Sukses

Nikmatnya Semangkuk Donburi Rendah Kalori di Restoran Kyuri

Semangkuk donburi dengan isian potongan ayam panggang melimpah di Restoran Kyuri hanya berisi 221 kalori.

Liputan6.com, Jakarta - Menghindari makan nasi karena takut kalori yang tinggi? Anda bisa menepis kekhawatiran itu bila bertandang ke Restoran Kyuri yang berlokasi di kawasan Gunawarman, Jakarta Selatan.

Dari beberapa pilihan menu nasi, saya memutuskan mencoba semangkuk donburi mighty spicy miso. Cita rasa pedas sudah terbayang di benak selain iming-iming 221 kalori yang terhidang dari menu makan siang itu.

Rahasia utama rendahnya kalori donburi tersebut terletak pada jenis nasi yang digunakan, yakni nasi shirataki. Bentuknya mirip seperti bulir nasi, hanya lebih transparan dan kalorinya jauh lebih rendah karena terbuat dari sejenis konyaku.

Selebihnya, isi dalam donburi tersebut cukup melimpah. Potongan ayam panggang berbentuk dadu sangat mudah ditemukan di samping adanya potongan kyuri, jagung manis pipilan, terung panggang saus teriyaki, dan potongan bawang putih goreng. Secara umum, lidah merasakan gurih yang pas.

Ada tiga pilihan tingkat kepedasan, 1--3, dengan tiga sebagai level terpedas. Saya memilih tingkat kepedasan level dua yang masih butuh ditambah bubuk cabai kering agar lebih nendang.

Ditemani sebotol yuzu honey dingin, semangkuk donburi ludes dalam setengah jam. Perut saya kenyang dengan hanya menyisakan sedikit ruang untuk mencicipi beberapa salad yang ikut dihidangkan.

"Kalorinya sih sedikit, tapi porsinya ngenyangin," kata salah seorang teman saya, Senin, 24 Juni 2019.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Transparan dari Hulu ke Hilir

Donburi hanyalah salah satu menu yang disajikan di restoran yang baru dibuka April 2019 lalu itu. Pilihan lainnya adalah beragam salad yang bisa dipesan sesuai menu yang sudah disusun atau campur-campur sesuai keinginan pengunjung.

Sang pemilik, Yuni Sumawijaya membuka tempat itu karena menilai masih jarang restoran yang menawarkan makanan sehat dengan cita rasa Asia. Jepang dipilih karena pengaruh kental dari sang ibu yang memang berdarah Jepang.

Selain sehat, ada hal lain yang semakin mendorongnya terjun ke bisnis kuliner. Ia menyebut belum ada restoran makanan sehat yang terbuka atas kalori setiap makanan yang disajikan. Padahal, tak semua makanan sehat berkalori rendah.

"Salad itu kalorinya tinggi dan itu dari sausnya. Tapi, kalau ditanyakan, banyak yang enggak bisa jawab. Nah, kita akhirnya buat sendiri saus caesar salad kita. Hanya 257 kalori loh," kata dia.

Ketidaktransparanan informasi juga terjadi saat ditanyakan asal-usul bahan mentah makanan yang dijual. Ia tak ingin hal itu terjadi di restorannya. Semua bahan baku ditelusuri hingga ke lokasi, misalnya sayuran organik ke Sukabumi hingga telur didatangkan dari peternakan yang tidak mengkandangkan ayam.

"Kita pilih yang cage-free egg. Saya pernah lihat ayam petelur sengaja kakinya dipatahkan, ditaruh di kandang sempit, untuk dipaksa menghasilkan telur. Itu enggak ethical," kata dia.

3 dari 3 halaman

Terima Daur Ulang

Digodok selama tiga tahun, konsep restoran diperhitungkan secara matang. Kyuri pun hadir dengan desain restoran simpel tetapi tetap berwarna. Kesan hommy makin terasa dengan penempatan meja makan yang agak rapat.

Desain ramah lingkungan makin terasa dengan memenuhi satu bidang dinding di ruang luar dengan tanaman hijau. Hal itu seakan meneduhkan ruang terbuka yang menerima pengunjung merokok.

Tetapi, semangat ramah lingkungan belum berhenti di situ. Yuni menyebut restoran menerima sampah plastik dari para pengunjung. Restoran kemudian akan mengolahnya dengan bekerja sama dengan perusahaan daur ulang di Bekasi.

"Botol apapun kami terima, tidak harus botol plastik Kyuri," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.