Sukses

58 Penumpang Pesawat Singapore Airlines Korban Turbulensi Parah Masih Dirawat di RS Bangkok, 20 di Antaranya Masuk ICU

Sebelumnya, dilaporkan 30 orang terluka dan seorang meninggal akibat insiden turbulensi parah yang dialami pesawat Singapore Airlines. Faktanya, 75 orang menjalani perawatan di rumah sakit di Bangkok, Thailand.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar terbaru insiden kasus turbulensi parah yang dialami pesawat Singapore Airlines rute London - Singapura disampaikan pihak Rumah Sakit Samitivej Srinakarin pada Rabu, 22 Mei 2024. Mereka menyatakan 58 penumpang terluka saat ini masih dirawat di tiga rumah sakit berbeda di Bangkok, Thailand.

Rinciannya, 41 dirawat di Rumah Sakit Samitivej Srinakarin, 15 di Rumah Sakit Samitivej Sukhumvit, dan dua di Rumah Sakit Bangkok. Mereka menyatakan 20 pasien saat ini dirawat di unit layanan intensif (ICU) di dua rumah sakit berbeda, sementara sisanya menerima perawatan inap.

Lima penumpang di antaranya adalah warga Singapura dengan dua dari mereka dirawat di ICU. Sementara, 27 pasien penumpang Singapore Airlines yang sempat dirawat sudah diizinkan keluar sejak kemarin, pukul 13.00, waktu setempat.

Pihak maskapai mengatakan lima penumpang pesawat SQ321 kembali ke Singapura kemarin, sementara satu awak akan terbang kembali pada hari ini, Kamis (23/4/2024), dikutip dari Chanel News Asia. Pihak maskapai juga mengatakan 74 penumpang dan enam awak masih berada di Bangkok, termasuk keluarga dan orang-orang terkasih mereka yang masih dirawat.

Dilaporkan pula sembilan pasien di Rumah Sakit Samitivej Srinakarin berhasil menjalani operasi pada Selasa, 21 Mei 2024. Lima pasien lagi diperkirakan dijadwalkan menjalani operasi pada Rabu, 22 Mei 2024.

Rumah Sakit Samitivej Srinakarin berjarak sekitar 20 menit berkendara dari Bandara Suvarnabhumi. Samitivej adalah grup layanan kesehatan swasta dengan tujuh rumah sakit di Thailand. Rumah sakit pertama didirikan pada 1979.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

9 Warga Malaysia Dirawat di Rumah Sakit

Sembilan warga Malaysia saat ini menerima perawatan medis. Di Rumah Sakit Samitivej Sukhumvit, satu pasien di ICU dan dua pasien di bagian rawat inap. Di Rumah Sakit Samitivej Srinakarin, lima pasien berada di ICU, dan satu pasien di bagian rawat inap rumah sakit.

Seorang pejabat Kedutaan Malaysia yang menolak disebutkan namanya mengatakan kepada CNA bahwa dari enam pasien di Rumah Sakit Samitivej Srinakarin, satu adalah awak laki-laki dan lima lainnya adalah bagian dari kelompok yang bepergian bersama. Usia mereka berkisar antara 31 hingga 65 tahun, dan mereka menerima perawatan karena cedera kepala, leher, dan tulang belakang.

Tidak ada yang berada dalam situasi yang mengancam jiwa, kata pejabat kedutaan. Anggota kru tersebut telah menjalani dua operasi dan keluarganya akan terbang ke Bangkok untuk menemuinya. Pejabat itu menambahkan bahwa satu penumpang wanita lanjut usia tidak sadarkan diri.

Dalam insiden itu, seorang penumpang meninggal dunia. Pria berkebangsaan Inggris itu dilaporkan meninggal karena serangan jantung.

3 dari 4 halaman

Suasana Kacau Saat Turbulensi Singapore Airlines

Penerbangan Singapore Airlines SQ321 yang mengangkut 211 penumpang dan 18 awak mengalami turbulensi parah dalam penerbangan dari London (Heathrow) ke Singapura pada Senin, 20 Mei 2024. Pesawat Boeing 777-300ER itu akhirnya mendarat darurat di Bandara Internasional Suvarnabhumi, Bangkok, pada 21 Mei 2024, pukul 17.45 waktu setempat.

Mengutip dari laman Koreaboo, Selasa, 21 Mei 2024, penumpang yang memiliki pelatihan medis bergegas membantu pria yang akhirnya kehilangan nyawanya. Beberapa lainnya mengalami luka-luka setelah terlempar dari tempat duduknya, mengungsi di sepanjang lorong.

Andrew Davies adalah salah satu penumpang dalam penerbangan ini. Dia berbagi pengalaman mengerikan tentang apa yang terjadi di dalam pesawat, dengan mengatakan banyak orang terluka, termasuk pramugari.

Menurutnya, turbulensi terjadi secara tiba-tiba dengan 'sedikit peringatan' dan menyebabkan kekacauan di dalam kabin. Ia mengatakan, kejadian ini adalah yang terburuk dalam 30 tahun penerbangannya.

"Saya berada dalam penerbangan itu dan membantu sebanyak yang saya bisa. Mereka yang tidak terluka (termasuk saya) berada di ruang tunggu di bandara Bangkok," ungkap Davies.

Ia melanjutkan, "Hati saya tertuju pada pria yang kehilangan nyawanya dan istrinya yang malang. Pengalaman yang mengerikan."

4 dari 4 halaman

Selalu Pasang Sabuk Pengaman

Banyak yang berteriak saat meminta defibrilator, penumpang pesawat dengan pelatihan medis membantu sebanyak yang mereka bisa. Ada pula yang membantu melakukan CPR pada pria malang yang tewas.  

"Penumpang lain berbaring di lorong jauh di belakang saya. Tidak yakin apa yang terjadi dengan mereka. Seandainya saya bisa membantu lebih banyak," kata Davis.

Andrew pun menyimpulkan pelajaran berharga setelah insiden itu menimpanya, agar tetap mengenakan sabuk pengaman selama pesawat mengudara. "Siapa pun yang terluka, tidak mengenakan sabuk pengaman. Orang yang menyimpannya (termasuk saya) tidak (sejauh yang saya tahu)," katanya. 

Maskapai penerbangan Singapura berjanji melakukan semua yang mereka bisa untuk membantu mereka yang terluka dalam penerbangan SQ321. "Kami bekerja sama dengan pihak berwenang setempat di Thailand untuk memberikan bantuan medis yang diperlukan, dan mengirimkan tim ke Bangkok untuk memberikan bantuan tambahan yang diperlukan," kata pihak maskapai mengonfirmasi kejadian tersebut lewat unggahan di Facebook resmi mereka.

Pihak SQ menambahkan, "Prioritas kami adalah memberikan segala bantuan yang mungkin kepada semua penumpang dan awak pesawat." 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini