Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Ratusan Mahasiswa Bandung Positif HIV, Kenali Gejalanya Sebelum Terlambat

Sebanyak 6,97 persen atau sekitar 414 mahasiswa Bandung dinyatakan positif HIV.

Liputan6.com, Jakarta - Kabar yang beredar di kalangan masyarakat saat ini terkait ratusan mahasiswa dengan identitas KTP Bandung trinveksi HIV AIDS. Sebanyak 6,97 persen atau sekitar 414 mahasiswa Bandung dinyatakan positif HIV. Ini bedasarkan data 2021 dari komisi penaggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung.

Dari data tersebut tercatat total 12.358 warga terinfeksi HIV, 5.934 diantaranya adalah penduduk kota Bandung yang memiliki umur 20-29 tahun. Orang yang tertular virus HIV jika tidak segera ditangani secepatnya maka akan berlanjut ke kondisi AIDS.

AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan kumpulan gejala penyakit yang di sebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh. HIV AIDS adalah penyakit menular yang didapati dari perilaku beresiko, diantaranya:

  • Melakukan hubungan seksual dengan yang bukan pasangannya (suami atau istri)
  • Menggunakan jarum suntik yang tidak steril yang bisa menjadi media penularan
  • Menggunakan NAPZA.
  • Melakukan hubungan seksual yang beresiko baik homoseksual maupun heteroseksual
  • Penularan dari ibu hamil yang mengindap HIV/AIDS melalui plasenta ke janin

Berikut ini tahapan dari HIV ke AIDS :

Tahap 1 (Periode Jendela)

Fase ini disebut sebagai infeksi HIV asimtomatik dimana gejala HIV awal masih tidak terasa. Fase ini belum masuk kategori sebagai AIDS karena tidak menunjukkan gejala. Apabila ada gejala yang sering terjadi adalah pembengkakan kelenjar getah bening di beberapa bagian tubuh seperti ketiak, leher, dan lipatan paha. Penderita (ODHA) pada fase ini masih terlihat sehat dan normal namun penderita sudah terinfeksi serta dapat menularkan virus ke orang lain.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gejala HIV

Tahap 2 ( HIV Positif)

Daya tahan tubuh ODHA pada fase ini umumnya mulai menurun namun, gejala mulai muncul dapat berupa:

  • Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Penurunan ini dapat mencapai kurang dari 10 persen dari berat badan sebelumnya
  • Infeksi saluran pernapasan seperti siunusitis, bronkitis, radang telinga tengah (otitis), dan radang tenggorokan
  • Infeksi jamur pada kuku dan jari-jari
  • Herpes zoster yang timbul bintil kulit berisi air dan berulang dalam lima tahun
  • Gatal pada kulit
  • Dermatitis seboroik atau gangguan kulit yang menyebabkan kulit bersisik, berketombe, dan berwarna kemerahan
  • Radang mulut dan stomatitis (sariawan di ujung bibir) yang berulang

Tahap 3 ( HIV Positif/Muncul Gejala)

Pada fase ini mulai timbul gejala-gejala infeksi primer yang khas sehingga dapat mengindikasikan diagnosis infeksi HIV/AIDS. Gejala pada stadium 3 antara lain:

  • Diare kronis yang berlangsung lebih dari satu bulan tanpa penyebab yang jelas
  • Penurunan berat badan kurang dari 10% berat badan sebelumnya tanpa penyebab yang jelas
  • Demam yang terus hilang dan muncul selama lebih dari satu bulan
  • Infeksi jamur di mulut (Candiasis oral)
  • Muncul bercak putih pada lidah yang tampak kasar, berobak, dan berbulu
  • Tuberkulosis paru
  • Radang mulut akut, radang gusi, dan infeksi gusi (periodontitis) yang tidak kunjung sembuh
  • Penurunan sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit

 

3 dari 4 halaman

Gejala HIV AIDS

Tahap 4 (AIDS)

Fase ini merupakan stadium akhir AIDS yang ditandai dengan pembengkakan kelenjar limfa di seluruh tubuh dan penderita dapat merasakan beberapa gejala infeksi oportunistik yang merupakan infeksi pada sistem kekebalan tubuh yang lemah. Beberapa gejala dapat meliputi:

  • Pneumonia pneumocystis dengan gejala kelelahan berat, batuk kering, sesak nafas, dan demam
  • Penderita semakin kurus dan mengalami penurunan berat badan lebih dari 10%
  • Infeksi bakteri berat, infeksi sendi dan tulang, serta radang otak
  • Infeksi herpes simplex kronis yang menimbulkan gangguan pada kulit kelamin dan di sekitar bibir
  • Tuberkulosis kelenjar
  • Infeksi jamur di kerongkongan sehingga membuat kesulitan untuk makan
  • Sarcoma Kaposi atau kanker yang disebabkan oleh infeksi virus human herpesvirus 8 (HHV8)
  • Toxoplasmosis cerebral yaitu infeksi toksoplasma otak yang menimbulkan abses di otak
  • Penurunan kesadaran, kondisi tubuh ODHA sudah sangat lemah sehingga aktivitas terbatas dilakukan di tempat tidur

 

4 dari 4 halaman

Pencegahan HIV AIDS

Orang dengan AIDS sudah pasti HIV positif, namun orang dengan HIV positif setelah mengetahui statusnya segera melakukan pengobatan ARV (Anti Retroviral) ada kemungkinan kondisinya tidak akan sampai pada tahap AIDS.

ARV adalah obat yang digunakan dalam perawatan dan pencegahan infeksi HIV. Cara kerjanya dengan menghentikan atau memperlambat perkembangan virus dalam tubuh. ODHA bisa hidup sehat seperti orang yang tidak terkena infeksi dengan melakukan perawatan ARV sepanjang hidupnya.

Pencegahan HIV/AIDS

Penularan HIV dapat dicegah melalui langkah-langkah sebagai berikut:

  • Saling setia terhadap pasangan, hindari berganti-ganti pasangan
  • Hindari penggunaan narkoba terutama melalui jarum suntik
  • Edukasi HIV yang benar mengenai cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya, dapat membantu mencegah penularan HIV di  masyarakat.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini