Sukses

Kalbe Farma Targetkan Akuisisi Saham Aventis Rampung Oktober 2022

PT Kalbe Farma Tbk menandatangani perjanjian pembelian saham dengan Sanofi Aventis Participations dan Hoechst GMBH untuk beli saham Aventis Pharma.

Liputan6.com, Jakarta - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) membeli saham Aventis Pharma milik Sanofi Aventis Participations dan Hoechst GMBH (Sanofi). Hal itu ditandai dengan penandatanganan perjanjian jual beli saham (share purchase agreement/SPA) yang berlangsung pada 22 Juli 2022.

Kesepakatan tersebut akan mengalihkan 80 persen kepemilikan saham Sanofi di PT Aventis Pharma ke Kalbe. Termasuk fasilitas produksi yang berlokasi di Jakarta, aset dan hak distribusi serta pemasaran obat resep dan vaksin Sanofi di Indonesia.

Transaksi ini akan memastikan kelanjutan produksi dan pasokan produk ke pasar Indonesia melalui komitmen jangka panjang di semua aspek distribusi dan lisensi antara Kalbe dan Sanofi.

Sayangnya, Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Vidjongtius belum bisa mengungkapkan berapa nilai transaksi dari akuisisi tersbeut. Perseroan akan mendanai akuisisi itu dengan kas internal atau pendanaan pinjaman bank. Akuisisi direncanakan rampung pada kuartal III 2022.

"Nilainya belum bisa kita sampaikan saat ini, karena masih dalam proses penyelesaian. Kami perkirakan sekitar Oktober 2022 diharapkan selesai,” kata dia kepada Liputan6.com, Rabu, 27 Juli 2022.

Vidjongtius menambahkan, langkah strategis ini akan menghadirkan produk-produk yang selaras dengan portofolio Kalbe, terutama di kelas terapi fokus, seperti diabetes dan kardiovaskular, serta akses ke vaksin sebagai bagian dari strategi pertumbuhan Kalbe Farma.

"Untuk jangka panjang dapat meningkatkan kontribusi TKDN kesehatan,” imbuh dia.

Head of Community Asia & Eurasia Sanofi, Haissam Chraiteh mengatakan, sebagai bagian dari strategi jangka panjang, Sanofi berupaya melakukan simplifikasi atas kegiatan operasional internasionalnya, sambil memastikan akses berkelanjutan atas obat-obatan dan vaksin Sanofi bagi pasien di seluruh dunia.

"Sanofi memilih Kalbe karena kepercayaan pasar, kinerja bisnis yang kuat, dan pengetahuan yang mendalam tentang industri kesehatan Indonesia, yang keseluruhannya akan menjamin akses yang luas dan berkelanjutan ke obat-obatan dan vaksin Sanofi untuk pasien,” pungkas dia.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bakal Genggam 80 Persen Saham Aventis Pharma

Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) membeli saham Aventis Pharma milik Sanofi Aventis Participations dan Hoechst GMBH pada Jumat, 22 Juli 2022.

PT Kalbe Farma Tbk menandatangani perjanjian pembelian saham dengan Sanofi Aventis Participations dan Hoechst GMBH pada 22 Juli 2022 untuk mengalihkan kepemilikan Sanofi Aventis Participations dan Hoechst GMBH sebagai penjual di PT Aventis Pharma.

Melalui transaksi itu, PT Kalbe Farma Tbk akan memperoleh 80 persen kepemilikan atas PT Aventis Pharma berikut hak distribusi, lisensi, dan pemasaran atas produk-produk obat resep dan vaksin milik penjual di Indonesia.

"Transaksi diharapkan memberikan dampak positif terhadap kinerja perusahaan, khususnya pada divisi obat resep," tulis Sekretaris Perusahaan PT Kalbe Farma Tbk, Lukito Kurniawan Gozali dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (25/7/2022).

Adapun penyelesaian transaksi tersebut masih bergantung pada pemenuhan beberapa persyaratan pada perjanjian pembelian saham.

 Pada perdagangan Senin, 25 Juli 2022, saham KLBF turun 1,46 persen ke posisi Rp 1.690 per saham. Saham KLBF dibuka stagnan di posisi Rp 1.715 per saham.

Saham KLBF berada di level tertinggi Rp 1.715 dan terendah Rp 1.670 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 1.832 kali dengan volume perdagangan 293.064 saham. Nilai transaksi Rp 49,4 miliar. 

 

3 dari 4 halaman

Jurus Kalbe Farma Atasi Tekanan Rupiah dan Inflasi

Sebelumnya, nilai tukar Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga berimbas pada emiten sektor farmasi. Kondisi itu membuat emiten farmasi seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) siapkan strategi, dan jika rupiah terus melemah akan berpotensi dongkrak biaya produksi.

"Secara jangka pendek dampaknya sudah diantisipasi sejak akhir tahun lalu. Tapi kalau berkepanjangan maka dapat menaikkan biaya produksi," Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Vidjongtius kepada Liputan6.com, Selasa, 12 Juli 2022.

Untuk itu, Kalbe menempuh strategi dengan mengkombinasikan empat pilar bisnis yang dimiliki perseroan. Empat pilar bisnis tersebut antara lain obat resep, obat bebas atau consumer health, nutrisi, serta distribution & logistic. Diakui sebelumnya, perseroan memang telah meningkatkan persediaan bahan baku secara bertahap sejak pandemi untuk menjamin ketersediaan produk.

"Perusahaan melakukan pengelolaan persediaan barang dan kelola cadangan. Secara operasional juga dilakukan cost saving internal,” imbuh dia.

 

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Direktur Keuangan Kalbe Farma, Bernadus Karmin menjelaskan, penyesuaian harga dikenakan pada produk yang bahan bakunya mengalami kenaikan signifikan. Penyesuaian tidak serta merta dibebankan kepada konsumen seluruhnya, sehingga dinilai tidak memberatkan.

"Menghadapi inflasi dan pelemahan rupiah, di kuartal I 2022, kami sudah melakukan penyesuaian harga jual sekitar 3 persen untuk beberapa produk yang kami lihat sudah terdampak material atau signifikan oleh kenaikan beban tersebut,” kata Bernadus.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa pagi dibuka melemah di tengah tekanan inflasi global yang masih tinggi. Rupiah pagi ini bergerak melemah 10 poin atau 0,07 persen ke posisi 14.985 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.975 per dolar AS.

Sementara di tengah tren kenaikan harga bahan baku, perseroan optimis mencatatkan pertumbuhan baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih sampai akhir tahun.

"Kalbe tetap berkomitmen untuk mencapai target pertumbuhan penjualan dan laba tahun 2022 di kisaran 11 persen-15 persen,”ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.