Sukses

Miliarder Mark Cuban Dorong Pengawasan Kripto Dialihkan ke Komisi Perdagangan Berjangka

Investor sekaligus miliarder Mark Cuban telah mengajukan alasan kuat untuk mengalihkan semua tanggung jawab regulasi mata uang kripto ke Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi (Commodity Futures Trading Commission/CFTC) AS.

Liputan6.com, Jakarta Dalam diskusi baru-baru ini, investor sekaligus miliarder Mark Cuban telah mengajukan alasan kuat untuk mengalihkan semua tanggung jawab regulasi mata uang kripto ke Komisi Perdagangan Berjangka Komoditi (Commodity Futures Trading Commission/CFTC) AS.

Cuban percaya bahwa langkah seperti itu tidak hanya akan menyederhanakan upaya regulasi, tetapi juga dapat memanfaatkan dukungan mata uang kripto untuk membantu terpilihnya kembali Presiden Joe Biden.

Hal ini terjadi pada saat pasar mata uang kripto menghadapi pengawasan ketat dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (Securities and Exchange Commission/SEC). SEC sendiri dipimpin oleh Ketua Gary Gensler, yang dikenal karena peraturannya yang ketat.

Melansir Bitcoin Habe, Sabtu (11/5/2024), Cuban berpendapat bahwa peralihan otoritas regulasi dari SEC ke CFTC akan memberikan panduan yang jelas dan terkonsolidasi yang dibutuhkan oleh sektor mata uang kripto yang sedang berkembang. Menurutnya, hal ini dapat mengurangi risiko para penggemar mata uang kripto yang menyalahkan kebijakan penegakan SEC yang ketat karena menghambat pertumbuhan industri jika tantangan ini berdampak pada pemilu mendatang.

Dampaknya pada Pilpres?

Peran cryptocurrency dalam politik Amerika menjadi semakin signifikan menjelang pemilihan presiden tahun 2024. Sebuah survei menunjukkan bahwa sebagian besar pemilih kini memandang mata uang kripto sebagai alternatif yang lebih baik dibandingkan sistem keuangan tradisional, yang menggarisbawahi meningkatnya pengaruh politik terhadap mata uang digital.

Komentar Mark Cuban menyoroti perbedaan filosofi peraturan antara SEC dan CFTC, dan CFTC diharapkan dapat meningkatkan tindakan penegakan hukumnya. Ketidakpastian peraturan yang sedang berlangsung ini menggarisbawahi kompleksitas yang harus dihadapi oleh regulator AS dalam upaya mereka mengakomodasi inovasi sekaligus melindungi investor.

Sementara itu, tokoh-tokoh seperti pendiri Cardano, Charles Hoskinson mengkritik pemerintahan Biden karena tampaknya menentang kemajuan mata uang kripto di AS, menunjuk pada proposal kebijakan yang kontroversial seperti veto terhadap keputusan yang akan mengubah pedoman SEC tentang penyimpanan mata uang kripto.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Prediksi Harga Bitcoin di 2030, Bisa Tembus Segini

Salah satu pendiri Twitter, Jack Dorsey, mengatakan harga Bitcoin dapat mencapai level setidaknya USD 1 juta pada tahun 2030, dan menambahkan bahwa nilainya dapat tumbuh lebih jauh lagi sejak saat itu dan seterusnya.

Dalam wawancaranya dengan jurnalis Mike Solana di Pirate Wires, Dorsey menawarkan pandangan bullish untuk aksi harga Bitcoin dalam jangka panjang. Dia juga memberikan konteks lebih lanjut di balik kepergiannya yang tiba-tiba dari dewan BlueSky, sebuah platform alternatif Twitter terdesentralisasi yang ia bantu luncurkan pada 2019.

"Bitcoin di 2030, saya tidak tahu. Mungkin lebih dari setidaknya USD 1 juta. Saya pikir bisa mencapai angka tersebut dan melampauinya," kata Dorsey dikutip dari Cointelegraph,

Dorsey mencatat bahwa harga Bitcoin sebenarnya bukanlah aspek yang paling menarik dari Bitcoin. Sebaliknya, hal itu menunjuk pada sifat kolaboratif dari ekosistem dan caranya memberi insentif pada upaya kolektif untuk meningkatkan jaringan.

“Hal yang paling menakjubkan tentang Bitcoin, selain dari kisah pendiriannya, adalah siapa pun yang mengerjakannya, atau mendapat bayaran darinya, atau membelinya sendiri, setiap orang yang berupaya menjadikannya lebih baik. Membuat seluruh ekosistem menjadi lebih baik. Itu yang membuat harganya naik," kata dia.

“Ini adalah ekosistem dan pergerakan yang menarik, lebih dari apa pun. Ini mengajari saya banyak hal," tambahnya.

 

 

3 dari 3 halaman

Bluesky

Sementara mengenai Bluesky, Dorsey mulanya enggan berkomentar. Namun pada sesi ini dia mengatakan bahwa Bluesky benar-benar mengulangi semua kesalahan yang dilakukan pada Twitter.

Dorsey awalnya membayangkan Bluesky sebagai protokol sumber terbuka yang dapat dibangun oleh Twitter dan platform media sosial lainnya, memisahkan lapisan protokol dari lapisan aplikasi untuk mengurangi risiko sensor. Namun, dia mengatakan perusahaan tersebut mulai berperilaku lebih seperti perusahaan tradisional yang mulai menggunakan alat moderasi.

“Semua yang kami inginkan seputar desentralisasi, semua yang kami inginkan dalam hal protokol sumber terbuka, tiba-tiba menjadi sebuah perusahaan dengan VC (venture capital) dan dewan direksi. Bukan itu yang saya inginkan. Bukan itu yang ingin saya bantu ciptakan," kata Dorsey.

Dorsey, yang telah menghapus akun Bluesky-nya mengatakan platform Nostr, sebuah protokol anonim dan terbuka tanpa perusahaan atau kontrol terpusat, lebih selaras dengan tujuannya dalam melawan sensor.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini