Sukses

Gerhana Matahari Total 2017: Ramalan Kiamat dan Kemunculan Iblis

Peramal mengatakan bahwa gerhana matahari total yang akan terjadi pada 21 Agustus 2017 adalah tanda awal terjadinya kiamat. Benarkah?

Liputan6.com, Washington D.C. - Sejak berabad-abad yang lalu ramalan tentang akhir dunia atau kiamat, kerap merebak di kalangan masyarakat dan tak jarang membuat panik

Seperti salah satunya, ramalan yang mengatakan bahwa kiamat akan terjadi pada 29 Juli 2016. Kelompok bernama End Times Propechies mengungkapkan bahwa tanggal yang jatuh pada hari Jumat itu merupakan akhir dari dunia. 

Namun, kini 29 Juli telah berlalu dan tidak ada apapun yang terjadi. Hal itu membuktikan bahwa ramalan itu tidak benar.

Baru-baru ini, 2 bulan setelah ramalan tersebut berlalu, muncul sekelompok orang di AS mengklaim bahwa gerhana matahari total yang akan terjadi tahun depan, akan menyebabkan berakhirnya kehidupan di muka bumi.

Menurut laporan peramal kiamat yang dikutip dari Thesun.co.uk, Rabu (7/9/2016), gerhana tersebut akan menyebabkan negara-negara di dunia mengalami kegelapan total, yang merupakan pemicu akhir hidup manusia.

Pada 9 Maret 2016, terjadi gerhana matahari total terjadi, yang hanya bisa disaksikan dari wilayah Indonesia. Fenomena serupa akan kembali terjadi pada 21 Agustus 2017.

Gerhana matahari total saat itu akan terjadi di Eropa Barat, Asia Utara/Timur, Afrika Utara/Barat, Amerika Utara, Amerika Selatan, Pasifik, Atlantik, Arktik.

Detik-detik bayangan Bulan menutup Matahari diprediksi akan terpantau di Amerika Serikat.

Fenomena alam itu akan menjadi yang pertama kalinya setelah hampir satu abad. Gerhana akan kembali melintas dari pesisir AS hingga ke bagian lainnya.

Fenomena Gerhana Matahari Total 2017 (NASA)

Lantas apa kaitannya fenomena alam itu dengan kiamat?

Para penganut teori konspirasi merujuk kepada ayat-ayat yang terdapat dalam kitab The Book of Revelation -- yang berisikan tentang kiamat -- untuk mendukung prediksi mereka.

Mereka mencermati ayat yang mengatakan bahwa akan ada seorang wanita berpakaian matahari dengan Bulan berada di bawah kakinya.

Kitab itu menjelaskan, perempuan tersebut akan diburu oleh Iblis naga berkepala tujuh, yang ingin memakan bayi dalam kandungannya.

Ayat itu juga menjelaskan bahwa bayi tersebut akan lahir dan dibawa ke Tuhan, sebelum sekelompok malaikat mengalahkan naga tersebut.

Selain berpedoman kepada ayat tersebut, para peneliti kiamat juga merujuk kepada 'lahirnya' negara Israel pada 1947 untuk mendukung prediksi mereka.

Mereka juga menambahkan bahwa 2017 menandai 70 tahun sejak resminya Israel diakui menjadi sebuah negara, yang menurut pedoman kitab disebut sebagai Generasi Alkitab -- masa berakhirnya satu kehidupan.

Pembuat teori juga mengatakan prediksi mereka berdasarkan pada ramalan Rabbi Judah Ben Samuel pada Abad ke-12, yang mengatakan bahwa kiamat akan terjadi pada 2017.

Walaupun begitu, para peramal akhir dunia itu tidak menunjukkan dalam prediksi mereka kapan tepatnya kiamat itu akan terjadi. Mereka mengatakan 'tidak ada yang tahu' jam berapa peristiwa itu akan terjadi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ramalan Kiamat Gagal

Ramalan Kiamat Gagal

Itu bukan ramalan kiamat pertama yang dikait-kaitkan dengan gerhana matahari total. Pada 7 Maret 2016, asteroid selebar 100 kaki atau 30 meter melintas dekat Bumi dalam jarak 2,5 juta mil atau 4 juta kilometer, lebih jauh dari perkiraan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

Batu angkasa tersebut tak menimbulkan potensi bahaya bagi manusia. Meski melintasnya asteroid dekat Bumi adalah hal biasa, namun karena momentumnya berdekatan dengan gerhana matahari total dan supermoon, sejumlah orang mengklaim, itu adalah tanda 'kiamat'.

Sejumlah video beredar di dunia maya, di mana sejumlah orang yang mengaku 'ahli' atau 'peramal' menjelaskan tentang ancaman yang bakal menimpa Bumi.

Linon Anderson, peramal kiamat mengatakan, gerhana matahari total dan mendekatnya asteroid ke planet manusia adalah tanda kehancuran.

Asteroid 2013 TX68 yang memiliki lebar 30 akan melintas dekat Bumi (NASA/JPL-Caltech)

 

Menurut dia, meski batu angkasa tersebut mungkin tak akan menubruk Bumi, namun, ia bisa merusak semua bentuk komunikasi atau berdampak pada medan geomagnetik planet manusia.

Di lokasi berbeda, Anita Fuentes dan suaminya Ignacio mengaku, 'kiamat' terjadi bertepatan dengan ulangtahunnya.

Menurut dia, bisa jadi, saat menyanyikan lagu Selamat Ulangtahun hal luar biasa terjadi pada Matahari, Bulan, dan bintang-bintang. "Asteroid mungkin melintas dan meniup lilin untukku."

Dalam video mereka, juga ditampilkan gambar Bulan yang merah, juga keterangan, "Kita sedang menjalani saat-saat terakhir.

Ramalan itu dibantah mentah-mentah NASA. "Kami sudah mengetahui bahwa TX68 akan melintasi Bumi dalam jarak aman pada awal Maret," kata Paul Chodas, manajer Center for Near Earth Objects Studies NASA, seperti dikutip dari Daily Mail.

"Tak ada kekhawatiran soal asteroid tersebut, kecuali Anda berniat melihatnya lewat teleskop." Itu pun, batu angkasa itu tak bakal terlihat jelas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini