Sukses

Taylor Swift Nyanyi 'Shake It Off' Picu Stadion Bergetar seperti Gempa Bumi, Ini Penjelasannya

Stadion berguncang paling hebat saat Taylor Swift membawakan lagu 'Shake It Off'. Selama lagu tersebut, terdeteksi pelepasan energi yang sama besarnya dengan gempa bumi berkekuatan magnitudo 0,85.

Liputan6.com, Seattle - Penggemar Taylor Swift benar-benar tahu bagaimana cara mengguncang stadion dengan lagu "Shake It Off".

Para ilmuwan mempelajari bagaimana stadion dan permukaan tanah bergetar selama salah satu konser Eras Tour Swift pada bulan Agustus 2023 lalu.

Mereka menemukan bahwa para penggemar yang menari menghasilkan getaran di tanah, gelombang seismik yang sesuai dengan irama setiap lagu, seperti dilansir dari Scince News Explore, Selasa (7/5/2024).

"Sangat menyenangkan bisa menggunakan alat seismik untuk memahami hal-hal seperti musik dan konser serta acara-acara yang menyatukan banyak orang," kata Eva Golos, seorang ahli seismologi yang bekerja di Universitas Wisconsin-Madison Ia mempelajari gempa bumi tetapi tidak terlibat dalam penelitian baru ini.

Getaran Stadion

Ini bukan pertama kalinya para ahli seismologi mengukur getaran dari stadion. Pada tahun 2011, para penggemar Seattle Seahawks (sepak bola) mengguncang stadion kandang mereka dengan sorak-sorai setelah touchdown yang menakjubkan. Dan pada bulan Juli 2023 lalu, para Swifties mengguncang stadion saat konser di Seattle.

Guncangan dari peristiwa-peristiwa tersebut berbeda dengan gempa bumi. Gempa bumi biasanya hanya berlangsung beberapa detik, sebaliknya, "getaran konser" dapat berlangsung selama beberapa menit.

Tanah juga bergerak dengan cara yang berbeda selama gempa bumi dan konser. Gempa bumi terjadi ketika lempengan besar kerak bumi, yang disebut lempeng tektonik, bergeser. Pergeseran tersebut secara permanen mengubah struktur tanah, sedangkan guncangan yang disebabkan oleh kerumunan orang biasanya tidak mengubah bentuk Bumi.

Getaran konser "lebih mirip percikan air di genangan air," jelas Gabrielle Tepp. Dia adalah seorang ahli seismologi di California Institute of Technology di Pasadena (Amerika Serikat). "Anda melihat percikan air yang keluar, tapi setelah Anda selesai mencipratkan air, air akan kembali seperti semula."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Membuat Gelombang

Para penggemar yang menari menyebabkan gelombang seismik, yang ditunjukkan di sini sebagai batang kuning, pada malam saat Taylor Swift tampil di Inglewood, California bulan Agustus 2023.

Pola yang sama terjadi pada tanggal 4 Agustus (gambar di atas) dan 8 Agustus (gambar di bawah) saat para penggemar menari mengikuti lagu-lagu Swift. Konser 8 Agustus dimulai lebih awal, sehingga sinyalnya pun demikian. Tidak ada getaran yang teramati pada tanggal 6 Agustus (pita tengah) karena tidak ada konser saat itu.

Ahli seismologi menggunakan instrumen serupa untuk mendeteksi gempa bumi dan getaran konser. Dalam studi baru ini, tim Tepp memasang sensor gerak di dalam dan di sekitar Stadion SoFi di Inglewood, California. Mereka melakukan hal ini tepat sebelum pertunjukan Eras Tour pertama Taylor Swift di sana.

Instrumen-instrumen tersebut mengukur guncangan dari stadion selama konser Swift pada tanggal 5 Agustus 2023. Sekitar 70.000 orang menghadiri pertunjukan tersebut.

Untuk beberapa lagu yang dibawakan malam itu, frekuensi getarannya sejalan dengan irama lagu. Para peneliti dapat mengidentifikasi hampir setiap lagu yang dibawakan Swift dengan memanfaatkan frekuensi dan durasi getaran.

3 dari 4 halaman

Getaran Berkekuatan Magnitudo 0,85

Stadion berguncang paling hebat saat Taylor Swift membawakan lagu "Shake It Off". Selama lagu tersebut, tribun penonton melepaskan energi yang sama besarnya dengan gempa bumi berkekuatan magnitudo 0,85. Itu tidak cukup kuat untuk dirasakan oleh manusia, tetapi melepaskan energi yang sama besarnya dengan meledakkan beberapa ons TNT atau Trinitrotoluene (senyawa nitrogen organis).

Energi tersebut dilepaskan sepanjang lagu. Sementara gempa bumi (atau ledakan TNT) biasanya melepaskan semua energinya dalam beberapa detik.

Perbedaan antara gempa bumi dan getaran konser seperti "perbedaan antara ledakan kembang api dan deru mesin jet," kata Tepp. "Mereka mungkin melepaskan jumlah energi yang sama. Tapi ledakannya terjadi sangat cepat. Semuanya terjadi sekaligus. Sedangkan dengan mesin jet, Anda melepaskan (energi) dalam waktu yang lebih lama. Jadi, ledakannya tidak terlalu keras pada puncaknya, tetapi berlangsung lebih lama."

4 dari 4 halaman

Menemukan Sumber Seismik

Tepp dan rekan-rekannya ingin mengidentifikasi apa yang menyebabkan guncangan pada konser Taylor Swift. Apakah penggemar yang melompat-lompat, sistem suara, atau instrumennya?

Untuk mengetahuinya, tim tersebut memasang speaker portabel di samping sensor gerak di laboratorium mereka dan menaikkan volume speaker sepenuhnya. Kemudian Tepp menancapkan gitar bassnya dan memainkan irama sederhana melalui speaker. Mereka juga menyetel lagu "Love Story" dari Swift dengan volume tertinggi pada speaker. Tepp bahkan melompat-lompat di dekat sensor sambil mengikuti irama pada reff terakhir.

Sensor menangkap getaran yang cocok dengan getaran dari konser hanya ketika Tepp melompat-lompat. Hal ini menunjukkan bahwa getaran yang diukur pada 5 Agustus 2023 berasal dari para penggemar yang melompat dan menari.

Temuan ini memberi tahu para ilmuwan tentang lebih dari sekadar getaran konser. Memahami bagaimana stadion bergetar sebagai respons terhadap kerumunan orang banyak dapat membantu membuat bangunan lebih aman, kata Golos. "Kita juga bisa lebih memahami perilaku manusia" dengan menggunakan data seismik seperti itu, katanya. "Saya pikir ada banyak informasi menarik yang tersembunyi di sana."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini