Sukses

3 Fakta Viral Pegawai Bea Cukai Sebut Netizen Babu di Twitter, Akhirnya Minta Maaf

Seorang pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai bernama Widy Heriyanto membuat geger lantaran menampilkan tindak arogan sembari melontarkan cacian kepada warganet.

Liputan6.com, Jakarta - Lagi, pegawai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menjadi sorotan. Kali ini, seorang pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai bernama Widy Heriyanto membuat geger lantaran menampilkan tindak arogan sembari melontarkan cacian kepada warganet.

Viralnya kasus pegawai Bea Cukai tersebut bermula dari kejadian ketika seorang game developer Indonesia, Kris Antoni menceritakan pengalamannya memenangkan sebuah penghargaan di San Francisco, Amerika Serikat.

Melalui akun Twitter pribadinya @kerissakti, dia bercerita mendapati penagihan pajak Bea Cukai sekitar Rp. 1 juta saat hendak mengirimkan piala hasil kemenangannya ke Indonesia.

"Ini juga kejadian sama gw. Waktu 2013 @togeproductions menang award Flash Game Summit di San Francisco, tapi karena kita ngha bisa pergi terima awardnya jadi pialanya dikirim ke Indonesia, sampai di Jakarta pialanya kena pajak becuk 1juta lebih," tulis akun @kerissakti, dikutip Jumat (24/3/2023).

"Mau protes cuma dibilang 'barang yg di import mau beli atau gift gratis tetap kena pajak'. Gratis kena pajak tuh gimana? Karena orang awam ngga ngerti apa apa, kita iya iya aja. Selama 2011-2013 kita menang award 3 tahun berturut turut di Amrik. Ya bayangin aja pajaknya berapa," katanya.

Namun, alih-alih mendapat penjelasan baik dan profesional, akun @kerissakti mendapat respon ketus dari sebuah akun bernama @wada**** yang diduga merupakan pegawai bea cukai.

"Apakah seperti ini seharusnya seorang petugas @beacukaiRI @KemenkeuRI berprilaku? Saya harap arogansi semacam ini hanya "oknum" dan tidak dibiarkan merajalela," tulis Kris Antoni dalam unggahannya, menunjukkan tangkapan layar respon pada Twitnya yang dibalas akun @wada****.

Berikut sederet fakta terkait viral seorang pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai bernama Widy Heriyanto membuat geger lantaran menampilkan tindak arogan sembari melontarkan cacian kepada warganet dihimpun Liputan6.com:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Kronologi Pegawai Bea Cukai Sebut Warganet Babu dan Banyak Bacot

Baru-baru ini salah satu pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan bernama Widy Heryanto viral di Twitter. Hal itu lantaran ia memberikan komentar terhadap cuitan seorang pengembang game Kris Antoni mengenai barang gratis yang ia bawa tetap dikenai pajak.

Sontak warganet membalas komentar pegawai Bea Cukai tersebut karena yang bersangkutan adalah seorang pegawai pemerintahan. Kronologi awalnya dimulai ketika Kris Antoni menanggapi cuitan dari pengguna twitter lain yaitu Fatimah Zahratunnisa.

Fatimah sebelumnya membuat cuitan mengenai keluhannya ketika ditagih pajak sebesar Rp4 juta atas sebuah piala yang ia dapat dari acara lomba menyanyi di TV Jepang. Piala yang ia menangkan tersebut dikirim ke Indonesia, namun terkena pajak sehingga membuatnya bertanya-tanya.

Pada satu sisi, Kris menanggapi kicauan tersebut dengan membandingkan pengalamannya yang kurang lebih serupa. Kris adalah seorang pengembang game dan saat itu studionya menjuarai sebuah Award Flash Game Summit di San Fransisco.

Kris yang saat itu tidak bisa pergi ke acara akhirnya pialanya dikirimkan ke Indonesia. Namun ternyata piala tersebut dikenai pajak sejumlah Rp1 juta lebih. Kris pun mengeluhkan hal yang sama atas kejadian yang Fatimah alami.

Ia juga mengeluhkan alasan Bea Cukai memberikan pajak kepada barang impor yang gratis tetap dikenakan pajak. Kris yang termasuk orang awam pun bingung karena tidak mengerti apa-apa sehingga mengikuti saja pajak yang diberikan tersebut.

“Mau protes cuma dibilang ‘barang yg di import mau beli atau gift gratis tetap kena pajak’. Gratis kena pajak tuh gmna? Karena orang awam nga ngerti apa2, kita iya iya aja. Selama 2011-2013 kita menang award 3 tahun berturut2 di Amrk. Ya bayangin aja pajaknya berapa,” tulis @kerissakti.

Dari cuitan tersebut ternyata salah satu pegawai Bea Cukai memberikan respons . Namun respons yang diberikan dinilai tidak pantas oleh warganet, bahkan menyebutnya sebagai babu.

