Sukses

Harga Emas Naik Tipis Seiring Aksi Investor Berburu Saham

Harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi USD 1.557,51 per ounce.

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas naik pada perdagangan Rabu di tengah aksi berburu saham bagus di harga rendah (bargain hunting). Harga emas berbalik arah dari level terendah dua minggu yang disentuh sebelumnya, karena investor menempel pada tren kenaikan keseluruhan logam di belakang lingkungan suku bunga rendah secara global dan ketidakpastian yang masih ada.

Dikutip dari CNBC, harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi USD 1.557,51 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,4 persen menjadi USD 1.560,80 per ounce.

"Secara keseluruhan trennya naik, orang ingin menjadi emas sekarang hanya karena bank sentral dan apa yang mereka lakukan dalam jangka panjang. Jadi, orang melihat penurunan sebagai peluang untuk mengakumulasi lebih banyak emas," kata Bob Haberkorn, Ahli Strategi Pasar Senior di RJO Futures.

"Orang-orang datang ke pasar karena suku bunga yang lebih rendah dan kebijakan longgar dari bank sentral global," lanjut dia.

Keuntungan dari harga emas datang meskipun ada lonjakan di pasar saham AS, dibantu oleh data pekerjaan swasta domestik bulanan yang kuat dan laporan kemajuan dalam mengembangkan pengobatan untuk melawan virus corona yang menyebar cepat, serta dolar yang lebih kuat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dampak Virus Corona

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengecilkan laporan media tentang obat terobosan yang ditemukan untuk mengobati orang yang terinfeksi virus baru, yang telah merenggut sekitar 500 nyawa di China dan telah menyebar ke setidaknya 20 negara lain.

“Ketika sesuatu seperti virus keluar, atau ketakutan besar dunia, orang-orang menembak terlebih dahulu dan mengajukan pertanyaan kemudian dan ketika mereka menembak pertama kali, mereka mengambil emas. Ini adalah mode tarik mundur," kata Michael Matousek, Kepala Pedagang di Investor Global AS.

Bullion telah merosot ke level terendah sejak 21 Januari setelah sebuah laporan TV Cina mengatakan sebuah tim peneliti di Universitas Zhejiang telah menemukan obat yang efektif untuk virus itu.

Di sisi lain, investor saat ini menunggu laporan payroll nonpertanian AS pada Jumat untuk mengukur kekuatan sektor tenaga kerja karena The Federal Reserve mempertahankan suku bunga tidak berubah dalam pertemuan terakhir, mengutip terus pertumbuhan ekonomi yang moderat dan pasar kerja yang kuat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.