Sukses

Mengenal Tongue Tie, Kondisi yang Bikin Bayi Kesulitan Bicara dan Menyusu, Ini Cara Mengatasinya

Bayi dan anak kecil yang mengalami kesulitan berbicara atau menyusu dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah adanya kondisi yang disebut tongue tie atau frenulum lingual.

Liputan6.com, Jakarta Bayi dan anak kecil yang mengalami kesulitan berbicara atau menyusu dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah adanya kondisi yang disebut tongue tie atau frenulum lingual. Tongue tie terjadi ketika pita jaringan yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut terlalu pendek atau kaku, sehingga menyulitkan gerakan lidah yang diperlukan untuk berbicara dengan lancar atau menyusu dengan baik.

Penting bagi orang tua untuk memahami tentang tongue tie, karena kondisi ini dapat memengaruhi perkembangan bicara dan nutrisi bayi. Bayi yang mengalami tongue tie mungkin akan kesulitan menghasilkan suara tertentu atau mengekspresikan diri secara verbal, serta mengalami kesulitan saat menyusu yang dapat berdampak pada asupan nutrisi mereka.

Dalam rangka mengatasi masalah tersebut, penting bagi orang tua untuk mengenali gejala tongue tie dan memahami cara mengatasinya. Dengan pemahaman yang tepat, orang tua dapat segera mengidentifikasi kebutuhan anak mereka dan mencari bantuan medis atau terapi yang sesuai. Dengan demikian, tongue tie tidak akan menjadi hambatan dalam perkembangan bicara dan nutrisi anak.

Untuk memahami lebih dalam apa itu tong tie, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (5/2/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

Pengertian dan Definisi Tongue Tie

Tongue tie atau frenulum lidah adalah kondisi di mana frenulum, yaitu jaringan yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut, terlalu pendek atau terikat. Hal ini dapat mengakibatkan gerakan lidah yang terbatas, sehingga memengaruhi kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan lidah yang normal, seperti menjulurkan lidah atau menggerakkan lidah ke samping.

Tongue tie biasanya terjadi sejak lahir dan dapat membuat menyusui menjadi sulit bagi bayi karena lidahnya tidak dapat bergerak dengan bebas. Selain itu, kondisi ini juga dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk berbicara dengan jelas dan dapat menyebabkan masalah dalam mengunyah atau menelan makanan.

Untuk mengatasi tongue tie, tindakan medis bisa dilakukan. Salah satunya adalah dengan melakukan frenotomy, yaitu prosedur pemotongan frenulum oleh dokter spesialis. Prosedur ini dapat membantu memperbaiki gerakan lidah yang terbatas dan memungkinkan seseorang untuk melakukan aktivitas lidah dengan lebih baik. Selain itu, terapi fisik juga dapat membantu memperbaiki kondisi ini.

Tongue tie dapat berdampak pada kualitas hidup seseorang, namun dengan penanganan yang tepat, kondisi ini dapat diatasi sehingga seseorang dapat menjalani kehidupan dengan lebih nyaman.

 

3 dari 7 halaman

Gejala Tongue Tie

Apakah Anda pernah mendengar tentang kondisi yang disebut tongue-tie? Tongue-tie adalah kondisi di mana frenulum, sepotong jaringan yang menghubungkan lidah ke dasar mulut, terlalu pendek atau terlalu kaku, sehingga membatasi gerakan lidah yang bebas. Kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk menyusui, berbicara, dan bahkan menjilat es krim. Bagaimana gejala tongue-tie itu sendiri dan apa saja cara mengatasinya? Simak terus artikel ini untuk mengetahui informasi lebih lanjut.

1. Kesulitan Menyusu

Tongue-tie atau lidah terikat adalah kondisi dimana frenulum (jaringan yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut) terlalu pendek, sehingga menyebabkan gerakan lidah terbatas. Hal ini bisa menyebabkan kesulitan menyusui pada bayi. Gejala dan tanda-tanda kesulitan menyusui yang disebabkan oleh tongue-tie antara lain bayi sulit menghisap, sering melepas puting susu, dan lemah dalam menghisap.

