Sukses

Dokter Spesialis Siap Bantu Perempuan Indonesia Jaga Siklus Haid Saat Haji

Jemaah calon haji perempuan yang ingin mengontrol siklus haid bisa melakukan rekayasa hormonal.

Liputan6.com, Jakarta - Jemaah calon haji perempuan mendapatkan layanan berupa konsultasi mengendalikan jadwal haid agar bisa menjalankan semua rukun dan wajib haji di Tanah Suci. Layanan itu disediakan Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI). 

Dilansir dari Antara, Rabu (17/7/2019), jemaah calon haji yang ingin menjalani konsultasi dapat mendatangi petugas kesehatan haji untuk meminta layanan dengan dokter spesialis kebidanan mengenai kesehatan reproduksi.

Siklus menstruasi, yang menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian jemaah perempuan selama masa berhaji, dapat dikendalikan supaya tidak sampai mengganggu pelaksanaan rukun dan wajib haji.

Dengan bantuan obat-obatan, perempuan yang berada pada usia reproduksi bisa mengatur atau mengendalikan jumlah hormon.

"Jadi pada jemaah wanita yang usia reproduksi yang berusaha untuk mengatur siklus haidnya agar pada waktu ibadah wajib itu tidak mengalami menstruasi, jemaah bisa mengaturnya dengan memajukan atau memundurkan siklus haidnya," ujar dokter spesialis kebidanan dan kandungan dr. Mona, Sp.OG.

Dokter spesialis anggota Tim Promotif Preventif 2019 itu mengatakan, jemaah calon haji perempuan yang ingin mengontrol siklus haid bisa melakukan rekayasa hormonal.

Rekayasa hormonal itu, kata Mona, dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan yang mengandung hormon seperti pil kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan/atau progesteron dengan dosis tertentu.

"Penggunaan pil kontrasepsi tidak boleh dilakukan secara sembarangan tetapi harus bedasarkan hasil konsultasi dengan dokter, baik saat di Indonesia maupun ketika di Tanah Suci," papar dia.

Hal itu dikarenakan, lanjut Mona, beberapa orang yang meminun pil kontrasepsi memiliki efek samping seperti sakit kepala dan mual.

Namun, kata dia, hal tersebut dapat diatasi dengan mengganti pil kontrasepsi dengan metode kontrasepsi lainnya seperti suntik.

"Untuk kapan digunakan obat itu, kapan dia pakai itu, sudah harus dikonsultasikan sama dokter yang bertugas untuk memantau kapan waktu haidnya. Jadi pada waktu wukuf haji nanti sudah diprediksi, oh saya tidak akan haid pada waktu nanti," terang Mona.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Minum Pil Kontrasepsi

Selain itu, Mona juga menyarankan perempuan yang akan mencoba menggunakan metode kontrasepsi saat berhaji atau umrah mengetahui masa siklus haidnya.

Hal itu dilakukan supaya bisa memperhitungkan apakah harus memajukan atau memundurkan siklus haid dan kapan harus melakukannya terlebih dahulu.

"Kontrasepsi menggunakan pil kontrasepsi bisa digunakan dua minggu sebelum waktu haid berikutnya. Sedangkan apabila menggunakan obat yang mengandung kombinasi hormon seperti progesteron dan estrogen obat tersebut bisa diminum pada hari kedua sampai kelima siklus haid," papar Mona.

Jika menggunakan kontrasepsi secara suntik, lanjut dia, maka ada dua pilihan jenis suntik, yaitu suntikan jangka empat minggu atau 12 minggu.

Mona mengingatkan pentingnya mengonsumsi pil secara teratur. Kalau konsumsi pil tidak dilakukan secara tidak teratur, kata dia, gangguan seperti keluar flek atau pendarahan bisa terjadi dan bahkan menstruasi bisa tetap datang.

"Hal tersebut dapat dicontohkan jika pil harus diminum sehari dua kali, maka pembagiannya harus konsisten setiap 12 jam sekali minum satu pil. Jika konsumsi pertama pukul 07.00, maka pil kedua harus diminum pukul 19.00, tidak boleh sampai terlambat," jelas Mona.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.