Catat, Ini Tips Penting Bagi Kamu yang Ingin Resign dari Kantor Usai Lebaran

Ilustrasi: Karyawan resign dari tempat kerja — Ilustrasi karyawan resign dari tempat kerja (Foto: Jobstreet)

Liputan6.com, Jakarta - Lebaran ternyata tidak hanya menjadi momen yang dinanti-nantikan masyarakat Indonesia untuk berkumpul bersama keluarga. Namun, momen ini ternyata dianggap waktu tepat bagi para karyawan untuk mengajukan resign.

Sebagai informasi, para karyawan yang ingin mundur atau resign dari perusahaan memang biasanya mengambil masa setelah Lebaran untuk melakukan hal tersebut.

Alasannya, masa usai Lebaran dianggap waktu tepat untuk melakukan resign karena lebih menguntungkan dibandingkan waktu lainnya. Namun sebelum memutuskan untuk resign, ada beberapa hal yang perlu diketahui para karyawan.

Untuk itu, platform dan lowongan Jobstreet berbagi kiat bagi karyawan yang ingin mengajukan resign setelah masa Idul Fitri. Menurut Jobstreet, perusahaan biasanya memanfaatkan momen Ramadan untuk mencari karyawan baru.

Hal itu bisa dimanfaatkan calon pencari kerja untuk mulai berburu lowongan pekerjaan. Terlebih, tidak sedikit perusahaan memakai layanan pencarian kerja yang kini tersedia online.

Dengan jumlah itu, para pencari kerja pun bisa memanfaatkan platform pencarian kerja online untuk melakukan rencananya. Namun perlu diingat, pastikan untuk mencari lowongan kerja melalui platform yang terpercaya.

Ada beberapa platform yang bisa dimanfaatkan mulai dari Jobstreet hingga LinkedIn.

Tak jarang, perusahaan juga banyak yang menawarkan iklan lowongan kerja di platform tersebut, sehingga para pencari kerja bisa aktif melakukan pencarian secara online.

Tidak hanya itu, Ramadan juga bisa menjadi momen tepat bagi para pencari kerja memperbarui CV mereka. Jadi, kemungkinan mereka memperoleh panggilan wawancara dan pekerjaan bisa lebih besar.

2 dari 3 halaman

Masa Perekrutan Kerja Lebih Aktif

Jakarta Job Fair 2023 — Ada perusahaan perbankan, asuransi, pengembangan sumber daya manusia, farmasi, hingga jaringan waralaba membuka lowongan kerja pada acara ini. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Survei Jobstreet by Seek yang dilakukan pada September 2023 mengungkap, aktivitas perekrutan tenaga kerja di semester pertama 2024 cenderung lebih aktif dibandingkan sebelumnya.

Oleh sebab itu, momen ini bisa menjadi waktu tepat bagi pencari kerja mulai berburu lowongan.

Sebagai informasi, hingga triwulan pertama 2024, Jobstreet Express memiliki lebih dari 19 ribu iklan lowongan kerja. Lalu, ada satu juta kandidat yang telah melakukan pencarian kerja di platform ini.

Di sisi lain, perusahaan juga harus fokus pada strategi retensi dan kompensasi yang kompetitif untuk menjaga kestabilan tenaga kerja. Ini bisa menjadi kiat yang perlu dihadapi tren resign usai Lebaran.

3 dari 3 halaman

Alasan Karyawan Resign

Sejumlah pencari kerja memadati arena Job Fair di kawasan Jakarta, Rabu (27/11/2019). Job Fair tersebut digelar dengan menawarkan lowongan berbagai sektor untuk mengurangi angka pengangguran. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sementara sejumlah alasan kenapa banyak karyawan mengajukan resign setelah Lebaran:

1. Menunggu Tunjangan Hari Raya

Alasan menunda resign atau pengunduran diri di tempat kerja adalah karena menunggu THR cair. Hal ini dilakukan agar para karyawan merasa aman secara finansial karena THR mungkin jadi dana tambahan hingga menemukan pekerjaan baru.

2. Banyak Kesempatan Baru Terbuka

Ketika banyak karyawan mengundurkan diri setelah Lebaran, ada banyak posisi yang kosong. Oleh karena itu, sebagian perusahaan cenderung buka lowongan kerja setelah momen Lebaran.

3. Cari Tantangan Karier Baru

Alasan cari tantangan karier baru juga kerap terlontar dari karyawan yang mengundurkan diri dari pekerjaan setelah Lebaran.

Para karyawan yang resign ini mungkin ingin berkembang di tempat lain dan mencari tantangan karier yang baru. Ada kalanya mereka cari lowongan kerja baru yang berbeda dengan profesi sebelumnya, demi meningkatkan skill.

Ada pula alasan lain yang membuat karyawan resign, misalnya merasa kurang diapresiasi oleh perusahaan, banyaknya pilihan lowongan kerja baru, hingga lingkungan kerja yang tak kondusif.