Kesulitan menyusui yang disebabkan oleh tongue-tie dapat mengakibatkan bayi mengalami dehidrasi dan kekurangan nutrisi yang dapat berdampak buruk pada pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, penting untuk segera mengatasi masalah ini.

Untuk mengatasi kesulitan menyusui akibat tongue-tie, langkah pertama yang bisa dilakukan adalah dengan berkonsultasi ke dokter atau ahli laktasi untuk menilai kondisi bayi. Jika diperlukan, prosedur medis seperti frenotomy (pemotongan frenulum) dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi lidah terikat pada bayi.

Penting untuk segera menangani kesulitan menyusui yang disebabkan oleh tongue-tie agar bayi dapat mendapatkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan pertolongan yang tepat dan sesuai dengan kondisi bayi.

2. Kesulitan Menelan dan Mengunyah Makanan

Tongue-tie adalah kondisi di mana frenulum lidah terlalu pendek, membatasi gerakan lidah dan dapat menyebabkan kesulitan menelan dan mengunyah makanan pada bayi. Untuk mengatasi kesulitan ini, sangat penting untuk mencari bantuan medis untuk mengevaluasi kondisi lidah bayi dan menentukan apakah tindakan medis diperlukan.

Beberapa teknik khusus dapat membantu bayi dalam mengatasi kesulitan menelan dan mengunyah makanan. Misalnya, ibu bisa melakukan teknik peregangan lidah dengan lembut setiap hari untuk membantu memperpanjang frenulum lidah. Selain itu, latihan peregangan dan gerakan lidah juga dapat membantu meningkatkan gerakan lidah pada bayi.

Selain itu, konsultasikan dengan ahli laktasi atau dokter spesialis anak untuk mendapatkan saran dan panduan yang tepat dalam mengatasi kesulitan menelan dan mengunyah makanan pada bayi dengan tongue-tie. Dengan dukungan medis yang tepat, bayi dengan tongue-tie bisa mendapatkan perawatan yang diperlukan dan bisa tumbuh dengan baik.

Jadi, apabila bayi mengalami kesulitan menelan dan mengunyah makanan, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan evaluasi dan perlindungan.

3. Gangguan Perkembangan Mulut

Tongue tie atau gangguan perkembangan mulut adalah kondisi di mana pengikat lidah anak terlalu pendek, sehingga sulit bagi mereka untuk menggerakkan lidahnya dengan bebas. Tanda-tanda gangguan ini meliputi kesulitan dalam menggerakkan lidah dan kesulitan dalam menggunakan alat musik tiup.

Jika anak mengalami tanda-tanda gangguan perkembangan mulut, penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak atau dokter gigi. Mereka dapat memeriksa pengikat lidah anak dan memotongnya jika diperlukan melalui prosedur yang disebut frenektomi.

Setelah frenektomi dilakukan, penting untuk memulihkan seluruh rentang gerak lidah anak. Untuk itu, mintalah referensi untuk terapis miofungsional yang dapat membantu anak dalam memulihkan gerakan lidah mereka setelah prosedur frenektomi.

Dengan mengetahui tanda-tanda gangguan perkembangan mulut dan cara mengatasinya, kita dapat membantu anak-anak dalam menghadapi masalah ini dan memastikan mereka dapat berkembang dengan baik.

4. Gangguan Kemampuan Bicara

Tongue tie atau lidah terikat dapat menyebabkan gangguan kemampuan bicara pada anak. Beberapa tanda-tanda dan gejala yang berkaitan dengan gangguan ini adalah kesulitan dalam menggerakkan lidah, lidah terlihat terikat ke dasar mulut, kesulitan dalam menghisap atau menyusui, dan sulitnya menutup mulut sepenuhnya. Kesulitan dalam melafalkan huruf tertentu seperti "t", "d", atau "s" juga dapat menjadi indikasi lidah terikat.

Dampaknya pada perkembangan bicara anak adalah kemampuan bicara yang terhambat, sulitnya untuk mengucapkan kata-kata dengan jelas, dan kesulitan dalam berbicara dengan lancar.

Untuk mengatasi gangguan kemampuan bicara akibat lidah terikat, penting untuk mengidentifikasi kesulitan anak dalam melafalkan huruf tertentu dan memperhatikan gejala-gejalanya. Perawatan yang dapat dilakukan termasuk terapi bicara, latihan pengaturan napas, atau prosedur operasi pengikisan lidah jika diperlukan.