Sebelum lo ngetwit, mending belajar dlu deh ketentuan impor itu gimana. Kalo skrng kan jadinya lo bacot tapi minim literasi peraturan,” ujar Widy Heriyanto aku akun pribadinya @wadawidy.

si paling bea cukai,” kata salah satu warganet menanggapi.

para babu sibuk belain tuan nya,” balas Widy.

Kris pun merespons cuitan dari Widy mengenai dirinya yang harus belajar kembali mengenai ketentuan impor. Kris bertanya agar Widy memberikan literasi atas peraturan yang banyak di komplainkan tersebut.

Halo mas Widy Heriyanto, keliatannya mas dari bea cukai ya? Mungkin mas yg literasi peraturannya paling hebat bisa jelasin kenapa banyak banget WNI yg komplen? Sedangkan saya di Singapura tidak pernah mendapatkan perlakuan atau masalah seperti yg saya dapat di bea cukai IND?,” tulis Kris.

Namun dari pertanyaan tersebut Widy justru menyalahkan Kris yang sudah mengalami kejadian tersebut dari 2013 namun tidak pernah membaca. Ia juga mengatakan Kris seharusnya tidak hanya mengeluh tapi juga mencari tahu.

“2013 kejadian, sampe skrg masa gpernah baca. Baca dulu dong, jangan cuma ngeluh tapi lo nya jg gak cari tau. Gaperlu jadi beacukai buat ngasi paham “barang impor ya wajib bayar pajak impor”. Dan jgn menggeneralisir case lo dgn bawa “WNI se Indonesia komplen,” ujarnya.

Karena hal tersebutlah banyak warganet menilai komentar dari Widy tidak pantas, arogan, dan seperti tidak mempunyai etika. Saat ini akun Twitternya pun sudah diprivasi namun tangkapan layar dari cuitannya tersebut masih beredar di dunia maya.

 

3 dari 4 halaman

2. Stafsus Menkeu Sri Mulyani Angkat Bicara

Staf Khusus Menteri Keuangan (Stafsus Menkeu) Sri Mulyani, Yustinus Prastowo buka suara terkait maraknya keluhan masyarakat di media sosial terkait pegawai Bea Cukai yang diduga memberikan respon kata kurang baik.

Respons Stafsus Menkeu datang setelah unggahan Twitter dari aktor sekaligus komika Arie Kriting memberikan masukan kepada Yustinus Prastowo terkait pegawai Bea Cukai tersebut.

"Pak @prastow mohon maaf, ini karena lagi banyak masyarakat yang resah, mungkin pegawainya dikurangi dulu main sosmednya kalau gak bisa menahan emosi begini. Pasti berat melihat situasi yang kayak gak ada habisnya menyoroti kinerja teman-teman di sana. Semoga tetap istiqomah," tulis Arie Kriting di Twitter, dikutip Jumat (24/3/2023).

Cuitan Arie Kriting pun direspon oleh Yustinus. Dia menyampaikan terima kasih atas masukan yang datang dari komika tersebut.

"Siap Bang @Arie_Kriting. Banyak terima kasih untuk masukan yang sangat baik. Kami sudah menyampaikan ke internal untuk lebih menahan diri dan bijak bersikap. Terima kasih untuk masukan dan kritik publik," tulis Yustinus dalam akun Twitter Pribadi @prastow.

 

4 dari 4 halaman

3. Pegawai Bea Cukai yang Sebut Netizen Babu Akhirnya Minta Maaf

Baru-baru ini, warganet dibuat berang oleh pernyataan salah satu pegawai Bea Cukai yang menyebut netizen Indonesia sebagai babu.

Tak butuh lama, komentar akun Twitter pegawai bea cukai Widy Heriyanto (@wadawidy) pun langsung menyulut amarah warganet.

Hanya dalam waktu singkat, akun @wadawidy di Twitter pun langsung digembok setelah dirujak oleh warganet.

Sebelum 'hilang' dari platform media sosial milik Elon Musk itu, akun Widy Heriyanto mengunggah permohonan maaf terkait cuitannya.

""Permohonan maaf terbuka saya untuk Kris & Team, dan seluruh masyarakat yang tersinggung dengan cuitan saya."

To Kris & team dan seluruh masyarakat, saya secara pribadi, bukan berbicara mewakili Bea Cukai, memohon maaf atas kelalaian saya dalam memilih kata-kata yang lebih bijak pada cuitan-cuitan yang telah saya buat hingga menyinggung banyak pihak.

Saya juga meminta maaf kepada institusi saya, Bea Cukai, tempat saya bekerja, atas kegadukan ini.

Saya akan menjadikan momen ini sebagai pembelajaran bagi saya untuk lebih bijak ke depannya."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.