Sukses

Ada yang Tak Boleh Beredar di AS, Ini 3 Obat Termahal di Dunia

Liputan6.com, Jakarta - Perawatan mahal untuk penyakit-penyakit serius sudah umum didengar. Namun, ada juga obat yang harganya sangat tinggi, dan bisa disebut sebagai termahal di dunia.

Pemakaian obat-obatan tersebut mengharuskan pasien merogoh kocek sampai di atas Rp 5 miliar pada tiap tahunnya. Sangking mahalnya, bahkan pemerintah sampai meminta agar harganya turun. Dan ada juga obat yang belum boleh beredar di Amerika Serikat (AS).

Semua obat-obat termahal ini dipakai untuk penyakit yang terbilang langka. Dilansir dari The Balance, berikut 3 obat-obatan termahal di dunia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3. Elaprase

Elaprase digunakan untuk mengobati Hunter Sydnrome (Sindrom Hunter). Sindrom tersebut adalah penyakit yang luar biasa langka dan menjangkiti 500 orang di Amerika Serikat (AS).

Sindrom Hunter mengganggu fungsi otak dan perkembangan fisik. Harga obat tersebut per tahun adalah USD 500 ribu atau setara Rp 7,4 miliar (USD 1 = Rp 14.842).

3 dari 4 halaman

2. Soliris

Penggunaan Soliris tiap tahunnya bisa menghabiskan dana USD 700 ribu. Obat ini dipakai untuk menyembuhkan parxysmal nocturnal hemoglobinuria.

Penyakit tersebut menghancurkan diidap 8 ribu orang di seluruh dunia, dan mengakibatkan kerusakan sel darah merah, dan mengakibatkan infeksi, anemia, dan penggumpalan darah.

Karena harganya yang mahal, pada tahun 2017 lalu pihak otoritas di Kanada meminta agar harga obat ini diturunkan.

4 dari 4 halaman

1. Glybera

Gylbera mengalahkan Soliris sebagai obat termahal di dunia pada 2015 lalu. Harga untuk pemakaian obat ini dalam setahun adalah USD 1,2 juta.

Obat ini dipakai untuk mengobati kondisi bernama familial lipoprotein lipase deficiency yang diderita 1.200 orang di Eropa dan seluruh dunia.

Gylbera tidak diizinkan di AS, dan pihak perusahaan menyebut tidak akan memperbarui otirisasi pemasaran obat tersebut di Eropa.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini