Sukses

AI Besutan Google Bisa Ciptakan Semua Jenis Musik dari Deskripsi Teks

Liputan6.com, Jakarta - Di luar chatbot ChatGPT yang kian populer, Google baru-baru ini menerbitkan penelitian tentang MusicLM, sebuah kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang bisa menciptakan musik dalam jenis atau genre apa pun melalui deskripsi teks.

MusicLM sendiri bukan generator musik AI pertama. Menurut laporan TechCrunch, dikutip dari Engadget, Minggu (29/1/2023), sebelumnya ada proyek seperti AudioML buatan Google dan Jukebox dari OpenAI.

Bedanya, MusicLM memiliki basis data pelatihan yang luas (280.000 jam musik), sehingga mampu menghasilkan musik yang lebih variatif.

MusicLM bahkan diklaim tidak hanya dapat menggabungkan genre dan instrumen, tetapi juga menulis trek menggunakan konsep abstrak yang biasanya sulit dipahami komputer.

Teknologi tersebut bahkan bisa membuat melodi berdasarkan senandung, siulan, atau deskripsi sebuah lukisan. Dalam bentuk cerita bahkan dapat menyatukan beberapa deskripsi untuk menghasilkan set DJ atau soundtrack.

Namun MusicLM masih perlu waktu untuk dikembangkan, seperti misalnya ada beberapa komposisi terdengar aneh dan vokalnya cenderung tidak bisa dipahami.

Ya, penyusunan komposisi musik berulang-ulang yang ditampilkan AI ini mungkin tidak bisa dilakukan oleh manusia, namun untuk saat ini kamu jangan mengharapkan hasil musik seperti EDM atau pola chorus dari lagu yang khas.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Masalah Hak Cipta

Seperti generator AI Google lainnya, para peneliti tidak merilis MusicLM ke publik karena masalah hak cipta.

Meskipun masalah lisensi untuk musik AI belum jelas, laporan resmi tahun 2021 dari Eric Sunray (sekarang bekerja untuk Asosiasi Penerbit Musik) menunjukkan bahwa ada cukup banyak jejak "koheren" dari suara asli yang dapat dilanggar oleh hak reproduksi musik AI.

Kamu mungkin harus mendapatkan izin untuk merilis lagu buatan AI, seperti halnya musisi yang mengandalkan sampel.

AI memang sudah memiliki tempat khusus dalam industri musik. Artis seperti Holly Herndon dan Arca telah menggunakan algoritme untuk menghasilkan album dan soundtrack museum.

MusicLM mungkin belum siap untuk unjuk gigi, tetapi inovasi ini mengisyaratkan masa depan di mana AI dapat memainkan peran yang lebih besar di studio.

3 dari 6 halaman

Curhat Mantan Karyawan yang Kena PHK Google: Seperti Ditampar dan Dibuang

Google beberapa waktu lalu mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 12 ribu karyawan, di mana pemangkasan juga terjadi untuk pekerja di Amerika Serikat dan secara global.

PHK ini tentu membuat banyak karyawan yang merasa terkejut. Tidak sedikit dari mereka yang mencurahkan isi hatinya ke media sosial, maupun lewat media massa.

Apalagi, mereka yang terdampak juga di antaranya adalah karyawan yang memiliki performa baik selama bekerja.

Mengutip New York Post, Sabtu (28/1/2023), eks engineering manager Justin Moore, mengungkapkan dalam sebuah unggahan di LinkedIn, ia tahu terkena PHK Google usai menemukan akun kerjanya nonaktif otomatis pada jam tiga pagi.

"Ini juga menunjukkan pekerjaan bukanlah hidup Anda, dan pemberi kerja — terutama yang besar, yang tidak berwajah seperti Google — menganggap Anda 100 persen dapat dibuang," kata Moore.

"Jalani hidup, bukan bekerja," kata mantan karyawan Google yang sudah bekerja selama lebih dari 16 tahun di perusahaan itu.

Jeremy Joslin, mantan insinyur perangkat lunak di raksasa teknologi itu, juga mengatakan bahwa kabar tersebut seperti sebuah tamparan di wajah. Joslin sendiri sudah bekerja 20 tahun di Google. Ia mengetahui dirinya terkena PHK melalui sebuah email.

"Benar-benar tamparan di wajah. Saya berharap bisa mengucapkan selamat tinggal kepada semua orang secara langsung," kata Joslin melalui akun Twitter-nya @jcj.

Elizabeth Hart, eks manajer pemasaran senior, juga menceritakan bahwa dirinya mendapatkan pemeritahuan bahwa aksesnya ke perusahaan berakhir di tengah malam. Hart sudah bekerja lebih dari 15 tahun di Google.

4 dari 6 halaman

Kreator TikTok Bikin Video 'Day in My Life' Kena PHK Google

Seorang kreator TikTok, Nicola Tsai, yang kerap membagikan video "day in my life" saat bekerja di Google, juga mengunggah video curhat bahwa dirinya menjadi salah satu korban PHK massal itu.

Dalam video singkatnya di akun @nicolesdailyvlog, seperti dikutip dari New York Post, atasan dari Tsai memintanya untuk memeriksa berita dan email. Selain itu, ia juga diminta untuk tidak ragu meneleponnya.

Namun saat mencoba masuk ke email dan kalender kantor, Tsai malah mendapatkan pesan: "Anda tidak memiliki akses." Pesan itu juga ditampilkan dalam videonya.

Tsai pun mengunggah gambar dirinya sedang menangis sambil berkata: "Saya menelepon bos saya kembali dan kami hanya menangis di telepon karena dia juga mengetahui tentang PHK saya untuk pertama kalinya hari ini juga."

5 dari 6 halaman

Banyak yang Senasib dengannya

Video tersebut kemudian menunjukkan tangkapan layar pesan teks yang dikirim dan diterima Tsai kepada orang-orang di timnya, dan karyawan lain di perusahaan, yang juga diberi tahu bahwa mereka kehilangan pekerjaan.

Masuk ke LinkedIn, Tsai juga mengungkapkan ternyata banyak orang yang mengalami hal tersebut. Dia pun mengatakan, membaca orang lain yang di-PHK tidak bagus untuk kesehatan mentalnya.

"Saya menghabiskan begitu banyak hari menangis sehingga saya merasa sangat lelah karena sedih," kata Tsai.

Akhirnya, dia memilih menggunakan tiket tahunannya ke Disneyland untuk menghibur diri.

"Saya tidak benar-benar tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi saya akan membuat vlog perjalanan saya dan memposting lebih banyak konten tentangnya," pungkasnya.

6 dari 6 halaman

Infografis Google dan Facebook (Liputan6.com/Abdillah)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.