Label Perhiasan Frank & co Peduli Populasi Gajah

Liputan6.com, Jakarta Anda sangat beruntung bila masih bisa melihat gajah bukan hanya di buku cerita tapi juga di kehidupan nyata. Tapi bagaimana dengan generasi mendatang?

Seperti dikutip dari rilis media yang diterima Liputan6.com, data WWF menyebut bahwa saat ini di Sumatera terdapat kurang dari 2.800 gajah, berkurang 80% selama 25 tahun terakhir. Penyebab utama berkurangnya jumlah populasi gajah adalah semakin berkurangnya habitat tempat tinggal gajah di Sumatera.

Area hutan yang dibabat untuk kebutuhan pertanian (industri pulp dan kertas serta perkebunan kelapa sawit). Apabila hal ini tidak segera ditindaklanjuti, maka para ahli memperkirakan bahwa gajah akan punah dalam waktu tidak kurang dari 30 tahun lagi.

Untuk meningkatkan kepedulian masyarakat akan kelestarian gajah ini, label perhiasan Frank & co bersama Brand Ambassador-nya Nadya Hutagalung melalui Let Elephants Be Elephants mengadakan sebuah kompetisi seni di mana para peserta diminta untuk mengirimkan karya seni berupa ilustrasi yang terinspirasi dari kehidupan gajah.

Kompetisi ini adalah kegiatan pertama yang dilakukan oleh Frank & co bersama Let Elephants Be Elephants dalam rangkaian gerakan kepedulian akan kelestarian gajah yang marak di media sosial dengan tagar #riseoftheelephant. Sebanyak 1.170 karya seni yang terinspirasi dari kehidupan gajah, telah masuk dan telah dikurasi oleh tim dari Frank & co dan Let Elephants Be Elephants.

Lebih dari 500 gambar dapat dilihat langsung melalui Instagram dengan menggunakan tagar #riseofthelephant. Kini telah dipilih 12 pemenang yang mengikuti rangkaian kegiatan Frank & co dan Let Elephants Be Elephants pada awal Oktober 2015 lalu.

Let Elephants Be Elephants digagas oleh Nadya Hutagalung & ahli ilmu hewan Dr Tammie Matson. Proyek Let Elephants Be Elephants memfokuskan diri untuk menurunkan permintaan atas gading gajah dengan meningkatkan kesadaran mengenai hubungan antara meningkatnya perburuan gajah di Afrika dan pembeli gading di Asia.

(bio/igw)