Sukses

Miliarder Thailand Terluka Gara-Gara Diserang Biawak

Sang sosialita sedang bersepeda ketika dihalangi oleh biawak.

Liputan6.com, Bangkok - Miliarder Thailand, Areeyachat Apisithamorngul, atau dikenal dengan nama Jaeleng, terpaksa dibawa ke rumah sakit akibat serangan biawak. Kejadian tersebut bermula dari pertemuan keduanya di sebuah taman pada minggu pagi.

Dilansir dari Bangkok Post, sang miliarder sedang bersepeda pagi di taman Lumpini ketika rutenya dihadang oleh seekor biawak berukuran sekitar 1,5 meter dan lebar 50 sentimeter. Biawak itu pun menolak menyingkirkan diri.

Melihat ukuran biawak yang besar, miliarder berusia 71 tahun itu pun khawatir dan menunggu agar biawak itu menyingikir. Tetapi hewan itu tetap tidak beranjak dan terus-terusan memamerkan lidanya. Sang sosialita pun berusaha memutari biawak itu ketika kejadian tidak menyenangkan terjadi

Begitu Jaeleng bermanuver, biawak tersebut meluncur ke arah sepeda, dan akibatnya tertabrak dan terlindas sepeda. Biawak itu kemudian melibaskan ekornya ke sepeda.

Jaeleng pun oleng dan terjatuh dengan posisi wajahnya menghadap tanah. Wajah bagian kirinya pun terluka, termasuk ada lebam pada mata, seperti dibuktikan lewat foto dan selfie yang ia unggah di Facebook.

Pada akun Facebook-nya, Jaeleng menceritakan kisah lengkapnya, serta terdapat dokumentasi para dokter yang merawatnya. Ia pun terlihat sudah bisa duduk di kursi roda di kelilingi para kerabat.

Jaeleng bukan sosialita biasa, ia adalah miliarder industri ritel dan pemimpin Jae Leng Plaza yang menjual produk-produk impor dengan harga diskon. Hartanya dilaporkan sampai miliaran baht.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perlindungan Biawak Raksasa di Indonesia

Biawak merupakan salah satu hewan yang kerap ditemui di Indonesia. Biawak raksasa atau yang disebut komodo, juga dilindungi kalangan pecinta alam agar masyarakat lebih bijak dalam menghadapi fauna ini. 

Staf Bidang Pengendalian Ekosistem Hutan (PEH) Balai Taman Nasional Komodo Ande Kefi mengatakan komodo (Varanus komodoensis) atau biawak raksasa pernah dibunuh warga karena mengira binatang pembawa hama.

"Kehadiran satwa komodo itu sempat membingungkan warga setempat karena kurangnya pemahaman mengenai biawak raksasa yang merupakan komodo (Varanus komodoensis)," ucap Ande kepada Liputan6.com, Selasa (24/7/2018).

Dia menjelaskan, warga setempat menganggap satwa purba tersebut merupakan hama, bukan komodo.

"Warga yang belum tahu tentang komodo mereka menganggap ini adalah hama bukan komodo, sehingga ada komodo yang dibunuh," katanya.

Dijelaskannya, keberadaan satwa purba komodo tidak hanya di dalam kawasan Taman Nasional Komodo, namun juga tersebar di wilayah utara Pulau Flores.

Berdasarkan hasil riset Owen Ovenberg, lanjutnya, penyebaran komodo itu ada dan berkembang biak hampir di seluruh pantai utara Pulau Flores.

"Ini berdasarkan hasil riset. Bahkan hasil riset itu menyebutkan penyebaran satwa komodo sampai ke Tanjung Watu Manuk di Kabupaten Sikka atau di wilayah bagian timur Pulau Flores," imbuh Ande.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini