan penurunan produksi dan menimbulkan kekhawatiran kerugian yang lebih besar.

“Ketika AS dan UE mengurangi pembelian minyak Rusia, China dan India sebagai pelanggan utama yang tersisa mungkin enggan membeli minyak Rusia juga dengan hubungan negatif yang terkait,” kata Presiden Lipow Oil Associates di Houston Andrew Lipow.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pernyataan Joe Biden

Harga minyak mentah turun sekitar 13 persen pada minggu lalu setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan rekor rilis cadangan minyak AS dan karena anggota Badan Energi Internasional berkomitmen untuk lebih lanjut memanfaatkan cadangan. Minyak mentah Brent mencapai USD 139 per barel pada bulan lalu, level tertinggi sejak 2008.

“Pengeluaran besar-besaran 1 juta barel per hari selama periode enam bulan di Amerika Serikat saja kemungkinan akan memastikan bahwa pasar minyak tidak lagi kekurangan pasokan pada kuartal kedua dan ketiga,” tulis Carsten Fritsch dari Commerzbank dalam sebuah laporan.

Harga minyak juga mendapat dukungan pada hari Senin dari jeda dalam pembicaraan di Wina untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran, yang akan memungkinkan pencabutan sanksi terhadap minyak Iran.

Tekanan ke bawah datang dari gencatan senjata di Yaman, yang dapat meredakan ancaman pasokan di Timur Tengah.

PBB telah menengahi gencatan senjata dua bulan antara koalisi yang dipimpin Saudi dan kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran untuk pertama kalinya dalam konflik tujuh tahun. Fasilitas minyak Saudi telah diserang oleh Houthi selama pertempuran.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.