Sukses

Harga Cabai dan Minyak Goreng Meroket, Inflasi di Bali Naik 3,75 Persen

Kenaikan harga cabai dan minyak goreng di Bali ternyata membuat jumlah inflasi naik hingga 3,75 persen.

Liputan6.com, Denpasar Pulau Bali pada 2021 mengalami inflasi 2,07 persen, data inflasi sebesar 0,88 persen, meningkat dibanding bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi sebesar 0,63 persen (mtm). Secara spasial, inflasi terjadi di Kota Denpasar dan Kota Singaraja dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 0,75 persen dan 1,70 persen.

Peningkatan tekanan harga terjadi pada seluruh kelompok, dengan tekanan tertinggi pada kelompok volatile food, yang diikuti oleh kelompok administered price dan core inflation. Tahun 2021 Bali mencatatkan inflasi sebesar 2,07 persen.

Kepala Bank Indonesia Provinsi Bali, Trisno Nugroho menyebut, kelompok barang volatile food pada Desember 2021 mengalami inflasi sebesar 3,75 persen. Peningkatan harga pada komoditas cabai rawit, minyak goreng, dan telur ayam ras. Peningkatan tekanan harga cabai rawit disebabkan oleh tingginya curah hujan yang mengganggu tingkat produksi.

"Sedangkan peningkatan harga komoditas minyak goreng seiring dengan tren kenaikan harga minyak sawit dunia sejak awal tahun," kata Trisno di Denpasar, Minggu (9/1/2022).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Inflasi Naik di Tahun 2022

Trisno menyebut meningkatnya harga telur ayam ras tidak terlepas dari upaya Pemerintah dalam menjaga kestabilan harga daging ayam ras yang sebelumnya tercatat rendah, melalui kebijakan pembatasan telur tetas dan afkir dini.Kelompok barang administered price mencatat inflasi sebesar 0,48%.

"Peningkatan tekanan harga terutama terjadi pada harga angkutan udara dengan meningkatnya aktivitas penerbangan ke Bali sebagai dampak dari penurunan level PPKM sejak bulan Oktober 2021 dan libur sekolah dalam rangka perayaan Nataru," ujar Trisno.

Sementara itu, kelompok barang core inflation juga mengalami inflasi sebesar 0,33%, terutama disebabkan oleh naiknya harga canang sari. Peningkatan harga canang sari seiring dengan meningkatnya frekuensi upacara keagamaan pada bulan Desember sabagai bulan baik bagi umat Hindu.

"Inflasi tahun 2022 diperkirakan akan lebih tinggi dibanding inflasi tahun 2021, namun masih dalam kisaran sasaran inflasi 3±1%," tutur Trisno.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.