Sukses

Penjelasan KSAD Dudung Tak Hadir Rapat Komisi I DPR Bareng Panglima TNI

Dudung mengaku sudah tidak bisa membatalkan kunjungan kedua negara tersebut. Karena, sebelumnya telah dua kali membatalkan, sehingga untuk undangan ketiga ia harus memenuhi.

Liputan6.com, Jakarta Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Dudung Abdurachman menjelaskan alasannya tidak menghadiri rapat Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Kamis, 2 Februari 2023 lalu. Karena harus melaksanakan tugas kunjungan ke Korea maupun Jepang saat itu.

"Korea maupun Jepang sudah mengundang ke saya dua kali, dan bahkan kepala staf angkatan Korea dan Jepang bahkan sudah datang ke tempat saya," kata Dudung ditemui usai Rapim TNI, di Jakarta, Kamis (9/2/2023).

Dudung mengaku sudah tidak bisa membatalkan kunjungan kedua negara tersebut. Karena, sebelumnya telah dua kali membatalkan, sehingga untuk undangan ketiga ia harus memenuhi.

"Waktu itu kita men-cancel karena ada kesibukan waktu itu, kesibukan pada saat ada gempa Cianjur. Ada bencana segala macam sehingga menunda untuk keberangkatan," kata dia.

"Kedua lagi bahwa ada kegiatan-kegiatan waktu di sini. Nah ketiganya mereka sangat memohon sekali untuk datang. Karena mengembalikan anggaran dua kali ke pemerintah. Kan itu tidak bagus bagi mereka," tambah dia.

Sehingga demi menjaga hubungan kerjasama antara Indonesia dengan dua negara tersebut, Dudung harus datang. Terlebih, mekanisme aturan disana yang ketika waktu ditentukan maka anggaran akan turun, sehingga harus datang.

"Sedangkan mereka itu tertibnya itu apabila kita sudah ada jawaban bahwa kita akan ke sana. Ditentukan tanggalnya, kemudian mereka langsung mengajukan anggaran ke Kementerian Pertahanannya mereka sehingga anggaran itu turun dari kementerian atau negara," jelasnya.

Sehingga, Dudung menilai perbedaan mekanisme anggaran antara Korea dan Jepang membuat kedua negara tersebut tidak fleksibel seperti di Indonesia.

"Ini yang dipahami oleh kita. Beda kalau di Indonesia fleksibilitasnya tinggi. Misal ada KASAD kunjungan, oke silahkan mumpung kita kosong. Nah karena kita punya anggaran untuk itu. Tapi kalau mereka tidak," kata dia.

Oleh sebab itu, Dudung berharap Anggota Komisi I DPR dapat memahami ketidakhadirannya dalam rapat saat itu. Karena keberangkatannya ke Jepang dan Korea dalam rangka menjalankan tugas. "Anggarannya harus dipahami juga oleh DPR, hal-hal seperti ini, karena berbeda. Bukan saya pengen kunjungan ke sana secara pribadi, tidak," tuturnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dapat Teguran DPR

Sebelumnya, Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid meminta agar Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menegur Kepala Staf TNI Angkatan Darat Dudung Abdurachman, agar dapat berkomunikasi lebih baik lagi dengan Komisi I DPR RI.

Hal itu dikarenakan Dudung tidak hadir dalam rapat kerja bersama Komisi I tanpa ada surat pemberitahuan dari dudung. Padahal, pembahasan dalam rapat sangat krusial yakni soal papua dan alutsista.

"Dengan mohon disampaikan Pak Panglima kepada Pak KSAD untuk lain kali dapat memberikan komunikasi yang lebih baik," kata Meutya, dalam ruang rapat Komisi I DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (2/2/2023).

Meutya mengakui, jika Komisi I sangat berharap jika seluruh kepala staf menghadiri rapat kerja. Sehingga, jika Dudung ingin mengubah jadwal rapat, Komisi I bersedia untuk mengatur ulang waktu rapat.

"Ini kita mau bicara Papua, mau bicara alutsista. Jadi sesungguhnya kita harapkan seluruh kepala staf hadir," ujarnya.

Sementara itu, Anggota Komisi I Dave Laksono meminta agar Dudung dapat menghormati Komisi I sebagai mitranya.

"Berhubung sudah ada Pak Panglima dan dua kepala staf lain, kalau kita hanya berpegang pada kepala staf tidak menghormati juga. Akan tetapi cukup menjadi catatan untuk ke depannya menjaga hubungan kerja kita. Biar gimanapun anggaran TNI AD juga kita yang buat bersama-sama," kata Dave.

"Jadi agar perhatian buat KSAD bisa saling menghormati, menghormati Komisi I agar kita pun bisa lebih menghormati Kepala Staf Angkatan Darat. Karena kita amat menghormati TNI AD secara keseluruhan," imbuhnya.

 

Reporter: Bachtiarudin Alam 

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.