Dengan mengidentifikasi tanda-tanda, gejala, kesulitan, melafalkan huruf, serta perawatan yang tepat, kita dapat membantu mengatasi gangguan kemampuan bicara akibat lidah terikat pada anak.

 

4 dari 7 halaman

Diagnosis Tongue Tie

Diagnosis tongue-tie dapat dilakukan dengan melihat tipe dari kondisi tersebut, anamnesis pasien, pemeriksaan fisik, dan diagnosis banding. Tipe tongue-tie dapat dibedakan berdasarkan sejauh mana frenulum terhubung dengan ujung lidah. Anamnesis pasien meliputi riwayat pemberian ASI atau pemberian susu formula, serta masalah menyusu yang dialami bayi.

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan melihat secara langsung kondisi frenulum dan melihat apakah ada kesulitan dalam gerakan lidah. Diagnosis banding dapat dilakukan dengan melihat adanya gejala lain yang menyertai kondisi ini, seperti kesulitan makan atau bicara.

Untuk penatalaksanaan, dapat dilakukan dengan menggunakan skor Hazelbaker's Assessment Tool for Lingual Frenulum Function (ATLFF). Skor ini digunakan untuk menilai tingkat kesulitan menyusui yang dialami oleh bayi akibat tongue-tie. Dengan menggunakan skor ini, penatalaksanaan yang tepat dapat diberikan sesuai dengan tingkat kesulitan yang dialami oleh bayi secara individual.

Dengan melakukan diagnosis yang teliti melalui tipe, anamnesis, pemeriksaan fisik, dan diagnosis banding, serta menggunakan skor Hazelbaker's ATLFF, maka penatalaksanaan untuk mengatasi kondisi tongue-tie dapat dilakukan dengan tepat dan efektif.

 

5 dari 7 halaman

Pengobatan Tongue Tie

Sebelum membahas lebih lanjut tentang pengobatan tongue tie, ada baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu apa itu tongue tie. Kondisi ini sering juga disebut dengan ankyloglossia, yaitu ketidakmampuan lidah untuk bergerak dengan leluasa karena adanya kaitan yang terlalu kuat antara lidah dan dasar mulut. Hal ini bisa membuat seseorang mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti menyusu, bicara, atau bahkan mengonsumsi makanan padat. Pengobatan tongue tie dapat dilakukan melalui beberapa metode, antara lain sebagai berikut:

1. Frenektomi

Frenektomi adalah prosedur bedah yang melibatkan pemotongan frenulum yang melarang gerakan lidah yang bebas. Sementara itu, frenotomi adalah prosedur bedah yang melibatkan membuat insisi atau sayatan pada frenulum. Perbedaan utama antara keduanya adalah dalam tingkat invasivitas prosedur.

Kedua prosedur ini dapat dilakukan pada anak-anak maupun dewasa yang mengalami masalah dengan gerakan lidah mereka. Biasanya, prosedur ini dilakukan ketika pasien mengalami kesulitan makan, berbicara, atau menyusui.

Prosedur frenektomi dan frenotomi umumnya dilakukan dengan anestesi lokal untuk mencegah rasa sakit. Namun, pada beberapa kasus, terutama pada anak-anak, dokter mungkin memutuskan untuk memberikan anestesi umum. Hal ini tergantung pada tingkat kesulitan prosedur dan kondisi pasien.

2. Frenuloplasty

Frenuloplasti adalah prosedur bedah minor yang dilakukan untuk mengobati tongue tie atau lidah terikat pada bayi. Indikasi untuk melakukan frenuloplasti adalah ketika lidah terikat menyebabkan kesulitan bayi dalam menyusui atau mengonsumsi makanan padat. Prosedur ini melibatkan pemotongan bagian frenulum yang terlalu pendek atau kaku.

Selama prosedur, bayi biasanya diberikan anestesi lokal untuk mengurangi rasa sakit. Setelah itu, dokter akan memotong frenulum dengan pisau bedah atau laser. Setelah prosedur, bayi mungkin mengalami sedikit pendarahan dan rasa sakit ringan. Komplikasi yang mungkin terjadi setelah frenuloplasti termasuk infeksi, pendarahan berlebihan, atau reaksi alergi terhadap anestesi.

Meskipun risiko komplikasi rendah, orang tua perlu memperhatikan bahaya dan efek samping yang mungkin terjadi setelah prosedur. Pastikan selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk melakukan frenuloplasti pada bayi Anda. Dengan penanganan yang tepat dan perawatan pasca prosedur, frenuloplasti dapat membantu bayi untuk mengatasi masalah lidah terikat dengan cepat dan aman.

6 dari 7 halaman

Komplikasi Tongue Tie

Tongue-tie atau frenulum lingual merupakan kondisi dimana frenulum (jaringan yang menghubungkan lidah ke dasar mulut) terlalu pendek sehingga menyebabkan lidah sulit untuk bergerak dengan bebas. Gejala dari tongue-tie dapat mencakup kesulitan dalam menyusui, gangguan perkembangan mulut bayi, kebersihan mulut yang buruk, dan bahkan aktivitas bicara yang terganggu pada anak-anak yang lebih besar.

Untuk mengatasi komplikasi tongue-tie, sangat penting untuk berkonsultasi kepada dokter spesialis, seperti dokter spesialis bedah mulut atau dokter spesialis THT. Mereka dapat menilai tingkat keparahan kondisi tersebut dan memberikan perawatan yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Beberapa perawatan yang mungkin dilakukan termasuk pembedahan untuk memotong frenulum yang terlalu pendek atau terapi rehabilitasi untuk membantu anak belajar menggunakan lidah dengan lebih efektif.

Dengan berkonsultasi kepada dokter spesialis, orang tua dapat memastikan bahwa anak mendapatkan perawatan yang tepat untuk mengatasi komplikasi tongue-tie dan mencegah dampak negatifnya terhadap perkembangan mulut serta kesehatan secara keseluruhan. Jadi, jika Anda atau anak Anda mengalami gejala tongue-tie, jangan ragu untuk mencari bantuan medis yang sesuai.

7 dari 7 halaman

Pencegahan Tongue Tie

Pencegahan Tongue-tie dapat dilakukan dengan beberapa langkah yang penting. Pertama, melakukan pemeriksaan prenatal untuk mendeteksi kondisi ini sejak dini. Pemeriksaan ini dapat membantu dokter untuk mempersiapkan tindakan yang dibutuhkan setelah bayi lahir. Selain itu, menghindari konsumsi obat-obatan selama hamil juga penting, karena beberapa obat dapat memengaruhi perkembangan normal organ dan jaringan pada janin, termasuk lidah. Terakhir, berkonsultasi dengan dokter jika bayi mengalami kesulitan menyusu juga sangat penting. Dokter dapat memberikan saran dan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

Dengan melakukan langkah-langkah pencegahan ini, diharapkan risiko bayi mengalami tongue-tie dapat diminimalkan. Pencegahan yang baik sejak dini dapat membantu mengurangi masalah yang diakibatkan kondisi ini, sehingga bayi dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau bidan untuk informasi lebih lanjut mengenai pencegahan tongue-tie pada bayi.

Kapan Harus ke Dokter?

Tongue tie adalah kondisi dimana frenulum lidah terlalu pendek, sehingga membuat gerakan lidah menjadi terbatas. Hal ini dapat menyebabkan masalah saat menyusui, bicara, atau bahkan menelan makanan. Gejala yang mungkin muncul adalah sulit menyusui, lidah bayi tidak dapat mencapai puting dengan baik, atau kesulitan dalam mengeluarkan suara.

Penting untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat terkait dengan gejala lidah yang dialami oleh bayi atau anak-anak. Pastikan untuk mencari dokter yang memiliki spesialisasi terkait kesehatan bayi, seperti dokter anak atau dokter spesialis bedah anak.

Konsultasi dengan dokter akan membantu untuk mengetahui apakah tindakan perbaikan diperlukan, seperti prosedur potong frenulum lidah (frenotomy) atau terapi lainnya. Selalu perhatikan gejala lidah yang dialami oleh bayi atau anak-anak, dan jangan ragu untuk segera melakukan konsultasi dengan dokter untuk penanganan yang tepat.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.