Sukses

Rupiah Melemah hingga 14.510 per Dolar AS Imbas Pidato Gubernur The Fed

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.482 per dolar AS hingga 14.510 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika serikat (AS) kembali tertekan pada perdagangan Kamis pekan ini. Rupiah melemah tembus ke 14.500 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, Kamis (15/7/2021), rupiah dibuka di angka 14.482 er dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.480 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah terus melemah ke 14.500 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.482 per dolar AS hingga 14.510 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 3,20 persen.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi, melemah seiring pelaku pasar yang menanti pidato Gubernur The Fed, Jerome Powell.

"Pelaku pasar mengekspektasikan kebijakan moneter longgar The Fed tetap dipertahankan, hingga membaiknya data tenaga kerja dan target inflasi," tulis Tim Riset NH Korindo Sekuritas dikutip dari Antara.

Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun dari 1,42 persen ke level 1,4 persen, di tengah penantian pidato Gubernur The Fed Jerome Powell mengenai kebijakan moneter.

Dari domestik, investor menantikan rilis data neraca perdagangan Juni, yang diproyeksikan kembali surplus senilai USD 1,8 miliar. Proyeksi tersebut lebih rendah dari realisasi bulan sebelumnya yang surplus USD 2,3 miliar.

Di sisi lain, pelaku pasar tetap mencermati dampak dari rencana perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2021 akan melambat menjadi 4 persen sampai 5,4 persen. Sementara, periode kuartal IV 2021 diperkirakan akan tumbuh 4,6 persen hingga 5,9 persen.

Di Indonesia, pada Rabu (14/7) kemarin, jumlah kasus baru COVID-19 mencetak rekor harian baru yaitu 54.517 kasus sehingga total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 menjadi 2.670.046 kasus.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

BI Akui Nilai Tukar Rupiah Masih Undervalued, Ini Prediksi Besaran di 2021

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mengakui bahwa nilai tukar rupiah masih undervalued terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Namun tetap ada berbagai pontensi untuk menguatkan rupiah.

"Apakah nilai tukar kita masih undervalued secara fundamental? iya karena inflasi kita rendah, defisit transaksi berjalan rendah, dan juga ekonomi kita yang membaik," jelas Gubernur BI Perry Warjiyo, dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu (2/6/2021).

Kendati demikian, ada potensi-potensi nilai tukar menguat. Namun juga ada ketidakpastian dan risiko tekanan nilai tukar dari sisi global, termasuk kenaikan US treasury yield.

"Kami akan terus melakukan stabilitas nilai tukar rupiah, dan ini juga didukung oleh cadangan defisa kami yang akhir bulan lalu adalah USD 138,8 miliar," tutur Perry.

Secara keseluruhan, BI memproyeksikan nilai tukar rupiah pada tahun ini berada di level Rp 14.200 - Rp 14.600. Kemudian diprediksi akan terus menguat pada tahun depan.

"Untuk nilai tukar di 2022, kami prediksi dikisaran Rp 14.100 sampai dengan Rp 14.500. Masih menguat dari 2021 karena ketidapastian global itu penguatannya memang tidak seperti mengarah betul kepada fundamental," ungkap Perry.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.