Sukses

LIVE

Mengenal Udara Kabur dan Penyebabnya, Fenomena yang Diprediksi BMKG Terjadi di Surabaya

Istilah udara kabur masih asing di telinga masyarakat Indonesia.

Diterbitkan 13 Oktober 2025, 09:42 WIB
Share
Copy Link
Batalkan
Jadi intinya...
  • BMKG memprediksi "udara kabur" di Surabaya, istilah baru untuk jarak pandang menurun.
  • Disebabkan partikel halus seperti aerosol, debu, asap dari aktivitas manusia atau alami.
  • Ciri visualnya langit buram keputihan, jarak pandang tetap di atas 2 km.

Liputan6.com, Jakarta- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi udara kabur terjadi di Surabaya, Jawa Timur. Istilah udara kabur masih asing di telinga masyarakat Indonesia.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menjelaskan, udara kabur adalah istilah prakiraan cuaca yang merujuk pada menurunnya jarak pandang. 

"Ini bukan kabut tebal, melainkan semacam kabut tipis yang membuat langit tampak buram atau keputihan," jelas Guswanto kepada Liputan6.com, Senin (13/10/2025).

Penyebab utama terjadinya udara kabur adalah partikel aerosol yang menyerap dan menghamburkan cahaya matahari. Partikel ini bisa berasal dari aktivitas manusia atau alami.

Aktivitas manusia penyumbang partikel seperti industri, kendaraan, dan kebakaran. Sementara partikel alami berupa debu, uap air, dan emisi tumbuhan.

2 dari 3 halaman

Ciri Visual Udara Kabur

Guswanto mengatakan, ciri visual udara kabur adalah langit tampak putih, kekuningan, atau kecoklatan tergantung jenis partikel. Kadang terlihat seperti kabut tipis yang menyelimuti kota.

Dia menyebut, jarak pandang saat fenomena udara kabur biasanya tidak turun di bawah 2 km.

"Jadi masih bisa melihat jauh, tapi tidak sejelas biasanya," sambung Guswanto.

3 dari 3 halaman

Udara Kabur Hanya Terjadi di Surabaya

Guswanto menyebut, udara kabur diprediksi hanya terjadi di Surabaya hari ini. Sementara wilayah lain di Pulau Jawa seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Serang justru diperkirakan mengalami hujan ringan.

Namun, ada fenomena serupa udara kabur di luar Pulau Jawa. Di Pekanbaru misalnya, diprediksi mengalami kabut atau asap, yang secara visual mirip dengan udara kabur.

Wilayah lain seperti Banda Aceh, Medan, Padang, dan Palembang diperkirakan hujan ringan, bukan kabur.

"Jadi, untuk hari ini, Surabaya menjadi satu-satunya kota di Jawa yang disebut mengalami udara kabur secara eksplisit. Ini bisa jadi karena faktor lokal seperti polusi, kelembapan, atau partikel aerosol yang tinggi," kata Guswanto.

EnamPlus