Sukses

Curhat Dahlan Iskan Kelola BUMN, Direksi Sering Bertengkar hingga Berebut Pengaruh

Bahkan kadang kala dalam satu jajaran direksi BUMN setiap direksi memiliki bos masing-masing.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan kembali berbicara mengenai BUMN setelah 6 tahun bungkam. Dia bercerita mengenai salah satu kesulitan dalam mengelola BUMN yaitu sering kali terjadi ketidakcocokan antara direktur utama dengan direksi dalam menjalankan tugas dari menteri.

"Yang sulit di BUMN itu adalah direksinya itu sering berebut pengaruh, sering bertengkar dengan dirut atau sesama direksi. Kemudian, perbedaan itu dibaca staf ke bawah. Kemudian masing-masing punya pengikut diinternal perusahaan itu," ujar Dahlan dalam Video Conference, Jakarta, Senin (18/5/2020).

Kondisi tersebut, kata Dahlan, sangat tidak menguntungkan bagi perusahaan. Bahkan kadang kala dalam satu jajaran direksi perusahaan setiap direksi memiliki bos masing-masing baik yang berasal dari politisi maupun yang berasal dari pejabat.

"Gejala seperti itu tidak baik. Apalagi direksi mencari beking di luar apakah itu politisi apakah itu pejabat yang lebih tinggi sehingga katakan lah ada 5 direksi BUMN, bisa saja masing-masing direksi punya bos sendiri-sendiri," paparnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Koordinasi

Dia melanjutkan, ketika menjadi menteri dia menginginkan ada koordinasi yang baik antar direksi sehingga pihaknya membuat aturan tak boleh direksi datang menemui menteri tanpa arahan dari direktur utama. Aturan tersebut perlahan mengikis persaingan antar direksi.

"Ketika jadi Menteri BUMN saya tak mau itu terjadi, saya hanya mau tahu direktur utama. Saya tidak mau tahu direktur. Direktur loyalnya harus kepada dirut. Tidak boleh direktur menghadap menteri kecuali disuruh direktur utama. Tidak boleh direktur tiba tiba nyelonong ke kementerian," jelasnya.

Dahlan menambahkan, dalam kondisi saat ini tips tersebut belum tentu menjadi hal yang paling baik untuk diterapkan. Sebab, insting setiap pemimpin berbeda-beda.

"Itu yang saya sebut harus ada loyalitas sehingga tak boleh direktur memiliki bos sendiri sendiri diluar sana. Itu akan membuat tidak solid. Apakah itu ide yang baik itu saya tidak tahu juga untuk kondisi sekarang," tandasnya.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.