Sukses

Industri Didorong untuk Produksi Kemasan Ramah Lingkungan

Penggunaan kemasan ramah lingkungan merupakan suatu keperluan yang harus di terapkan oleh setiap pelaku industri.

Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan kemasan ramah lingkungan (sustainable packaging) terus didorong seiring makin maraknya isu mengenai pemanasan global dan isu-isu lain yang berhubungan dengan pencemaran lingkungan yang menjadi sebuah permasalahan tersendiri beberapa tahun ini.

Hal tersebut menjadi salah satu yang diangkat dalam pameran industri pengemasan Interpack 2020 yang akan digelar di Düsseldorf Jerman pada 7-13 Mei 2020.

Direktur Eksekutif Federasi Pengemasan Indonesia (FPI) Henky Wibawa mengatakan, ide penggunaan kemasan ramah lingkungan ini sudah lebih berkembang terlebih dahulu di dunia internasional. Kini para pelaku industri di Indonesia, juga melihat hal ini sebagai peluang untuk mengembangkan dan mengikuti tren ini agar tidak tersisih dalam persaingan global.

Selain itu penggunaan kemasan ramah lingkungan merupakan suatu keperluan yang harus di terapkan oleh setiap pelaku industri di Indonesia mengingat saat ini dunia tengah diramaikan oleh isu-isu mengenai bahaya limbah yang berasal dari sampah produk terutama limbah plastik.

Henky menekankan pentingnya sustainable packaging dalam mempromosikan kesehatan dan kehidupan yang lebih baik, mengurangi bahaya terhadap lingkungan, dan dalam jangka panjang menurunkan biaya.

"Penting memikirkan kembali desain kemasan dan pembuatannya dalam penerapan Industri 4.0. 81 persen dari dampak lingkungan suatu produk berada pada tahap desain," ujar Henky dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (3/12/2019).

Henky menekankan pentingnya mengadopsi desain berkelanjutan dalam kemasan sebagai satu pendekatan untuk produksi kreatif yang mendasari pengambilan keputusan yang efektif terhadap pengurangan dampak pada masyarakat dan lingkungan.

Merancang kemasan makanan dan minuman dengan paradigma ramah lingkungan meningkatkan kelayakan produk. Hal ini karena bahan yang dapat digunakan kembali menciptakan nilai baru, tidak hanya untuk perusahaan itu sendiri tetapi juga untuk pengguna dan bisnis lain yang akan menggunakan dan menggunakan kembali bahan tersebut.

"Dengan teknologi baru dan pendekatan desain, pengemasan dapat membantu mencegah pemborosan makanan di berbagai tahapan rantai nilai. Pengusaha Indonesia dapat memanfaatkan pameran Interpack 2020 untuk mengakses teknologi terbaru dalam pengemasan agar tetap dapat bersaing," ujar Henky Wibawa.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pameran Interpack 2020

Sementara itu, Deputy Director Interpack Messe Düsseldorf GmbH, Thomas Dohse menyatakan sebagai sosialisasi Interpack 2020 kepada dunia internasional, pihaknya melakukan roadshow ke negara-negara di dunia antara lain Indonesia

Di Indonesia, Interpack Messe Düsseldorf bertemu dengan 90 pengusaha industri pengemasan Indonesia, guna memberikan edukasi tren pengembangan industri kemasan di dunia.

“Saat ini 18 hall area pameran di Interpack 2020 telah habis terjual diisi oleh 3000 perusahaan teknologi pengemasan ternama dari 60 negara di dunia. Bahkan permintaan penambahan luas area pameran masih terus berdatangan. Penting bagi pengusaha Indonesia hadir di Interpack 2020 karena pameran ini akan menghadirkan tren-tren teknologi masa depan yang diprediksi sudah semakin berkembang di penghujung tahun 2019," ujar dia.

Pameran interpack digelar yang digelar setiap tiga tahun selalu mencatat jumlah pengunjung yang fantastis. Di 2017, Interpack dikunjungi oleh 170,899 pengunjung dari 169 negara dimana 75 persen dari jumlah tersebut memiliki jabatan penting dan merupakan pengambil keputusan di perusahaannya.

Interpack berfokus pada solusi pengemasan dan teknologi proses terkait, ditujukan bagi para pengusaha di bidang makanan, minuman, gula-gula, produk roti, farmasi, kosmetik, barang konsumsi bukan makanan dan barang industri.

Penyelenggara juga mengelompokkan eksibitor-eksibitor terkait kedalam satu kluster untuk mempermudah pengunjung mencari teknologi yang diinginkan. Misal, penyuplai teknologi kemasan obat-obatan berada dekat dengan kosmetik. Atau pengunjung yang mencari mesin untuk teknologi pelabelan dan identifikasi, produksi bahan kemasan dan pencetakan kemasan berada dalam satu hall pameran sehingga waktu kunjungan menjadi lebih efisien.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.