Sukses

Topeng Losari Cirebon hingga Tingkatan Makrifat dalam Islam

Menarikan Topeng Losari Cirebon bukan hanya sebatas meliukkan gerakan tubuh, penari topeng memaknai setiap gerakan adalah doa

Liputan6.com, Cirebon - Kesenian Topeng Losari Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, dikenal berbeda dengan topeng lainnya yang ada di wilayah pantura Cirebon, Indramayu, dan Majalengka.

Tercatat 19 wanda dari 180 jumlah Topeng Losari yang dibuat oleh Pangeran Losari pada abad ke 17 Masehi. Generasi Ketujuh Topeng Losari Nuranani M. Irman (40) menyebutkan, jika di Cirebon, topeng memiliki lima wanda dengan urutan mulai dari Topeng Panji, Mindo, Samba, Tumenggung, dan Kelana.

"Kalau di Cirebon lima wanda topeng itu lebih kepada filosofi hidup mulai dari Topeng Panji yang digambarkan seperti bayi yang baru lahir hingga Kelana yang menjadi simbol angkara murka. Kalau di Losari lebih kepada menari itu doa," ucap perempuan yang akrab disapa Nani kepada Liputan6.com, Minggu (15/4/2018).

Dia menyebutkan, dalam urutan wanda di Topeng Losari, Topeng Panji berada di urutan pertama dan terakhir. Serta, menjadi gambaran dalam semua kehidupan yang penuh doa dan filosofi Topeng Losari.

Urutan dalam Topeng Losari, yakni Panji Sutrawinangun, Patih Jayabadra, Gilih Padukanata, Tumenggung Magangdiraja, Jinggan Anom, Klana Bujang, Klana Bandopati Kancil, Rumyang, serta Patih Panji. Adapun topeng lain yang masuk dalam wilayah lakonan Topeng Losari yakni Jaka Puntek, Jaka Penjaring, Jaka Biawak, Jaka Bluwek, Panji Laras dan Panji Semirang.

"Di Losari Topeng Panji itu sebagai bungkus dari semua 9 topeng Wanda dan 10 topeng masuk topeng lakonan," kata dia.

Nani menjelaskan, Topeng Panji menjadi sentral dalam kehidupan topeng dan masyarakat Losari, Kabupaten Cirebon. Karena diyakini bahwa Panji merupakan tokoh Islam yang sudah berada di tingkatan makrifat.

Disimbolkan dengan warna putih, karakter Topeng Panji diyakini sudah tidak lagi berpikir tentang Bumi dan manusia, melainkan tentang dia dan penciptanya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Turun-temurun

Nani mengatakan pula, tidak mudah untuk seseorang dinobatkan sebagai dalang atau penari topeng Losari. Sebab, selain harus melewati beberapa fase, ilmu tentang Topeng Losari juga biasanya diwariskan secara turun-temurun.

Dia menyebutkan, dalam perjalanannya, Topeng Losari pertama kali digunakan oleh penciptanya, yaitu Panembahan Losari. Selanjutnya,Topeng Losari  diwariskan kepada Pangeran Raden Angka Wijaya, Pangeran Losari, Dalang Duman, Dalang Sukamta, Dalang Sumitra, Dalang Dewi, Dalang Sawitri, dan Dalang Nani.

"Setiap akan pentas terlebih dahulu penari harus melakukan ritual nyambat dan membaca mantra dari awal mau menari menuju setelah menari. Sambatan dilakukan wajib sebelum dalang topeng menari di atas panggung," ujarnya.

Sebelum menari, para dalang atau penari Topeng Losari harus melakukan ritual nyekar ke makam leluhur hingga Pangeran Losari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.