Sukses

Para Pemburu Kerja, Begini Cara Kenali Penipuan Lowongan Kerja Biar Tidak Terjebak

Jika Anda sedang mencari pekerjaan, berikut adalah cara melihat beberapa tanda bahwa informasi lowongan kerja tersebut tidak benar atau menipu.

Liputan6.com, Jakarta Persaingan dunia kerja yang semakin ketat menyebabkan sulitnya mendapatkan pekerjaan. Hal itulah membuat para pencari kerja terkadang merasa putus asa sehingga mencoba berbagai cara. Hingga tak sedikit yang akhirnya mendapatkan informasi lowongan kerja yang tidak benar sehingga kena tipu.

"Kami pasti melihat penipuan pekerjaan," kata seorang Pengacara sekaligus Kepala Staf Divisi Pemasaran Federal Trade Commission's Rhonda Perkins seperti melansir CNN, Jumat (16/6/2022).

Pada tahun 2021, agensi tersebut menerima lebih dari dua kali jumlah laporan penipuan pekerjaan dibandingkan pada tahun 2020, kata Perkins. Sementara pada kuartal pertama tahun ini, ada lebih dari 16.000 pengaduan yang diajukan.

Penipuan pekerjaan masih ada hingga saat ini dengan taktik yang digunakan scammers dapat bervariasi. Beberapa caranya mencoba mendapatkan akses ke informasi pribadi.

Sementara yang lain mungkin meminta pembayaran dari atau mempekerjakan Anda untuk tugas ilegal, seperti mengirim ulang barang mewah yang dibeli menggunakan kartu kredit curian.

Jadi, jika Anda sedang mencari pekerjaan, berikut adalah beberapa cara melihat tanda bahwa informasi lowongan tersebut tidak benar atau penipuan agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan terutama dari peretasan para scammers.

1. Postingan pekerjaan mencolok, tetapi tidak detail

Di pasar pencari kerja, pengusaha berusaha untuk menonjol. Akan tetapi, postingan dari penipuan lowongan pekerjaan adalah tentang menghasilkan uang dengan cepat atau janji besar lainnya.

"Jika iklan pekerjaan menggunakan istilah yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan seperti: 'uang cepat', 'potensi penghasilan tak terbatas', atau 'laptop gratis' dan hanya memiliki sedikit persyaratan keterampilan, itu tidak terlihat secara profesional," kata Sara Sutton, CEO dan pendiri FlexJobs.

Jika Anda tidak yakin dengan keabsahan sebuah postingan lowongan pekerjaan tersebut, periksa kembali dengan melihat secara langsung situs web perusahaan.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Cara Lain

 

2. Tidak ada kontak yang dicantumkan

Mendapat telepon dari perekrut memang bisa membuat hati senang, tetapi pastikan kontak tersebut sesuai dengan apa yang dibagikan pada iklan lowongan kerja.

Di samping itu, "Perhatikan pertanyaan yang mereka ajukan kepada Anda," kata Sutton. "Jika perekrut menawarkan Anda pekerjaan dengan sangat cepat tanpa memverifikasi pengalaman kerja Anda atau meminta referensi dan bergerak dengan sangat, sangat cepat -- itu juga merupakan tanda bahaya,” lanjutnya.

Jika deskripsi pekerjaan tidak jelas, pastikan untuk menanyakan detail lebih lanjut tentang posisi, ekspektasi tugas, dan persyaratan pengalaman.

"Mereka pasti akan lari dari Anda ketika Anda mulai mengajukan lebih banyak pertanyaan, " kata Sinem Buber, ekonom utama di ZipRecruiter. "Jika mereka mulai memberi Anda jawaban yang tidak konsisten atau tidak menjawab pertanyaan Anda dengan benar, Anda tahu itu bukan pekerjaan nyata."

Sutton menambahkan bahwa scammers dapat secara curang menggunakan nama perusahaan sehingga dia menyarankan untuk memeriksa apakah email perekrut itu sah atau tidak. Misalnya, jika domainnya adalah "company-inc.com" versus "company.com", dia menyarankan untuk mencari secara online untuk melihat apa yang digunakan perusahaan.

 

3 dari 4 halaman

3. Meminta informasi pribadi

Lamaran pekerjaan cenderung menyertakan form yang harus diisi, seperti nama, alamat, informasi kontak, dan pengalaman kerja dan tidak lebih dari itu.

"Jika mereka meminta Anda untuk memberikan informasi pribadi di muka selama tahap wawancara, seperti nomor Jaminan Sosial Anda untuk pemeriksaan latar belakang ... tidak ada perusahaan yang sah yang meminta pemeriksaan latar belakang atau nomor Jaminan Sosial selama tahap wawancara. Itu terjadi setelah Anda disewa," kata Buber.

Jadi, sebelum memberikan informasi pribadi apa pun, Perkins menyarankan untuk melakukan riset online. "Cari nama perusahaan, orang yang mengaku mempekerjakan Anda, ditambah kata 'scam', 'review', atau 'complaint'... dan jangan percaya review di situs web perusahaan. Palsu,” tegasnya.

 

 

4 dari 4 halaman

4. Minta bayaran

Satu-satunya percakapan yang harus Anda diskusikan dengan perekrut adalah tentang uang. Namun perlu digarisbawahi, jika mereka meminta Anda untuk membayar biaya apa pun, seperti layanan khusus, pelatihan atau perangkat lunak atau peralatan, itu seharusnya menjadi tanda bahaya besar.

"Jangan membayar untuk janji pekerjaan, jangan melakukan pembayaran di muka untuk mendapatkan pekerjaan -- hanya penipu yang akan meminta Anda melakukan itu," kata Perkins.

Ada juga penipuan cek palsu yang melibatkan perusahaan palsu yang mengirimkan cek terlalu besar kepada Anda untuk membeli sesuatu seperti peralatan komputer dan kemudian meminta Anda untuk membayar kelebihan dana melalui layanan transfer kawat, cryptocurrency, atau kartu hadiah.

Perlu diingat, bentuk-bentuk pengiriman uang ini sulit dilacak oleh penegak hukum dan orang-orang untuk mendapatkan uang mereka kembali, jelas Perkins.

“Berdasarkan undang-undang, bank diharuskan menyediakan uang dengan cepat, jadi ketika Anda menyetorkan cek dan sepertinya sudah dicairkan, itu tidak berarti itu cek yang bagus,” kata Perkins. "Bank akan mengetahuinya nanti bahwa itu adalah cek yang buruk."

 

Reporter: Aprilia Wahyu Melati

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.