Sukses

Taylor Swift Konser di Singapura, Permintaan Kursi Penerbangan dan Kamar Hotel Melonjak 30%

Seperti diketahui, Singapura merupakan salah satu dari dua destinasi konser Taylor Swift di Asia.

Liputan6.com, Jakarta - Bintang pop asal Amerika Serikat (AS), Taylor Swift baru akan tiba untuk menggelar konser di Singapura pada pekan depan. Namun dampak langsung dari acara ini  sudah berdampak luas pada pariwisata negara itu.

Sejumlah hotel dan maskapai penerbangan mengungkapkan bahwa permintaan penerbangan dan akomodasi sekitar tanggal konser Taylor Swift di Singapura telah meningkat hingga 30%.

"Hal ini kemungkinan besar akan menghasilkan manfaat yang signifikan bagi perekonomian Singapura, terutama bagi kegiatan pariwisata seperti perhotelan, ritel, perjalanan, dan kuliner, seperti yang terjadi di kota-kota lain di mana Taylor Swift pernah tampil," kata dewan pariwisata dan Kementerian Masyarakat, Kebudayaan dan Pemuda (MCCY) Singapura dalam pernyataan bersama, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (23/2/2024).

Menurut seorang pakar, konser Taylor Swift di Singapura dapat menghasilkan pendapatan rata-rata dan mungkin melampaui perkiraan nilai ekonomi sebesar USD 787 juta yang diraih selama bintang tersebut berada di Melbourne.

Seperti diketahui, Singapura merupakan salah satu dari dua destinasi konser Taylor Swift di Asia, setelah melakukan empat pertunjukan di Tokyo awal bulan ini.

Sang bintang telah menjual habis seluruh enam pertunjukannya di kawasan ini, yang akan diadakan mulai tanggal 2 Maret. Lebih dari 300.000 tiket telah terjual, dengan sejumlah besar penggemar datang dari negara lain, ungkap MCCY dan STB.

Maskapai Cuan Hingga 20 Persen

Maskapai asal Singapura, Singapore Airlines dan Scoot mengungkapkan bahwa pemesanan tiket penerbangan telah meningkat pada bulan Maret, khususnya dari Asia Tenggara.

Adapun maskapai Jetstar Asia yang juga melihat permintaan meningkat sebesar 20 persen untuk rute yang menghubungkan berbagai tujuan seperti Bangkok, Manila dan Jakarta ke Singapura, selama periode ketika Taylor Swift tampil.

Sejumlah hotel juga mengatakan mereka melihat adanya peningkatan permintaan.

Cavaliere Giovanni Viterale, manajer umum cluster untuk Raffles Sentosa Singapura dan Sofitel Singapore Sentosa Resort & Spa, mengatakan bahwa ketika ada konser besar yang menampilkan artis terkenal internasional seperti Taylor Swift, penggemar mereka berkontribusi "secara signifikan" terhadap reservasi hotel.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Taylor Swift Belum Mampir ke Indonesia, Sandiaga Uno Bakal Siapkan Rp 2 Triliun Buat ITF

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menuturkan, konser internasional seperti Taylor Swift berdampak besar terhadap ekonomi suatu negara.

Untuk menggelar acara internasional yang dapat menarik wisatawan, pemerintah akan gelontorkan Rp 2 triliun melalui dana khusus pariwisata atau Indonesia Tourism Fund (ITF).

Sandiaga Uno menuturkan, langkah Singapura untuk menggelar konser Taylor Swift menjadi pelajaran. Hal itu disampaikan Sandiaga Uno melalui akun instagram resminya @sandiuno.

"Event musik internasional, seperti konser Taylor Swift memang memiliki dampak yang besar pada perekonomian suatu negara. Tapi mohon maaf swifties, Taylor Swift belum mampir dulu ke Indonesia. Diborong habis sama Singapura, namun ini menjadi pelajaran bagi kami,”tulis Sandiaga dikutip dari akun instagramnya @sandiuno, Kamis (22/2/2024).

Ia menambahkan, pemerintah akan menggelontorkan Rp 2 triliun melalui dana khusus pariwisata atau Indonesia Tourism Fund (ITF). "Dana ini akan digunakan untuk menggerakkan event-event lokal hingga internasional, dengan harapan dapat meningkatkan jumlah wisatatawan sehingga mampu membawa dampak penciptaan lapangan kerja yang lebih luas lagi,” tulis dia.

Lewat akun instagramnya tersebut, ia juga mengunggah wawancara video dengan salah satu media asing. Sandiaga menyebutkan, pariwisata Indonesia membutuhkan  Swiftonomics seperti yang dilakukan pemerintah Australia dan Singapura yang gelar konser Taylor Swift.

“Kita memerlukan beberapa insentif, pertama kita membutuhkan apa yang dilakukan pemerintah Singapura dan pemerintah Australia yakni mendatangkan Taylor Swift. Kita membutuhkan swiftonomics dalam pariwisata Indonesia,” ujar dia.

3 dari 4 halaman

Dana Pariwisata

Sandiaga yakin melalui ITF diharapkan dapat mengajukan penawaran untuk acara yang baik pada tahun mendatang. Acara tersebut bukan hanya acara musik tetapi juga olah raga.

"Saya yakin kita mulai dengan Indonesia Tourism Fund (ITF) yang diharapkan dengan ada dana pariwisata ini dapat mengajukan penawaran untuk acara baik pada tahun mendatang tak hanya musik tapi acara olah raga, kita perlu acara budaya yang baik di Indonesia untuk menarik wisatawan berkualitas baik untuk berkunjung ke Indonesia tinggal lebih lama dan berdampak dengan lebih banyak pengeluaran dolar AS ke dalam ekonomi lokal," kata dia.

Sandiaga optimistis dengan beberapa transformasi yang dilakukan akan mendorong kualitas pariwisata yang ramah lingkungan yang fokus pada kualitas dan bekerlanjutan akan dapat dengan lebih baik dalam beberapa tahun mendatang.

4 dari 4 halaman

Ekonomi Negara Ini Cuan dari Konser Taylor Swift

Bintang pop Taylor Swift memulai tur konser internasionalnya di Australia pada 16 Februari 2024, perekonomian negara itu diprediksi mengambil keuntungan dari acara musik tersebut.

Seorang warga Australia bernama Genevieve Mylne, mengungkapkan ia akan berada di antara banyak penggemar yang memberikan apa yang mungkin hanya akan menjadi dorongan singkat bagi perekonomian negaranya.

Siswa berusia 19 tahun ini akan menghabiskan sekitar 2,000 dolar Australia untuk tiket, penerbangan, dan akomodasi untuk menonton pertunjukan tersebut dua kali di Melbourne dan setidaknya sekali di Sydney.

"Saya pastinya tidak akan menghabiskan uang sebanyak ini untuk konser lainnya,” ungkap Mylne, dikutip dari The Straits Times, Minggu (18/2/2024).

Dengan tujuh pertunjukan di dua kota terbesar Australia dari tanggal 16 hingga 26 Februari, tur konser Taylor Swift ini dapat menghasilkan nilai ekonomi sebesar 1,2 miliar dolar Australia atau setara Rp. 12,2 triliun di Melbourne saja, menurut Walikota kota tersebut, Sally Capp.

Bersifat Sementara

Namun dengan tingkat tabungan di negara ini yang berada pada titik terendah sejak akhir tahun 2007 dan kekhawatiran akan biaya hidup yang membuat konsumen pesimistis, para ekonom mengatakan hal ini kemungkinan hanya akan memberi keuntungan yany sementara.

"Tur Eras di Australia akan mengalami lonjakan pengeluaran untuk tiket, perjalanan, dan perhotelan, namun hal ini kemungkinan akan berdampak pada sektor perekonomian lainnya," kata James McIntyre, dari Bloomberg Economics.

"Dengan rumah tangga berada di bawah tekanan ekstrim akibat kenaikan suku bunga, dan tingkat tabungan berada pada titik terendah dalam 16 tahun, belanja terkait konser dapat menghambat pembelian di sektor lain, terutama di sektor-sektor yang kebijakannya sudah lemah," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini