Sukses

Waspada Speech Delay Pada Anak, Dialami Moana Anak Ria Ricis

Penyebab, gejala dan cara mengatasi speech delay pada Anak

Liputan6.com, Jakarta Apakah Anda tahu bahwa dalam perjalanan perkembangan anak, beberapa tantangan seperti speech delay bisa menjadi perhatian serius bagi orangtua? Mengingat speech delay bisa dialami oleh siapa saja dan dimana saja. Salah satunya adalah YouTuber Ria Ricis yang baru-baru ini mengungkapkan bahwa anaknya, Cut Raifa Aramoana atau yang lebih dikenal dengan nama Moana, mengalami speech delay atau keterlambatan bicara di usia hampir 2 tahun atau 22 bulan.

Dalam era di mana informasi dan teknologi semakin mudah diakses, memahami isyarat-isyarat pertama speech delay dapat menjadi kunci untuk memberikan dukungan yang sesuai bagi pertumbuhan anak. Mengamati pola bicara anak adalah langkah awal yang penting dalam mendeteksi potensi speech delay. 

Namun, banyak orang tua juga menghadapi tantangan dalam membedakan antara perkembangan alami dan tanda-tanda yang lebih serius. Meski begitu, tidak perlu panik jika ditemukan tanda-tanda speech delay pada anak. Dengan pendekatan yang tepat, speech delay dapat diidentifikasi dengan baik dan langkah-langkah yang sesuai dapat diambil untuk membantu anak mencapai potensinya secara optimal.

Lantas apa saja tanda speech delay pada Anak? Untuk informasi lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber penyebab, gejala dan cara mengatasi speech delay pada Anak, pada Senin (27/5).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penyebab Speech Delay pada Anak

Speech delay pada anak merupakan masalah yang kompleks dengan berbagai penyebab yang mungkin terjadi. Dari kondisi medis sejak bayi lahir hingga faktor lingkungan seperti kurangnya stimulasi atau paparan gadget berlebihan, pemahaman akan beragam faktor ini dapat membantu orang tua dan tenaga medis mengenali serta mengatasi tantangan dalam perkembangan bicara anak dengan lebih efektif.

Dengan penanganan yang tepat, anak-anak yang mengalami speech delay dapat mendapatkan dukungan yang sesuai untuk mencapai potensi perkembangan bahasa mereka secara optimal. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai penyebab speech delay pada anak:

1. Kondisi Medis di Kandungan atau Baru Lahir

Penyebab speech delay pada bayi bisa terkait dengan kondisi medis tertentu. Contohnya, bayi yang lahir dengan berat badan rendah (BBLR) atau prematur memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami keterlambatan bicara. Selain itu, bayi kuning, infeksi TORCH selama kehamilan yang memengaruhi pendengaran, atau tidak mendapatkan cukup oksigen saat lahir (asfiksi) juga dapat memicu masalah perkembangan bicara. Hipotiroid kongenital yang tidak terdeteksi secara dini juga dapat menjadi penyebab speech delay.

2. Riwayat Kejang, Trauma Kepala, dan Radang Otak

Riwayat kejang yang berlangsung lama, peradangan pada otak, atau trauma kepala pada bulan-bulan awal kehidupan dapat meningkatkan risiko terjadinya speech delay. Kondisi-kondisi ini memengaruhi fungsi otak dan kemampuan berbicara anak.

3. Masalah Pendengaran

Masalah pendengaran merupakan salah satu penyebab utama speech delay. Anak dengan gangguan pendengaran terbatas dalam mendengarkan suara dengan volume tertentu, yang dapat disebabkan oleh infeksi telinga atau kelainan bawaan.

4. Gangguan Fungsi Oromotor dan Struktur Mulut

Speech delay juga bisa disebabkan oleh gangguan pada area otak yang mengontrol gerakan dan koordinasi bibir, lidah, dan rahang untuk menghasilkan suara. Kondisi ini seringkali juga mempengaruhi cara makan anak. Selain itu, masalah struktur mulut seperti bibir sumbing juga dapat menyebabkan gangguan pada gerakan lidah untuk berbicara.

5. Autisme

Anak dengan autisme sering mengalami keterlambatan berbicara dan masalah perkembangan bahasa serta sosial. Namun, keterlambatan berbicara pada anak dengan autisme seringkali sulit untuk disadari karena mereka mungkin tetap mencapai beberapa tahap perkembangan seperti merangkak, berdiri, dan duduk sesuai dengan usia mereka.

6. Riwayat Keluarga

Faktor genetik juga dapat berperan dalam speech delay. Jika ada riwayat keluarga yang memiliki masalah berbahasa seperti gagap, disleksia, atau keterlambatan berbicara, risiko anak mengalami speech delay akan meningkat.

7. Kurangnya Stimulasi

Kurangnya stimulasi atau pancingan untuk berbicara juga dapat menjadi penyebab speech delay. Anak yang tidak diberikan kesempatan atau dorongan untuk berbicara mungkin tidak terbiasa dengan pengucapan kata-kata.

8. Paparan Gadget Berlebihan

Penelitian menunjukkan bahwa anak yang terlalu sering menggunakan gadget untuk bermain game atau menonton video sebelum mereka belajar berbicara memiliki risiko lebih tinggi mengalami keterlambatan bicara dibandingkan dengan anak yang tidak begitu bergantung pada gadget.

Dengan memahami berbagai penyebab speech delay ini, orang tua dan tenaga medis dapat lebih mudah mengidentifikasi masalah tersebut dan memberikan perhatian serta intervensi yang diperlukan untuk membantu anak mengembangkan kemampuan berbicaranya.

3 dari 4 halaman

Tanda Speech Delay pada Anak

Pada usia 2 tahun, anak seharusnya sudah mencapai beberapa tonggak perkembangan bahasa, seperti menguasai sejumlah kosakata dan mampu menggabungkan kata-kata menjadi kalimat sederhana. Namun, beberapa anak mengalami speech delay, di mana mereka menunjukkan gejala seperti sulit merespon saat diajak berbicara, jarang meniru perkataan orang lain, kesulitan menyebutkan nama-nama benda di sekitar mereka, lebih sering menggunakan gestur tubuh daripada berbicara, dan menghindari kontak mata saat berbicara.

Pemahaman akan tanda-tanda ini penting untuk mengidentifikasi dan memberikan dukungan yang tepat bagi perkembangan bahasa anak dengan speech delay. Berikut adalah beberapa tanda dan gejala yang mungkin menjadi pertanda adanya speech delay pada anak:

1. Keterbatasan Kosakata dan Kalimat

Pada usia 2 tahun, anak seharusnya sudah menguasai sekitar 50 kosakata dan mampu menggabungkan dua kata untuk membentuk kalimat sederhana. Namun, anak dengan speech delay seringkali memiliki keterbatasan dalam jumlah kosakata yang dikuasai dan kesulitan dalam menyusun kalimat yang memadai.

2. Kesulitan Merespon saat Diajak Berbicara

Anak yang mengalami speech delay mungkin menunjukkan kesulitan dalam merespon saat diajak berbicara. Mereka mungkin membutuhkan lebih banyak waktu atau bantuan untuk memahami dan merespons percakapan.

3. Kurangnya Kemampuan Meniru Perkataan Orang Lain

Anak dengan speech delay cenderung jarang meniru perkataan orang lain. Mereka mungkin menghadapi kesulitan dalam meniru dan mengulangi kata-kata yang mereka dengar dari lingkungan sekitar.

4. Kesulitan Menyebutkan Nama-nama Benda di Rumah

Gejala lain dari speech delay adalah kesulitan anak dalam menyebutkan nama-nama benda di sekitar rumah. Mereka mungkin mengalami hambatan dalam mengungkapkan kata-kata untuk objek-objek yang mereka kenal.

5. Lebih Sering Menggunakan Gestur Tubuh Daripada Berbicara

Anak dengan speech delay cenderung lebih sering menggunakan gestur tubuh atau gerakan fisik daripada berbicara saat mereka meminta atau mengkomunikasikan sesuatu. Hal ini dapat terlihat sebagai cara alternatif bagi mereka untuk berkomunikasi.

6. Menghindari Kontak Mata dengan Lawan Bicara

Salah satu indikasi speech delay adalah kecenderungan anak untuk menghindari kontak mata saat berbicara atau berinteraksi dengan orang lain. Hal ini bisa mengindikasikan kesulitan mereka dalam membangun hubungan komunikasi verbal.

Dengan memahami tanda-tanda seperti ini, orang tua dan tenaga medis dapat lebih cepat mengenali kemungkinan adanya speech delay pada anak dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memberikan intervensi yang diperlukan.

4 dari 4 halaman

Penanganan Speech Delay

Penanganan speech delay pada anak memerlukan pendekatan yang holistik dan konsisten. Selain terapi wicara dengan ahli, penting juga melatih anak secara aktif setiap hari di rumah. Hal ini meliputi ajakan berinteraksi dengan kosakata sederhana, menghindari paparan layar berlebihan, serta memeriksakan anak secara rutin ke dokter untuk pemantauan kesehatan dan perkembangan bahasanya. Dengan perhatian dan upaya yang konsisten, diharapkan anak dapat mengatasi speech delay dengan baik. Berikut adalah beberapa langkah dalam penanganan speech delay pada anak:

1. Melatih Berbicara Setiap Hari

Langkah pertama dalam penanganan speech delay adalah melatih anak untuk berbicara secara konsisten setiap hari di rumah. Ajak anak berinteraksi dengan aktif, gunakan kosakata yang sederhana dan jelas, serta berikan respons positif saat mereka mencoba berbicara. Misalnya, saat anak menunjuk sesuatu, respon dengan memberi nama objek tersebut dengan jelas.

2. Ajak Berinteraksi Secara Aktif

Dalam membangun kemampuan berbicara anak, penting untuk ajak mereka berinteraksi secara aktif. Misalnya, saat anak melambaikan tangan, respon dengan kalimat sederhana seperti "Dadah!" atau "Sampai jumpa!". Saat mereka menunjuk objek, bantu mereka dengan memberi nama objek tersebut dan memperluas kosakata mereka.

3. Hindari Paparan Layar

Sementara mengatasi speech delay, penting untuk menghindari paparan layar yang berlebihan. Alih-alih menghabiskan waktu di depan layar, luangkan waktu untuk berinteraksi langsung dengan anak dalam kegiatan yang membangun kemampuan berbicaranya.

4. Terapi Pendengaran

Jika speech delay disebabkan oleh masalah pendengaran, langkah terpenting adalah melakukan pengobatan infeksi telinga atau menjalani terapi pendengaran yang sesuai.

5. Periksakan ke Dokter Secara Rutin

Penting untuk memeriksakan anak ke dokter secara rutin untuk memantau perkembangan bahasa mereka dan mengetahui apakah ada kondisi medis lain yang perlu diatasi.

6. Konsultasi dengan Ahli Terapi Wicara

Konsultasikan kondisi anak dengan ahli terapi wicara untuk mendapatkan penanganan yang tepat sesuai dengan tingkat keparahan speech delay yang dialami anak.

Dengan kombinasi langkah-langkah di atas, diharapkan anak dapat mengatasi speech delay dan mengembangkan kemampuan berbicaranya secara optimal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.